Tak lebih dari lima bulan, aku
kembali menjejakkan kaki ke Malang. Jika kunjungan pertama itu bareng teman
kantor (lantai satu), kali ini kunjungannya dengan teman-teman kantor yang
berada di lantai dua. Jangan dipikirkan bagaimana itu bisa terjadi, tapi
namanya juga “keberuntungan” berpihak padaku. Di kala aku sedang kehabisan
bahan tulisan ditambah kurang liburan, mendadak ada email ajakan (malah semacam
kewajiban) ikut liburan ke Malang kudapat. Tanpa berpikir panjang, aku langsung
mengkonfirmasi keikutsertaan.
Malam ini, aku sudah berada di dekat
ATM BCA di dalam Stasiun Tugu Jogja. Di sini nantinya rombonganku menaiki
Kereta Api Malioboro Ekspress menuju Malang pada pukul 20.45WIB. Serambi
menunggu, kusempatkan membaca salah satu novel yang tadi asal kusambar sesaat
sebelum menutup pintu kamar. Ya, novel yang berjudul “Emak” ini akan menjadi Teman Seperjalananku menuju Malang.
Seperti dua novel sebelumnya yang sama-sama aku bawa ketika menyambangi Malang
kali pertama akhir 2015.
Bacaan selama di Kereta Api Jogja - Malang |
Satu-persatu calon penumpang kereta
api mulai berjalan mencari gerbong yang dituju. Aku menuju gerbong 3 eksekutif.
Di tiketku terpampang angka 4D, tempat di mana nantinya aku merebahkan tubuh
seraya menikmati perjalanan panjang sampai dini hari di dalam kereta.
Perasaanku baru saja aku duduk, ternyata kereta sudah bergerak pelan
meninggalkan Stasiun Tugu. Menyusuri jalanan rel dikeramaian malam. Tampak
jelas dari balik jendela Kali Code yang berada tepat di bawah Jembatan
Kleringan, jalan arah ke Malioboro. Tiap ruas jalannya ramai, kendaraan pun
bergerak lambat.
“Tiketnya mas?”
Seorang petugas mulai mengecek tiket satu-persatu.
Aku mempersiapkan tiket yang ada di
saku jaket. Ketika petugas tepat di depanku, bergegas kusodorkan tiket. Beliau
mengecek untuk memastikan, kemudian melubangi tiket tersebut. Kereta Api mulai
melaju kencang, aku masih melihat pemandangan dari dalam jendela. Di luar sana
cukup gelap, beberapa titik terlihat cahaya bersebaran. Selang beberapa menit
kemudian, dua muda-mudi menawarkan minuman kopi maupun makanan. Ya, setahuku
tiap setengah jam mereka mondar-mandir menawarkan kopi atau lainnya pada
penumpang kereta.
Mereka yang berlalu-lalang di dalam kereta api |
Rombonganku sudah sibuk dengan
aktifitasnya masing-masing. Ada yang bercengkerama dengan kelaurga, atau saling
ngobrol satu dengan lainnya. Ini adalah acara gathering, jadi tiap staf membawa keluarganya. Sedangkan aku dan
beberapa teman hanya sendirian. Terlebih aku yang nantinya bertugas sebagai
seksi dokumentasi. Jadi nanti pas sedang di Malang, aku harus selalu membawa
kamera. Mengabadikan tiap momen yang sekiranya menurutku itu bagus. Kuambil
lagi buku yang tadi sempat kubaca beberapa halaman. Selama lebih setengah jam
aku larut dalam alur cerita dalam buku.
Sedang membaca buku dan diabadikan dari kamera kantor |
Malam kian larut, sudah berkali-kali
aku tidur dan terbangun. Tak kuhiraukan sudah sampai mana. Jam tangan
menunjukkan pukul 00.25WIB. Sudah separoh perjalanan kulalui. Mata ini kucoba
terus terpejam, tapi sepertinya sudah tak bisa. Aku pun terjaga, sementara yang
lain sebagian sudah asyik menikmati tidurnya. Entah mereka bisa bermimpi atau
tidak, tidur di kereta menurutku tak terlalu asyik walau aku sudah merasa
terlelap. Dari dalam jendela terlihat tetesan air menerpa jendela. Jelas di
luar sedang hujan namun tak lebat. Kuambil kamera dan mengabadikan bayanganku
dari jendela. Setelah itu, aku kembali berusaha menutup mata dan berharap bisa
terlelap dalam mimpi.
Iseng memotret diri sendiri dari pantulan kaca jendela |
Sayup-sayup terdengar pengumuman jika
kereta api akan berhenti di stasiun terakhir. Aku terbangun dan mengamati arah
jendela, laju kereta api melambat. Dari sini terlihat terang lampu yang berada
di pusat kota Malang. Begitu kereta api berhenti, aku memanggul ransel dan
keluar mengikuti rombongan. Beruntunglah kali ini aku keluar dari stasiun tidak
melewati jalan lorong bawah. Sementara di luar seorang pemandu berteriak seraya
membawa bendera kecil berwarna kuning.
“Rombongan PKT UGM silakan menuju bus yang di seberang jalan.”
Rombonganku memang lebih dari 50
orang, jadi kami menggunakan bus besar serta sebuah mobil. Hanya selang 10
menit bus berjalan, kami sudah berhenti di hotel. Gets Hotel adalah tempat
rehatku selama di Malang. Hotel ini dibangun awal tahun 2016, masih baru dan
bagiku cukup bagus pelayanannya. Usai sholat subuh, kunantikan sunrise dari
lantai empat. Sayangnya tertutup oleh bangunan. Ketika mentari sudah agak
tinggi, barulah terlihat. Aku mengatur pencerahan pada kamera dan mengadikannya
dari jendela.
“Selamat pagi Malang, kali kedua singgah di Malang,” Begitulah cuitanku di twitter pagi
ini.
Memainkan cahaya kamera agar lebih gelap |
Ternyata cuitanku terbaca oleh salah
satu teman blogger di Malang. Bergegas dia menanggapi cuitanku untuk bertemu
pagi ini. Akupun antusias, karena akan ketemu salah satu blogger idolaku di
sini. Kami janjian bertemu di hotel seraya menunggu aktifitas pagi yang nanti
dimulai pukul 09.00WIB. Benar saja, tak lebih dari satu jam kemudian, seorang
teman blogger yang awalnya kami hanya berkomunikasi via sosmed dan blog pun
bertemu. Benar-benar pagi yang mengejutkan bisa bertemu dengan blogger kondang
yang tinggal di Malang.
Mas Rifqy; sudah tentu teman-teman
Travel Blogger tidak asing dengan sosok satu ini. Tulisannya di blog "papanpelangi" membuat kita yang membaca seperti ikut terjebak di dalam
alur cerita. Sebagian besar ceritanya tentang pendakian gunung. Dari sinilah
aku menjadi familiar dengan Air Terjun, Ranu Kumbolo, Welirang, atau
tempat-tempat lain yang semuanya belum pernah kukunjungi.
Bertemu dengan Travel Blogger kondang di Malang, mas Rifqy |
“Besok-besok kalau ke sini sendirian saja, mas. Jadi bisa aku ajak
keliling mengunjungi curug atau malah ke pantai di Malang Selatan,” Ujarnya.
“Bisa jadi ini kode untuk ketemu selanjutnya mas,” Timpalku seraya tertawa.
Tak terasa hari sudah menjelang pukup
09.00WIB. Mas Rifqy berpamitan karena ada urusan lain. Terima kasih mas Rifqy
sudah meluangkan waktu untuk mengunjungiku. Obrolan kita selama beberapa menit benar-benar
menarik dan menyenangkan. Selanjutnya, aku bergegas menuju kamar dan mengambil
tas untuk menikmati hari pertama di Malang. Rencananya pagi ini rombongan akan
outbond di salah satu tempat yang berada di Batu. Yang pastinya aku bakalan
menjadi seksi dokumentasi selama kegiatan berlangsung. Selamat pagi Malang,
semoga akhir pekan ini menyenangkan. *Kunjungan
ke Malang pada hari Jum’at; 20 Mei 2016.
waah ke malang lagi jadi seksi poto poto cihui deh pas bangey ya mas.. pas dengan hobi . ke malamg gratis pulak :D
BalasHapusaku juga sebentar lagi k malang, pulang kampung
Hahahhahha, seru juga kok :-D
HapusIni juga lagi dapat kerjaan dokumentasi lagi di Salatiga :-D
Lama tak buka, ehh udah ke Malang lagi post-nya. Seneng banget wlu jadi seksi dokumentasi bisa jalan jalan
BalasHapusHehehehhe, karena kerjaan jadi bisa update blog :-D
Hapusjadi tukang potret banyak untungnya ya ... mudah2an makin sering dapat jalan2 gratis :)
BalasHapusAlhamdulillah kang, beberapa kali dapat kerjaan dari kantor cuma buat motret aja *sekalian jalan-jalan hehehheheh
Hapus