Candi Barong kala pagi hari |
Tak terasa, kuhabiskan waktu lama duduk di kursi Spot Riyadi. Rombongan yang tadinya ramai bercanda sudah terlebih dahulu berkemas pulang. Tiga mobil yang tadinya juga terparkir di depanku sudah kosong. Aku menuju bagian dapur, membayar minuman yang sudah kuseduh.
“Teh hangat satu, pak.”
“Tiga ribu, mas.”
Kusodorkan uang 5000 rupiah sembari menunggu kembalian. Selanjutnya kuambil sepeda dan melanjutkan perjalanan menuju destinasi selanjutnya, Candi Barong. Di sini kulihat ada dua orang pemuda sedang menikmati kopi di teras. Sesekali mereka mengabadikan pemandangan dari atas bukit.
Kami hanya saling sapa dengan senyuman. Hingga kami kembali bertemu dengan kedua pemuda ini di sebuah Sendang yang digunakan warga setempat untuk memandikan Sapi. Untuk menuju Candi Barong, aku menuju jalan yang tadinya kulewati. Tepat di perempatan kecil, sepeda kuarahkan belok kiri.
Jalanan menurun, kemudian sedikit landai. Dan tiba-tiba turunan lagi. Kucoba naiki hati-hati, tapi jalan cor ini licin. Beberapa kali ban tergelincir kala aku menekan rem. Demi menghindari hal yang tidak kuinginkan (jatuh), lebih baik kutuntun sepeda sampai jalanan agak landai. Memang jalan cor yang penuh lumut ini cukup licin, jangankan naik sepeda, jalan kaki saja aku harus berhati-hati.
Jalan alternatif menuju Candi Barong |
Jalan ini memang bukan jalan utama ke Candi Barong, hanya jalan alternatif saja. Tapi justru itu malah menyenangkan. Tak ada saingan kendaraan yang lewat di sini. Jalannya memang lebih rusak, tapi cukup asyik dilalui oleh sepeda.
Kuikuti jalan terus sampai akhirnya aku sampai di Candi Barong. Candi ini berlokasi Dusun Candisari, Sambirejo, Prambanan. Di sini aku bertemu dengan dua pesepeda yang sudah berkunjung dari Candi Barong.
“Sendirian, mas?” Sapa mereka.
“Iya, mas. Lanjut ke mana?” Tanyaku seraya bersalaman.
“Pengennya lanjut Candi Ijo, tapi kayaknya nggak kuat tanjakannya, mas.”
“Nanti barengan aku saja, kalau nggak kuat dituntun bareng-bareng,” Usulku.
Bertemu dengan kedua pesepeda di parkiran Candi barong |
Sepertinya kedua pesepeda ini membatalkan niatnya untuk melibas tanjakan menuju Candi Ijo. Aku sendiri memarkirkan sepeda, kemudian berjalan menuju tempa pos petugas. Beliau menyodorkan buku tamu. Kutulis nama, hari, pekerjaan, dan tujuan apa aku ke sini.
Oya, untuk memasuki Candi Barong, kita tidak dikenai biaya masuk. Jadi hanya menulis nama dan alamat, lalu bisa dengan leluasanya masuk melalui pintu di antara pagar yang melingkar. Masih banyak candi yang kita masuki secara gratis.
“Mohon jaga kebersihannya ya, mas. Tidak boleh mencoret-coret dan mengotori kawasan candi,” Kata bapak petugas saat aku menulis buku tamu.
“Baik pak, terima kasih,” Jawabku.
Pintu menuju candi terbuka separoh. Aku berjalan di atas rumput yang terhampar luas. Sebagian rumput tersebut becek, mungkin karena efek hujan sehingga sebagian rumput ketika diinjak langsung sedikit membenamkan sandal.
Dari pintu masuk, aku berbelok kanan mencari tangga ke atas pelataran candi. Sepertinya memang bertangga, kutapaki tangga-tangga yang naik. Di atas pun terhampar luas halaman sebelum sampai masuk ke pintu gerbangnya.
Candi Barong ini menurut literatur merupakan Candi Hindu. Di sini terdapat dua bangunan yang sama. Candinya tidak besar, tapi area candi ini sangat luas. Terdapat relief-relief di tiap dinding candi. Aku bersantai di salah satu sudut candi, kemudian mengabadikan candi tersebut.
Selain aku, pagi ini candi sudah dikunjungi anak-anak warga setempat. Mereka berbondong-bondong ke sini dengan naik sepeda. Gelak canda terdengar riuh kala pagi ini. Biasanya, tiap akhir pekan tempat seperti ini ramai dikunjungi warga setempat untuk sekadar bermain.
Sampai di pelataran Candi Barong |
Memang tak banyak yang berkunjung pagi ini. Kuhitung tak lebih dari 20 pengunjung. Sebenarnya pagi bukan lah waktu yang tepat berkunjung ke sini. Kita bisa berkunjung ke sini sore hari, dan bisa menikmati sunset.
Kunjungan ke tiap candi yang ada di perbukitan ini lebih banyak sore hari, orang-orang pastinya berburu keindahan sunset dari atas bukit. Mereka yang datang pagi rata-rata warga setempat bersama keluarga, ataupun pesepeda.
“Dulu candi ini belum dipagari semua, mas. Hanya beberapa saja yang dipagari,” Kata salah satu pemuda yang juga bersepeda padaku.
“Aku baru pertama ke sini, mas. Dulu tahun 2013 mau ke sini waktu habis dari Candi Banyunibo, tapi karena capek ya kami batalkan,” Jawabku.
Kami berbincang lama, mengulas tentang hobi yang sama-sama suka bersepeda, tentang seputaran pekerjaan, dan juga mencari sedikit tambahan informasi mengenai rute menuju Tebing Breksi & Candi Ijo.
“Wah kalau ke sana tanjakannya mantap, mas,” Terang mas tersebut seraya mengacungkan jempol tangan.
Bayanganku tentu sudah jelas, bagaimana sebenarnya tanjakan ke Candi Ijo. Tak perlu kubayangan, toh nanti aku juga lewat dan merasakan sendiri. Aku berkeliling dulu di sekitaran Candi Barong, mengabadikan diri di dua sudut yang berbeda.
Berpose di Candi Barong |
Benar saja, dari sini terlihat jelas Gunung Merapi yang ada di utara. Sementara di sisi barat tampak jelas daratan lebih rendah. Pastinya akan sangat menyenangkan jika ke sini sore dan berburu sunset. Memang tempat ini cukup ideal untuk berburu sunset.
Mungkin lain kali aku bisa ke sini saat sore hari, tapi tak pakai sepeda. Bukan karena takut, tapi meminimalisir kalau sampai pulang kemalaman. Toh nggak baik juga magrib-magrib balik dari candi yang di atas bukit, gelap, dan sendirian pula. Aku beranjak dari Candi Barong menuju tempat parkir sepeda. *Kunjungan bersepeda ke Candi Barong ini pada hari Minggu, 14 Februari 2016.
Kak ... Bisa ngak kalo uang 2000 disodorkan trus ganti jadi 100 ribu ??? #Ngarep #LaluDiGampar
BalasHapusGampar pakek sempak aja kak Cumi
HapusBisa sih, siapa tau om cumi mau coba ahhahahaha
Hapuswah, noted ah buat referensi selanjutnya :)
BalasHapusKalau ke sini sekalian naik ke atas, Candi Ijo, mbak :-D
Hapusjalan alternatifnya cukup serem juga mas. takur ada ular itu mas
BalasHapusHahahahha, kalo ular maah aman, mas. Takutnya itu kalo bocor ban :-D
Hapusternyata itu ya yang lebih mengerikn bocor ban ketimbang binatang buas
HapusHahahahah, kalau di Joawa emang gitu mas. Toh bukan di hutan :-D
HapusWidih sepedanya pada keren-keren semua tuh kang :D
BalasHapusKang kapan bisa gowes bareng .. hehehe
Ayoo kang, rencananya akhir pekan aku mau sepedaan lagi ahhahaha
HapusGowes kmn nih kang ?
HapusSore nanti muter kota, kang. Kamis paling ke arah kaliurang :-D
HapusHmm bagus sekali mas tempatnya, dan kayanya muantappp untuk dijadikan jalur bersepeda.
BalasHapusasal jangn bocor ban. hehehehe
HapusIni lokasi emang dipakai untuk jalur Heritage Jogja tahun kemarin..
Hapusjadi pengen bersepeda ke candi barong
BalasHapusAyooo hehehehhe, yang penting semangat ke sininya :-D
HapusSetiap candi karakter batu-batuannya beda beda ya mas? Aku poto di candi barong kok surem yaa wkwk soalnya pas mendung
BalasHapusAku malah nggak tahu, woo apakah sesuram itu? hemmmm, mungkin suasana hatimu lagi nggak gembira :-D
Hapuscandinya keren ya ... kalau ditata sekitarannya pasti lebih bagus lagi ... apalagi sekali jalan bisa dapat 2 candi, lebih menarik lagi untuk di datangi
BalasHapusIya kang, di sini candinya berdekatan hehehhehe. Bisa buat jalur sepedaan :-D
HapusWah jalanan licin tentu aku ga berani naek sepeda mas
BalasHapusApalagi klo turunan tanjakan
Ahai
Gratis ternyata ya masuknya
Tapi nulis buku tamu, bagus juga sih biar terekam klo ketauab ada turis yang buang sampah ato corat coret ihihi
Heee jalannya memang seperti itu mbak. Jadi kudu ekstra hati-hati kalau ke sini. Iya cukup nulis aja :-D
HapusPemandangan ke arah gunungnya seger gitu.
BalasHapusseumur-umur aku malah belom pernah wisataan ke candi. huaaaaa T.T
Wah kalau di Jogja pasti bakalan sering ke candi. Adab banyak candi-candi kecil di Jogja.
Hapuswah lumayan juga yah nie candi hehe....
BalasHapusLebih pas kalau berburu sunset, mas.
Hapusnicemoment kak!
BalasHapusMakasih gan :-D
HapusPenasaran ke candi Barong, mau kesana batal mulu, padahal deket. Tapi kalau naik sepeda kayak mas ga kuat kayake :)
BalasHapusKalo sepedaan kudu kuat dorongnya hehhhehehe
Hapusaku rung tahu meren.. klik *ajak
BalasHapusNdang rene mas hahahhaha
Hapus