Omah Kelingan Temanggung dengan bentuk rumah yang unik |
Semakin
lama, pengunjung Pasar Papringan Temanggung bertambah ramai. Aku menepi ke dekat jalan arah pintu masuk. Di
sana aku dan Charis duduk melepas lelah. Melihat antusias pengunjung yang silih
berganti keluar – masuk pasar yang hanya buka pada Minggu Wage saja.
“Di dekat sini ada bangunan unik seperti ini
loh,” Celetuk Charis.
Di layar
smartphone dia, sebuah akun Instagram Temanggung memposting sebuah banguann
unik. Seperti rumah berbentuk kapsul di tengah-tengah pepohonan. Di bawah
keterangan tertulis “Omah Kelingan”. Belum sempat aku bertanya pada salah satu
panitia yang mengurusi Pasar Papringan mengenai keberadaan tempat ini, Charis
menunjuk ke salah satu area perkebunan yang tidak jauh dari Pasar Papringan. Di
sana terlihat rumah yang ada di Instagram tersebut.
Aku
mengikuti para pengunjung berjalan menuju Omah Kelingan. Pagi ini, sebagian
besar pengunjung Omah Kelingan adalah orang yang tadi berkunjung di Pasar
Papringan. Hanya berjarak 30 meter mungkin antara kedua lokasi. Sebuah gapura
kecil tepat di depan rumah tersebut menyambutku.
Kreasi wajah terbuat dari Kelapa kering |
Sebuah
hasil karya tangan orang yang kreatif menjadikan sabut kelapa menyerupai wajah
dan tergantung di atas pagar. Aku pernah membuat karya seperti ini waktu SMP.
Ketika itu diwajibkan dari kami membuat karya dengan bahan dasar kelapa dan
sabun mandi. Karena itulah dulu aku membuat Tikus dari kelapa yang lonjong dan
lambang apparel Kappa (sejoli yang
saling menempel punggung dan terlihat siluet) dari bahan dasar sabun batang.
Tepat di
depan gerbang, dua orang perempuan dan lelaki berbincang santai. Sekilas yang
kudengar, perbincangan itu tentang perihal Pasar Papringan. Lelaki tersebut memperkenalkan diri kalau dia berasal dari
Magelang, tepatnya di Borobudur yang juga sedang mengelola semacam desa wisata.
Sementara perempuan yang diajak ngobrol adalah salah satu pengelola di tempat
ini. Info mengenai perempuan tersebut dari salah satu panitia Pasar Papringan.
Di sini juga aku tahu jika Omah Kelingan ini dikelola Pak Singgih. Sosok yang membuat
konsep Pasar Papringan dan dikenal dengan Sepeda Bambunya. Sayang aku tidak
bisa bertemu langsung dengan beliau. Menurut informasi, beliau sedang tidak
berada di Temanggung.
Omah
Kelingan ini mempunyai banyak rumah-rumah yang terbuat dari kayu dan berdinding
ayaman bambu. Ada juga rumah panggung yang terbuat dari papan. Sementara rumah
paling depan ini berdinding batang-batang bambu yang pasang teratur. Rumah ini
terkunci sehingga aku tidak bisa masuk. Dari jendela terlihat di dalamnya dalah
tempat luas dan setiap sisi terdapat banyak foto yang dipajang. Tempat ini
semacam galeri foto sekaligus aula untuk beraktifitas selama berada di Omah
Kelingan.
Foto-foto terpajang di dalam ruangan |
Omah
Kelingan ini berada di tanah yang ditanami Kopi. Lokasinya juga sebesar
lapangan bola, dan terdapat ruas jalan untuk dilalui untuk menuju rumah-rumah
di sana. Waktu aku ke sini, pohon-pohon Kopi ini tingginya sekitar 1.2 meter.
Jadi jelas terlihat direrimbunan pohon Kopi ada rumah-rumah yang menjulang
tinggi dan berbentuk unik. Rumah-rumah inilah yang menarik perhatian para
pengunjung.
Tidak
sempat kuhitung ada berapa banguan rumah di sini. Seingatku ada tiga Rumah
Kapsul/Kepompong, satu rumah Panggung, satu rumah kecil di belakang rumah
panggung, dan rumah paling depan tadi. Kalau tidak salah ada enam banguan rumah
di sana. Dari keseluruhan bangunan, setiap pengunjung tertarik ingin berfoto di
rumah yang berbentuk kapsul tersebut. Di sebuah tangga rumah Panggung terdapat
tulisan larangan menaiki sampai atas.
Rumah
berbentuk Kapsul, ada yang bilang Rumah Kepompong, bahkan ada juga yang
menyebutnya Rumah Pohon, dan sebagian lagi menyebutnya dengan Omah Landak ini menyita perhatian para pengunjung. Mereka rela
antri untuk berfoto di atas. Rumah ini beratapkan rumbai, berdinding anyaman
bambu dan berdiri seperti rumah panggung. Sebuah tangga tegak menjadi titian
ketika ingin menaiki rumah tersebut. Pintunya berbentu bulat, sementara ada
jendela yang tertutup dengan tirai transparan. Unik juga rumah ini.
Rumah Kapsul/ Rumah Kepompong di Omah Kelingan Temanggung |
Aku
tidak sempat melihat isi di dalamnya berhubung antri berfoto. Konsep yang
menurutku sangat bagus dibuat oleh Pak Singgih serta pengelola lainnya. Dari
informasi warga setempat yang rumahnya tidak jauh dari lokasi Omah Kelingan,
rumah-rumah ini adalah penginapan. Sehingga orang bisa menginap dan melakukan
aktifitas selama di sini. Mereka juga nantinya dijamu dengan makanan
tradisional.
Berhubung
tidak banyak aku dapatkan mengenai informasi penginapan ini, aku coba mencari di Google berkaitan dengan
Omah Kelingan. Salah satu website Homestay Spedagi menjelaskan jika tak hanya Omah Kelingan saja yang dikelola. Ada
tiga tempat yang dikelola yaitu; Omah Kelingan, Omah Yudhi, dan Omah Tani.
Setiap tempat harga menginapnya berbeda-beda. Di sini juga tercatat untuk
menginap di Omah Kapsul tarifnya 220K/malam. Selain informasi mengenai paket menginap di Omah Kelingan, di sini juga kita mendapatkan informasi mengenai
Sepeda Bambu. (Untuk info lebih lengkap silakan buka webnya Homestay Spedagi).
Pengunjung
di Omah Kelingan masih sabar antri berfoto. Aku pun tidak mau ketinggalan.
Berkali-kali memotret para perempuan yang asyik berpose di Rumah Kapsul. Ada
sekelompok perempuan SMA yang asyik berpose secara bergantian. Kemudian mereka
memintaku mengabadikan ketika berempat. Ya, menjadi juru potret bagi mereka pun
kulakukan. Di saat bersamaan, aku juga meminta ijin mereka jika aku memotret
menggunakan kameraku juga.
Mereka yang berfoto di Omah Kelingan Temanggung |
Hai mbak! Aku lupa siapa namamu |
Konsep penginapannya unik. Langsung keinget Tarzan. :D
BalasHapusHahahaha malah sampe sana.
HapusMas ini yang ngelola pas Singgih loh, kan kamu kenals ama beliau ahhahahah
kereeeen... ngopi disitu kayaknya enak...
BalasHapusBenar banget hhehhhe. Pasti bakalan syahdu
HapusJadi pengunjung bebas mendekat rumah kepompong itu ya, Sitam? Kukira ada pagar pembatas atau yang boleh masuk hanya tamu yang menginap. Jadi pingin coba nginep di sana tapi cari waktu pas Papringan atau nggak ya? #kemudiangalau hahaha
BalasHapusBoleh mas. Mending ke sana pas Minggu Wae, jadi dapat agenda pasar papringannya ahahaha. Sambil liat dedek-dedek foto di sana *eh
Hapuswuih seru juga tuh bisa nginep di situ semalam... merasakan suasana malam nya
BalasHapustapi semoga gak banyak nyamuk ya, heuheuheu
Heeee. Kalau nyamuk banyak pakai selimut tebal hahahahah
HapusTau aja cewek cantik, langsung maen jepret. Kwaaakwaaa :D
BalasHapusNaluri cowok emang gitu, Beb hahahahhah. Kapan ajak pacar main ke Jogja? kakakakkaka
Hapuskandangan sebelah mana ini mas :3
BalasHapusDesa Caruban. Kalau dari arah Parakan nanti ketemu kantor kecamatan kandangan, lurus dikit sekitar 200 meter ntar ada pertigaan (depan sma atau apa lupa aku). Dari sana sudah ada plang untuk sampai pasar papringan karena lokasinya hanya seberangan jalan saja.
HapusUnik banget, mas. Pengin banget bisa merasakan menginap di sana. Kayaknya seru ya kalau buat acara semacam bloger camp.
BalasHapusKali ajakita diundang ke sana mas hahahahha
HapusWoo kopine kae seko kene to.. tak kiro jupuk ko endi, sek pas neng wandot.
BalasHapusWoalah hahaha. Iso pesen chari rek pengen kopi temanggung, dab.
HapusInstagenic banget yaa rumahnya. Honeymoon disitu enak kali :)
BalasHapusBener juga pemikiranmu mbak. Aku setuju hahahahahha
HapusTempat2 seperti ini cocok digunakan untuk tempat retret. Melonggarkan pikiran sejenak dari kepenatan hidup akibat rutinitas. Apalagi ditemani hangat secangkir kopi. Memang sih, kadang banyak nyamuknya, tapi kalau pagi buat yoga bisa banget ini menghadirkan perasaan 'innerpeace'
BalasHapusSetuju banget mas. Jadi ingat acara kantor kalau akhir tahun biasanya retret sambil kembali membuat suasana agar lebih erat.
HapusRumah-rumahnya etnik dan unik ya Mas, hehe. Bisa merasakan alam yang sebenar-benarnya, termasuk gigitan nyamuk di malam hari, hehe. Sekalian jelajah alam dan mendengar suara-suara alam. Suka dengan asri dan hijaunya alam di sana. Cuma mesti hati-hati juga kalau ada satwa-satwa alam lainnya yang kurang begitu diharapkan kehadirannya, misalnya ular atau lintah, hehe.
BalasHapusMemang harus dipertimbangkan mas. Minimal kita membawa pakaian yang lengkap dan kalau bisa sepatu tebal.
HapusKeren mas, sambil ngblog di situ sepertinya enak ya. Bisa juga untuk bersantai sm keluarga.. :)
BalasHapuslumayan juga tarif permalamnya ya mas untuk nginap disitu..
Kalau tarif segitu sepertinya murah loh untik tempat yang unik :-)
Hapusasik. syahdu sekali tempatnya. ada kebun kopinya lagi.
BalasHapuskamu lupa nama mba yg beljilbab itu? tapi g lupa minta nomornya kan ya? bagi dong
Aku kan orang setia, Nif. Jadi lupa semuanya hahahahahah
Hapusitu jendelanya gak pake gordyn atau apa gitu, ya? Ngebayangin nginep di sana trus pengunjung bisa bebas lihat ke dalam :D
BalasHapusKayaknya di dalamnya ada gordynnya mbak. Tapi pas aku ke sini seperti itu :-D
HapusMas, jangan-jangan itu rumah hantu, hahaha
BalasHapusHustt nggak boleh bercada gitu, :-)
Hapusbagi ibue dan anak-anak yang penakut kayanya kurang pas kalau diajak nginap di omah kelingan Temanggung itu mah....bagusnya ngajak tetangga ajah ah nginepnya
BalasHapusHahahahaha, enaknya kalau rame-rame kang :-D
HapusBaru tahu ada rumah kepompong... boleh lah nanti kemari...
BalasHapusLangsung agendakan mas ehheheh
Hapusselain bisa nginep di situ, sekalian bisa mengamati mbok-mbok ada hewan luwak yang melintas hendak makan biji-biji kopi yang sudah matang, cocok banget ini apalagi hawa temanggung yang sejuk..
BalasHapusHahahah, jadi pengitai hewan dong hahahhaha
HapusLingkungan sekelilingnya hijau. Bentuk bangunan juga unik. Jadi pasti banyak orang berfoto-foto disana ya Mas seperti gadis-gadis yang ada di atas :)
BalasHapusAsri banget buk, itu gadis-gadinya cuma bonus kok buk ahahhahahah
Hapuslagi musim rumah kayak kempompong ya kak
BalasHapusIya kah? Aku malah baru tahu hahahahah. Kudet banget aku :-(
Hapuspasti udara paginya sangat sejuk ya?
BalasHapussaya punya rumah pohon mas, tapi kecil hehee :D
Wah asyik kalau punya rumah pohon msa. Diulas dong di blog :-)
HapusSayang kok foto dalamnya nggak sempet difoto ya Mas..
BalasHapusPintunya tertutup mas, terus itu yang traspran juga buka pas di tangga. Jadi nggak mau ambil resiko, nggak baik hahahahah
Hapussungguh kreatif yg buat konsep penginapannya
BalasHapusDan bisa menarik pengunjung :-)
Hapusunik ya tempat nginepnya ...
BalasHapustapi kalau rame sampe antri yang foto ... apa yang nginepnya nyaman ya .. hehehe
Ini ramai pas ada acara Pasar Papringan kang. Kalau tidak ada sepi kok :-)
HapusHmmm, bikin ngiler deh lokasinya. Kece bener Mas
BalasHapusEnak lagi kalau bisa nginap di sana pak :-D
Hapushaii... aku warga temanggung loh.., sayangnya sekarang pasar papringan sudah tak ada lagi.. :(
BalasHapusHai mbak. Salam kenal
HapusSayang sekali Pasar Papringan sudah tidak ada, padahal geliatnya sudah bagus. Saya berhasil ke sana satu kali dan sebenarnya pengen ke sana lagi.