“Kiranya salah satu tempat yang bisa membuat kita nyaman untuk menghabiskan waktu adalah pantai. Siapa orang yang merasa bosan duduk santai di jembatan kayu, menatap lautan nan teduh. Sementara di belakangnya rerimbunan hutan Bakau yang subur dengan akar menjalar serta timbul di permukaan air. Aku bisa menghabiskan banyak waktu hanya duduk di sini. Menikmati suasana yang jauh dari keriuhan kendaraan bermesin.”
Aku sudah berkali-kali menatap dermaga/jembatan kayu yang ada di tepian jalan antara Legon Boyo - Legon Goprak, Karimunjawa. jembatan kamu mungil yang berada di belakang barisan penginapan ini menggodaku untuk dikunjungi. Awalnya aku hanya mengamati saja waktu mengendarai kendaraan menuju Karimunjawa.
Namun hati ini mendesak untuk singgah walau saat menjelang sore. Sampai akhirnya, setelah iseng membidik para penumpang kapal yang bersandar di Karimunjawa, aku putuskan nanti untuk singgah.
“Nanti berhenti di Jembatan Kayu yang ada penginapannya ya, Ded,” Ujarku ke Dedi.
Dia hanya mengangguk tanpa melihat ke arahku, sepertinya sinyal yang melimpah membuatnya asyik bermain COC. Jam tangan tepat mengarahkan pukul 13.00 WIB, kami beranjak pulang dan merencanakan akan melanjutkan menuju lokasi lain seraya menanti sunset di dermaga Mrican. T
ak selang 15 menitan, aku sudah sampai di jalan dekat dermaga kecil tersebut. Dermaga ini berada di belakang barisan penginapan. Tulisannya adalah “Asri Karimunjawa” bisa jadi ini penginapan Asri namanya. S
eorang bapak sibuk membersihkan rumput liar yang menjalar di area penginapan. Aku menyapa beliau seraya menapaki jalan kecil menuju dermaga. Jarak antara jalan dengan dermaga tak lebih 200 meter. Tepat di ujung dermaga, tertambat sebuah sampan kecil yang catnya sudah usang.
Jembatan Asri dari dekat, terdapat sampan tertambat di tepian |
Kutapaki ujung jembatan kayu ini. Di sekitar jembatan, rerimbunan pohon Bakau menjadi lebih indah dan teduh. Sebuah gapura kecil yang bertuliskan “Asri Karimunjawa” dengan lambang ikan tepat di depanku. Mataku menatap sebuah benda kecil yang terikat di ujung kanan.
Di sana ada tulisannya “Masuk 5000”. Entah ini hanya untuk wisatawan atau semua orang yang ingin menginjakkan kaki di dermaga ini, aku mengambil uang pas dan memasukkannya sebagai syarat. Intinya, tanpa dengan ijin secara langsung kepada pemiliknya; aku tidak melanggar aturan masuk tanpa membayar.
Ini bukan hanya dermaga kecil, tapi di ujung sana ada bangunan rumah yang bisa digunakan menginap. Tempat ini bagian dari penginapan yang ada di atasnya. Kebayang bagaimana serunya bisa menginap di atas laut seperti ini kan?
Siapa tahu ke depannya aku bisa ditawari menginap di sana. Pandanganku kali pertama di sini bukanlah menatap ke barat. Percuma kutatap arah barat, hari ini masih sangat terik. Kusapukan pemandangan menatap sisi utara dan selatan.
Dari sini bentangan pohon bakau terlihat menghijau di setiap bibir pantai yang memanjang. Pasir pantai di sini bercampur lumpur, sehingga tak bisa dibuat untuk bermain pasir karena langsung ditumbuhi tanaman Bakau. Pastinya tempat seperti ini adalah surga bagi biota laut.
Rimbunnya Pohon Mangrove di pesisir pantai |
Sudah tentu ada banyak Kepiting dan Kerang di area pantai seperti ini. Malahan yang aku ingat, agak jauh dari dermaga ini ke arah selatan dulunya banyak tambak udang yang kali ini terbengkalai.
Hampir semua bekas tambak udang itu sudah dipenuhi pohon Bakau. Tambak Udang dan Ikan Bandeng tak berlangsung lama di Karimunjawa. hanya dalam rentang antara tahun 1999 – 2003 saja bertahannya.
Aku tak lama di dermaga ini. Hanya menikmati sesaat, lalu mengambil buku untuk mengabadikan diri. Jangan salah, selain benar-benar berfungsi sebagai bacaan; buku juga bisa dijadikan properti dalam berfoto. Aku rasa bagi kalian yang suka membaca dan memotret juga pernah melakukan hal yang sama.
Walau hanya sebentar tapi aku bisa merasakan suasana tenang di sini. Yang paling terasa adalah sepoinya angin laut. Gemericik suara ombak terdengar halus membuat aku makin terlena ingin berlama-lama. Terkadang suasana seperti ini melupakan diri kalau saat ini aku sedang berada di bawah teriknya mentari.
“Sepanas apapun tempat itu, jika kita datang dan bisa menikmati pemandangan serta suasananya; maka kita tak pernah merasakan panasnya mentari. Yang ada hanya kesenangan dan kepuasan diri.”
Bisa jadi ungkapan itu berlaku untuk siapapun yang dapat menikmati suasana pantai hanya dalam waktu sesaat. Hingga akhirnya kita akan sadar bahwa kulit kita sedikit lebih gelap. Atau malah kemerahan, seperti terpanggang dalam rentan waktu yang lama.
Mengenai dermaga kecil ini, ada waktu yang tepat untuk berkunjung ke sini. Jika kalian memang menginap di penginapan ini, tentu akan mudah kapan saja menikmati waktu bermain di menuju dermaga. Untuk orang yang hanya lewat, waktu yang tepat ke sini sebenarnya saat senja.
Berhubung dermaga ini mengarah ke barat, kalian bisa dengan leluasa menikmati pemandangan sunset di sini. Aku yakin sunset bakalan terlihat indah di antara gugusan pulau yang terlihat di barat. Terlebih tidak ada penghalang lain seperti bukit di sana. Akan lebih menyenangkan lagi jika momennya berbarengan dengan hilir mudik kapal nelayan di tengah pantai.
Mengabadikan diri di dermaga kayu asri karimunjawa |
Selain senja, waktu yang menurutku tepat ke sini adalah malam hari. Sehari setelah mengunjungi dermaga ini, malamnya aku kembali ke Karimunjawa malam hari. Kulihat waktu malam di sepanjang dermaga terdapat lampion yang menerangi sepanjang dermaga dari ujung sampai di rumah di atas sana. Ini artinya suasana malam hari pasti menyenangkan dapat melihat kelipan cahaya dari kapal yang berlayar.
Atau malah sekedar menikmati cuaca malam yang cerah. Kita bisa dengan leluasa memandangi bintang. Sayangnya aku tak sempat mengabadikan suasana pemandangan dermaga ini waktu malam. Oya, jika ke sini malam hari, ada baiknya izin dulu pada penjaga penginapan untuk memastikan diperbolehkan atau tidak kalau malam hari.
Di Karimunjawa memang banyak tempat yang mulai merias diri. Memanfaatkan pantai yang dekat dengan penginapan, lalu membangun dermaga untuk dapat dinikmati tamu yang menginap. Tak hanya penginapan asri, di tempat lain pun demikian.
Mereka tidak membangun dermaga tapi merias pantai yang ada dekat area hotel untuk dapat digunakan para pengunjung hotel/penginapan bersantai. Semoga tempat-tempat ini tetap diperkenankan bagi warga setempat untuk mengunjunginya. *Santai di Dermaga Kayu Penginapan Asri Karimunjawa pada hari Sabtu; 26 Maret 2016.
Aku sempet ke hutan mangrive menikmati jembatan kayu juga
BalasHapusItu kayaknya yang di perbatasan Kemujan - Karimunjawa hehehhehe
HapusSeger banget mas :D
BalasHapushijaunya hutan mangrove ditambah dengan birunya laut...
cocok banget pasti ya buat wisata keluarga / sahabat..
Enak banget buat santai, mas hahahhaha
Hapusmenikmati banget
BalasHapusKudu dinikmati hahahhaha
Hapusaku pikir kamu td nginep di sini mas :D.. soalnya aku penasaran ama bagian dalam penginapannya... kyknya asyik ya nginep di tempat terapung gitu ;)
BalasHapusDoakan saja aku bisa nginap mbak hahhahahha. Setahuku isinya ya beberapa kamar dengan fasilitas yang cukup mewah kok. Di beberapa penginapan malah ada AC-nya hehheheh
HapusKerenn foto-fotonya, kapan-kapan juga ingin berkunjung kesana. thanks ya sudah share infonya.. sangat bermanfaat bagi para pengunjung
BalasHapusSama-sama gan :-D
HapusMas, minta masukan spot2 sunset dan sunrise di karjaw dong. Rencana tgl 24 juni ini kesana, tks ya. Sing cepat ya balesnya
BalasHapusSunset: Pelabuhan Lama Karimunjawa, Bukit Jokotuo, Pantai Ujung Gelam, Pantai Watu Topeng, Dermaga Mrican (yg gak nyeberang pulau lagi)
HapusSunrise: Pantai Legon lele, pelabuhan kapal karimunjawa, Pantai annora, pantai barakuda, pantai batu putih, dermaga hadirin, pelabuhan legon bajak, pantai batulawang. dll
Satu lagi Mas, kalo pantai yang bibir pantainya banyak batu yang mana ya? Tks untuk balasannya
HapusItu ujung Gelam, mas.
Hapustempatnya indah sekali, bagus kalau buat foto-foto..
BalasHapus