Berpose di spot Rays Of Light Kebun Bambu (Boon Pring) Andeman Sanankerto, Turen, Malang |
Obrolan malam ini bersama Ghozali dan Pak Dono (pemilik penginapan) mengerucut bahasannya ke Boon Pring Andeman. Beliau menceritakan kalau Boon Pring Andeman merupakan lokasi yang tepat memotret cahaya yang menyusup di antara batang bambu. Kabut tipis di dalamnya membuat pemandangan indah.
Aku sering melihat potret seperti itu, namun aku tidak tahu apa istilahnya. Ghozali-lah yang memberikan pencerahan padaku jika namanya Rays Of Light. Obrolan ringan namun mengena, setidaknya semalam dengan sosok satu ini membuatku banyak belajar khususnya di dunia fotografi.
“Biasanya orang lebih simpel mengatakan ROL,” Tandas Ghozali.
Malam makin larut, suara Jangkrik terdengar bersahutan meriah. Terkadang diselingi suara Tokek yang nyaring. Kami berbincang hinggal pukul 23. 20 WIB, setelah itu kami berdua pamitan rehat.
Oya, kami berdua merupakan tamu pertama dari homestay milik Pak Dono. Beliau antusias dengan kedatangan kami, dan beliau meminta masukan mengenai konsep homestay yang menurut kamu baik. Di acara #EksplorDeswitaMalang ini, kami bersepuluh dibagi menjadi 3 homestay, dan lokasinya lumayan berjauhan.
*****
Pagi menyapa Desa Wisata Sanankerto, Turen, Kab. Malang. Aku dan Ghozali sudah bersiap menuju Boon Pring Andeman ditemani Pak Dono. Kali ini rombongan lain sengaja kami tinggal, dan menunggu mereka di lokasi.
Pak Dono sudah di atas motor yang dimodifnya menjadi seperti motor Trail, aku dan Ghozali kebagian jatah motor satunya. Kami bertiga menyusuri jalan menuju Boon Pring. Tidak jauh lokasinya, hanya sekitar 10 menit naik motor, kami sudah sampai lokasi. Di depanku rerimbunan kebun bambu, di tengahnya jalan setapak.
“Kok gerimis ya?” Celetukku
“Ini bukan gerimis, ini tetesan embun yang ada di daun bambu,” Jawab Ghozali.
Aku memastikan apa ini hanya tetesan embun atau benar-benar gerimis. Kucari tempat yang tidak tertutup dedaunan bambu, nyatanya tidak ada tetesan di sana. Benar sekali jawaban Ghozali yang dikuatkan Pak Dono, ini hanya tetesan embun. Udik sekali aku, baru kali ini merasakan tetesan embun laksana gerimis.
Semburat cahaya menyusup di rerimbunan pohon Bambu |
Kami bertiga menunggu rombongan lain yang sedang diperjalanan. Begitu kumpul, kami beriringan menapaki jalan lembab yang di bawahnya berserakan dedaunan. Boon Pring Andeman merupakan kebun bambu seluas 26 hektar, dan sudah mempunyai koleksi sebanyak 65 jenis bambu.
Elok sekali dengan kebun Bambu seluas ini, potensi untuk dijadikan sebagai Ekowisata Bambu cukup mumpuni. Sekarang Boon Pring masih sekedar destinasi alternatif bagi para pengunjung, mereka lebih banyak bermain di Pulau Sekar Putri. Tapi niat kuat para pokdarwis Desa Wisata Sanankerto ditambah pak lurah yang mempunyai visi misi jelas bakal mendongkrak wilayah ini lebih dikenal.
Diruntut dari sejarahnya, bambu di Desa Wisata Sanankerto sudah ada sejak tahun 1910. Bambu-bambu di sini dipelihara dengan baik, dan berdekatan dengan mata air. Kegiatan awal yang dilakukan adalah konservasi, dan ada rencana ke depan menjadikan sentra bambu. Akan aku tulis di artikel lain berkaitan dengan sentra bambu di Desa Wisata Sanankerto.
Teman-teman mulai memotret ROL |
Boon Pring Andeman mempunyai makna anugrah yang selalu mengalir dari Bambu. Ini bisa dijabarkan jika Desa Wisata Sanankerto benar-benar menjadikan Bambu sebagai salah satu mata pencaharian. Semoga bisa seperti Desa Wisata Malangan yang menggeliatkan ekonomi karena kerajinan bambunya.
Lebih dari empat anggota Pokdarwis Desa Wisata Sanankerto mendampingi kami di Boon Pring Andeman. Kami penasaran dengan semburat cahaya yang menerobos batang-batang bambu. Cahaya itulah yang ingin kami abadikan bersama. Beruntung, sebelum kami mengabadikan, setelan kamera sudah diatur Ghozali. Jadi aku dan lainnya tinggal memotret saja.
Tidak hanya aku saja, Mas Halim dan Hanif-pun meminta bantuan Ghozali untuk menyetel aturan di kameranya. Sementara kami masih mengotak-atik kamera, teman yang lainnya sudah asyik berpose di salah satu spot ROL. Memang masih pagi, jadi cahaya yang menyusup belum begitu maksimal.
Rays Of Light, seperti ini pemandangannya jika di kebun Bambu |
Di Boon Pring Andeman, ada beberapa titik yang bisa mengabadikan Rays Of Light. Tempat yang paling digandrungi adalah yang berada di tengah-tengah kebun bambu. Di sini Rays Of Light muncul dalam jarak satu jam. Antara pukul 07.00 – 08.00 WIB. Di titik lain waktunya juga berbeda, tergantung posisi mentari yang menerangi rimbunnya bambu tersebut.
Kabut tipis berbalut dengan cahaya mentari pagi hari benar-benar menakjubkan. Bagi para pecinta ROL, aku yakin tempat seperti ini menjadi idaman. Berbagai rerimbunan Bambu menghasilkan cahaya ROL, hanya saja yang paling jelas ada di depan kami. Kami setia menunggu sampai mentari sampai atas dan cahayanya menyusup di antara sela-sela batang bambu dan berpendar ke segala penjuru.
Keindahan pagi, cahaya mentari yang berpendar |
Kebun bambu yang luas ini mempunyai sedikitnya empat spot untuk memotret ROL. Hanya saja yang paling besar itu berada di tengah tadi. Sementara ada yang besar lagi dekat tempat parkir kendaraan. Tidak sengaja kami memotretnya sewaktu perjalanan pulang.
Oya, kebun Bambu di Desa Wisata Sanankerto ini didominasi Bambu Wulung, Petung, Peting Petung, dan lainnya. Bambu-bambu ini diberdayakan oleh warga setempat untuk membuat Tusuk Sate, aneka karya seperti Pot, Asbak, dan model-model lain.
Seperti yang kubilang tadi, teman-teman sangat antusias memotret ROL. Tidak hanya memotret, mereka juga kompak kalau diabadikan di sana. Seperti inilah keramaian teman-teman #EksplorDeswitaMalang, para bloger yang sebagian baru pertama jalan bareng tak sungkan berpose.
Seperti ini antusias teman-teman kala dipotret, ada yang teriak "Hokya" |
“Mumpung ada fotografer, jadi kita bisa bergaya,” Celetuk salah satu di antara rombongan.
Siapapun yang bilang tadi, pastinya yang dimaksud adalah Mas Ghozali. Sedari hari pertama, dia yang paling sibuk dengan peralatannya. Kami bersembilan tinggal pencet-pencet kamera, mengatur setelan “auto” dan mengabadikan. Sementara dia harus menenteng beberapa lensa, dan mengambil setiap sudut destinasi yang akan dibuat Foto Panorama 360.
Pokdarwis Desa Wisata Sanankerto tak mau ketinggalan. Pak Dono dan rekannya sedang berbincang di salah satu satu spot ROL. Tak ayal, keberadaan beliau berdua menjadi rebutan teman-teman untuk mengabadikannya.
“Hadap sini pak, sambil melambaikan tangan,” Pinta Hanif.
Pak Dono dan rekannya berpose di bawah sinar mentari |
Beliau mengikuti intruksi teman-teman, dalam beberapa menit, Pak Dono dan rekannya menjadi model sesaat. Kombinasi semburat cahaya dan motor bebek yang dimodil menjadi trail cukup bagus diabadikan.
Hari terasa cepat siang. Kami harus meninggalkan Kebun Bambu “Boon Pring” Andeman menuju destinasi selanjutnya. Selama di perjalanan ini, aku melihat banyak mata air yang berpotensi dikembangkan. Bahkan sebenarnya di dekat Boon Pring pun sudah ada kolam renang anak kecil yang dibangun beberapa tahun silam.
Seperti teman lainnya, aku tak ingin menyia-nyiakan kesempatan memotret Rays Of Light di Boon Pring ini. Foto yang paling atas itu aku meminta Ghozali untuk mengabadikan. Ketika teman-teman lainnya sudah berjalan ke area parkir motor, aku menaruh kamera di tanah dan mengabadikan sendiri.
Mengabadikan diri di Kebun Bambu (Boon Pring) Andeman, Sanankerto |
Memang kalau sudah terbiasa pose sendiri dan memotret sendiri itu tamengnya tepat. Puas mengabadikan diri sendiri, aku mengejar langkah teman-teman yang sudah di depan. Boon Pring Andeman mempunyai potensi yang besar jika dikembangkan lebih maksimal,
Ada wacana dari Kepala Desa Sanankerto untuk membangun sebuah museum bambu di sini. Sebuah langkah besar jika hal tersebut terealisasikan. Akan menjadi langkah yang besar bagi Desa Wisata Sanankerto, dan menjadi kebanggaan Indonesia jika memang niat tersebut terealisasikan. Sampai sekarang sudah ada 65 jenis bambu di Sanankerto, jumlah yang menurutku sudah banyak.
Jika memang akan dibuatkan museum, lebih baik lagi jika setiap jenis bambu yang akan ditanam diberi tulisan jenis dan keterangannya pada sebuah papan. Dan Boon Pring Andeman dikelola lebih baik lagi, minimal jalan setapaknya lebih bersih dan diberi pagar pembatas. *Rangkaian kegiatan Travel Blogger Explore Desa Wisata Malang (Tagar #EksplorDeswitaMalang) dipersembahkan oleh Forkom Desa Wisata Malang 14 - 17 April 2017.
Boon Pring Andeman Sanankerto, Turen, Kab. Malang
Alamat: Jalan Kauman RT 5, Sanankerto – Turen
Narahubung: 0838-4882-4802 (Mas Rudi)/ 08533-167-4242 (Mas Wahyudi)
Baru tahu foto model begini dibilang rays of light. Keren euy foto-fotonya. Selfie di sana kece kayaknya hahaha
BalasHapusomnduut.com
Sama om, ini tahu juga dari teman :-D
HapusOlala mas dikau lucu sekali, embun dibilang gerimis hahaha
BalasHapusYg ku ingat pisang gorengku kamu ambil dan makan #timlapar hahaha
Main-main kesini emang enaknya kalo pagi, kerasa udaranya sejuk sekali.
Semoga museum hidup boon pringnya segera terselesaikan :) Amin
Kenapa aku kange pisang goreng tersebut. Demi Allah lahap banget aku makannya :-D
HapusBagi kameraku yang biasa saja, rasanya kepingin ngulangi ambil gambar pas agak siangan biar bambu-bambunya terlihat jelas hehehe. Boonpring ini memang puncak banget ya. Kalau disuruh ngulang ke sana lagi nggak nolak deh. ^^
BalasHapusHahahhaha, selama ada teman yang lebih paham tentang potografi, kita bakalan bisa kangen dengan spot seperti boon pring mas :-)
Hapusnang ndesoku jenenge papringan... persis banget suasanane...
BalasHapustapi berhubung mbiyen pas cilik durung kenal kamera, dadi ya durung kenal ROL juga.
saiki wes merantau, udah gak pernah lihat kaya gitu lagi, heuheuheu
setahun sekali pas mudik
Kosku malah namanya Papringan mas. Dan di sana nama gangnya jenis-jenis bambu. Dulu tahunya takjub saja mas liat cahaya seperti itu
HapusSalam perkenalan dari Malaysia .. jemput join segment bloglist saya di http://ameridzuan.blogspot.my/2017/05/the-amerzing-bloglist.html
BalasHapusHalo salam kenal :-)
Hapushaii masss,,,, hehe aku dah lama engga main kesini kayanya nih, ini spotnya aku kaya engga asing gitu,,tp pernah liat dimana yaa, dari tadi kepikiran wkwkwk
BalasHapusHai hahahhaha
HapusGimana kuliahnya, semoga tetap lancar dan bisa nahan kangen tanah air. Aku loh nungguin ulasan kamu tentang Caen, gimana suasananya, masyarakatnya, dan apapun yang kamu rasakan di sana.
Semoga sukses di Prancis :-)
Aku penasaran cara bikin poto kayak gitu mas Nasir :D
BalasHapusFotomu nggak kalah keren mas :-)
Hapuskapan hari ntar berangkatnya pagian, jadi bisa dapet ROL yang rendah, lalu mau pose kamehameha ah....ahahhaa
BalasHapusHahahahha idemu cukup menarik mas. Nggak mau model pukulan matahari tah? :-D
Hapusiku kudune ngisore dibersihak karo pas tumbuh e pring kui di pageri sing apik ben menarik ya..
BalasHapusBenar, sementara pengelola harus bekerja ekstra keras lagi untuk mengkonsep lokasi ini.
HapusIni kalo di konsep seperti pasar papringan kayak di temanggung keren juga nih mas :D
BalasHapusSebenarnya malah lebih bagus dikonsep seperti ini mas. Di sana pusatnya mata air, dan akan riskan jika model pasar papringan diadakan di sekitar boon pring. :-)
Hapuspasar papringan sesok pindah, ada tempat baru lagi..lagi dipersiapkan sempet nengok kemarin aku
HapusDaerah e masih sama atau beda?
HapusBisa foto rol nya sampai jam berapa itu mas kira-kira?
BalasHapusAh aku malah ngebayangin kalau malam hari, huhu serem
Semoga museumnya segera terwujud. Lumayan juga ada 65n jenis empring yang entah kaya gimana aja itu
Jam 8-10an kayaknya masih bisa tapi beda lokasi. Bayangin kok malam-malam, emang mau semedi kakakakkak
HapusTempat nya sangat asyik banget Mas untuk foto" dengan sinar matahari yt menyinarin bebambuan "siluet" jadi nya ya.. Wah bambu nya banyak manfaat nya juga..
BalasHapusBenar mas, bisa buat spot asyik berfoto loh rimbunan bambu
HapusGilaaaa Rays Of Light,,, baguss banget...padahal konsepnya sederhana saja... woow,,, ada 65 jenis bambu...aku malah lebih udik lagi mengira kalau bambu itu jenisnya cuma satu ehhehe
BalasHapusHahahahha, masih ada banyak lagi jenisnya yang belum dimiliki
HapusTernyata namanya Ray Of Light. Sesuatu yamg cantik yang sering muncul di kisah dongeng dongeng peri.
BalasHapusYapp, saya juga baru tahu dari teman :-)
HapusPuji Tuhan...pendar cahaya ROL-nya cakep banget Mas. Nggak dinyana dari kebun papringan tersimpan keelokan ini. Melalui postingan Mas Sitam aneka desa wisata tersaji elok.
BalasHapusMakasih mbak, kita sama-sama hanya bisa menuliskan apa yang kita lihat disajikan semenarik mungkin
HapusRasanya yaaaa, kyk ada kesan mistis ato agung kalo melihat foto ROL ini :)...cocok utk film yg menggambarkan seolah2 ada malaikat ato rasul turun ke dunia :D..
BalasHapusMungkin karena cahayanya berpendar dari satu titik mbak.
Hapusapiiiikk mas. next aku mbok diajari :D
BalasHapusLatihan bareng, aku loh lagi latihan hahahhaha
Hapuswihh keren, bisa betah tuh lama disana buat foto foto
BalasHapusSelain buat berfoto, lokasinya juga asyik untuk bersantai melepas lelah.
HapusWah makasih infonya, mas. Baru tau aku ada istilah ROL. Pengen foto di kebun bambu kayak gitu, di tempatku dulu banyak tapi sekarang udah ga ada. Kebanyakan dibersihin karena banyak ular kobra. hehehe
BalasHapusSama-sama mas. Wah memang semak-semak dari bambu itu banyak banget sih. Biasanya harus rutin dibersihkan :-)
HapusHarus banget balik ke sini. Kurang puas ambil gambarnya :D. Ohya akhirnya berjumpa dengan mas Sitam hahaha
BalasHapusHai akhirnya bertemu Bloger Kediri. Makasih loh ya pisang gorengnya kaakkakakka
Hapuskerennn ... pengen banget moto ROL ..
BalasHapusjenis lensa juga kayaknya sangat berpengaruh sama hasil fotonya ya mas
Lensanya bawaan kamera kang. YAng jelas setelannya kudu bener dan Rolnya emang jos :-)
Hapussetelah baca artikel ini saya baru tahu mengenai istilah ROL. Hehe mohon dimaklum yah mas wk. waduh pingin dong difoto dibalik bambu-bambu itu, soalnya belum pernah difoto dibalik bambu kaya mas ini hehe
BalasHapusSaya juga baru tahu istilah ini mas. Dan memang cakep banget sih :-)
HapusKereeeen, sperti cahaya dr surga. *halah* hahaha kalo dipake bt wisata mlm kyknya lebih seru yak. wkwkwkwk
BalasHapusYakin berani wisata malam di sini? Kakakakkakka
HapusTaunya malah lari duluan
nah ini rays of light, bukan kayak om itu tuuuuhhhh wkwkkw
BalasHapusHokya...
HapusOm yang mana kakak hahahahhaha
Koyoke jogging di sini atau sekalian pre wedding asyik yo Nasi. Boon Pring ini beneran deket Turen tah?
BalasHapusHokya mainkan foto prewed di sini, aku temani ke sini deh ahhahahaha.
HapusIya, ini kecamatannya di Turen.
memang jadi dramatis ya ray of lightnya..
BalasHapusBenar koh, bagus kalau pagi hari
HapusMas Ghoz suhu kita semua. aku juga diajari setting kamera yng rumit banget. Haha. Tanpa Mas Ghoz, mungkin gambar2 yg aku hasilkan terkesan biasa saja.
BalasHapusIstilah ROL ini cukup populer di Gua Jomblang sebenarnya.
Hahahahaha, dan beruntung ada dia selama di Malang :-D
Hapusbagus banget yaaa,, selama ini aku kalo desprate udh nungguin RoL ternyata ga dapet, udah bakar2 aja dikit hahaha atau make applikasi Rays di ipon T_T
BalasHapusHeeeee, kudu sabar nunggu ROL. Tapi kalau lokasinya emang ajib bisa dapat kok :-)
Hapusmas .... bolehkah saya pakai satu fotonya untuk artikel saya :)
BalasHapusThanks :)
Silakan mbak, dengan catatan tetap menyantumkan sumber foto ya. Terima kasih kembali
Hapus