Mendadak dalam satu minggu ini, aliran kali Boyong yang ada di Dusun Kayen, Condong Catur memenuhi tiap linimasaku. Aku tertarik mengunjunginya, terlebih tempat ini tidak jauh dari kota. Atau hanya beberapa kilometer saja dari tempat kosku.
Akhir pekan libur panjang ini pun kumanfaatkan waktu senggang menuju lokasi yang banyak orang bilang dengan sebutan Green Kayen. Sebuah perjalanan bersepeda kembali setelah cukup lama vakum tidak mengayuh pedal tiap akhir pekan.
Mataku masih tertuju pada objek yang akan kuabadikan, jauh di sana bangunan Candi Plaosan terlihat megah terkena cahaya pagi. Aku berkali-kali mengabadikan sampai puas. Kulihat arloji yang tak sering melekat dilengan kiriku.
Pagi ini sudah pukul 07.30 WIB, aku harus bergegas menuju desitinasi selanjutnya. Dari area Candi Plaosan, aku mengayuh pedal sepeda menuju jalan Kaliurang. Kembali melintasi jalan yang nyaris sama, hanya saja berbalikan arah.
Rute kali ini adalah menyusuri Selokan Mataram, sampai akhirnya sampai Gejayan. Berlanjut menuju Jalan Kaliurang KM 7. Kayuhan sepeda sedikit melambat melewati Ringroad, lalu sepasang mata ini fokus ke arah kiri jalan mencari toko cat Wawawa.
Tetap di plang tulisan toko cat, aku membelokkan sepeda ke arah kiri. Kususuri jalan yang akan mengarahkanku ke aliran Kali Boyong. Di sini, tempat pemandian baru mulai hits, mereka menamakannya dengan sebutan “Green Kayen.” Green Kayen ini berada di dusun Kayen, Condong Catur, Sleman, Yogyakarta.
“Pokoknya toko cat Warna Abadi; belok kiri sampai mentok, nanti ketemu tugu belok kanan. Lurus sampai ketemu beringin kecil belok kiri, lurus lagi nanti ketemu lapangan. Tanya warga di sana, pasti langsung ketemu,” Itulah rute yang kudapatkan dari teman pesepeda yang bernama mas Prasetya Rachmad.
Sampai di beringin aku masih bisa paham, tapi tak kutemukan lapangan bola. Beruntung warga di sana ramah-ramah. Aku pun diberi arahan jalan sampai akhirnya ketemu lokasi yang kutuju. Dari jalan setapak ini kulihat sudah ada empat motor yang terparkir.
Suara gelat tawa dan teriakan orang di bawah terdengar kencang. Bergegas aku memarkirkan sepeda dan langsung menurun jalan setapak. Semoga ke depannya diberi plang petunjuk arah, sehingga pengunjung lebih mudah mencari lokasi.
Aliran sungai Boyong, lokasi Green Kayen, Condong Catur |
Di sini sudah ada delapan remaja yang berenang. Mereka semua berasal dari Jember, dan menyempatkan waktu luang berenang di Green Kayen. Lokasinya sangat dekat dari kota, dan tak susauh menemukannya. Mereka juga mengetahui lokasi ini dari instagram yang beberapa kali diunggah akun-akun Jogja.
Aku bergabung dengan mereka, namun tak ikut mandi. Aku hanya main-main air saja, entahlah, sepertinya kali ini aku hanya suka mengabadikan saja. Bisa jadi jika bareng-bareng teman, aku pasti sudah berendam di dalam air.
Ada beberapa titik Green Kayen, menurut warga setempat; tempat ini baru saja diresmikan satu minggu yang lalu. Tapi titik peresmiannya tidak di tempat yang kukunjungi ini, tapi di aliran yang atasnya. Di sana ada bendungan kecil dan terdapat wahana Flying Fox.
Di sana juga ada tempat pemandiannya. Namun aku lebih suka yang di sini, selain masih sepi, airnya pun tak kalah jernih. Walau sebagian tak terlalu dalam, tapi di titik-titik tertentu juga kedalamannya lumayan. Jadi tetap waspada jika berenang di sini.
Gemericik aliran air ini membuatku nyaman. Aku bermain air dan duduk di atas batu. Kali Boyong ini membuatku betah berlama-lama di sini. Kedelapan remaja dari Kediri yang kuliah di kampus-kampus Jogja ini tak kalah asyiknya.
Mereka tak merasa terganggu karena aku bergabung dengan mereka. Candaan khas Jawa Timuran pun terdengar di telingaku, tentunya sesekali mereka berucap menggunakan bahasa Madura. Ya, sedikit aku paham bahasa Madura, karena ada sedikit darah Maduraku dari ibu.
Berenang di Green Kayen |
"Kayaknya loncat dari atas asyik. Kayak waktu di Blue Lagoon dan Pindul,” Celetuk salah satu remaja.
Ada tiga remaja yang menaiki jalan, dan menuju tebing. Ketinggian tebing ini sekitar tujuh meter. Aku hanya mengamati saja, dan salah satunya terjun dari atas. aku tak siap membidiknya, namun beruntunglah, reaksi cepatku berhasil mengabadikannya walau gambarnya terlihat goyang saat aku membidik. Kuhitung keseluruhan dari mereka meloncat 6x, satu di antaranya tak jadi loncat karena kurang yakin.
“Kalau loncat jangan terlalu jauh, mending pas di tengah-tengah saja yang agak dalam,” Teriak remaja yang loncat pertama kali.
Pengunjung loncat dari atas tebing |
Aku tertarik menyusuri aliran Kali Boyong ini, sejenak kutinggalkan rombongan yang sedang asyik berenang. Kususuri Kali Boyong mengikuti aliran air, ada banyak cekungan yang dapat digunakan untuk berendam, tapi tak selebar yang di atas tadi.
Bergegas aku menaiki jalan menuju tempat parkiran, kali ini tujuanku adalah mengabadikan aliran air di atasnya tempat rombongan berenang. Di sana gemericik air terdengar deras, dan sayup-sayup terdengar suara anak-anak bermain. Dari informasi bapak-bapak yang mengelola tempat ini, itu adalah suara anak-anak sedang berenang di dekat bendungan yang ada Flying fox-nya.
“Tempat ini baru ramai sekitar seminggu yang lalu, mas. setelah peresmiannya,” Tutur bapak-bapak yang menggunakan kaos seragam berwarna orange-hitam dan membawa HT.
Oya, tepat di tebing dekat tempat pemandian Green Kayen ini, ada pemandangan yang kurang mengenakkan. Limbah plastik banyak dibuang tepat di tebing. Memang tidak sampai ke aliran sungai sih, tapi tetap menjadi pemandangan yang kurang sedap.
Semoga setelah diresmikan, Green Kayen secepatnya bersolek menjadi lebih baik dan bersih. Tak mustahil tempat ini bakalan menjadi destinasi andalan Condong Catur, apalagi Kabupaten Sleman menurutku paling maju dalam urusan membuat konsep desa wisata.
Aliran Kali Boyong area Green Kayen |
Rombongan yang berenang pulang duluan, tinggal aku duduk santai sendiri di Green Kayen. Kuambil Mirroless Nikon 1 J3 dan memasangnya di tripod. Sesekali kuabadikan diri di tepian alirang sungai. Ya, akhirnya aku bisa mengabadikan tempat ini kala sepi.
Walau tak terlalu luas, tapi tempat ini layak dijadikan tempat mandi alternatif selama di Jogja. Apalagi para mahasiswa di Jogja banyak yang suka berenang di sungai. Mungkin harus lebih dikembangkan agar bisa menggaet pengunjung.
Bermain air di Green Kayen |
Pukul 09.45 WIB, aku rasa sudah cukup berlama-lama di sini. Aku bergegas menaiki jalan menuju tempat parkir. Sebelum sampai di tempat parkir ini, aku bertemu dengan bapak-bapak yang menginformasikan mengenai tempat ini. termasuk mengenai peresmian Green Kayen yang kutulis di atas.
Semoga tempat ini menjadi lebih ramai, dan tetap terjaga kebersihannya. Tak sempat aku kunjungi bendungan tempat anak-anak bermain Fying Fox, aku hanya sempat berpapasan dengan pemuda (pengelola) Green Kayen yang mengendarai motor dan membawa banyak life jacket. Bisa jadi akhir pekan ini Green Kayen banyak dikunjungi, dan lambat laun tempat ini menjadi salah satu tujuan wisata keluarga waktu akhir pekan. *Bersepeda ke Green Kayen pada hari Kamis; 05 Mei 2016.
Andai yang mandi di situ adalah para bidadari dari kayangan, eeeh
BalasHapusSeandainya ada, tentu aku abadikan jauh lebih banyak mas *eh :-D
Hapuswow... airnya hijau banget...
BalasHapuskeren pak bro!
:)
Alirannya memang bersih, semoga tetap terjaga kebersihan aliran sungainya :-D
Hapuswow... airnya hijau banget...
BalasHapuskeren pak bro!
:)
Masih terlihat asri banget tempatnya ya Mas, semoga nggak berubah seiring semakin ramainya pengunjung. Biasanya pengunjung semakin ramai, tempatnya jadi kotor dan rusak.
BalasHapusKalau benar-benar dikelola dengan baik, dan limbah RT juga dibuang pada tempatnya, pasti akan lebih bagus.
HapusKerem emm kang, saya suka dengan tempatnya :D
BalasHapusTempatnya sepi loh ehehhheh
Hapuskeren euy tempatnya...
BalasHapussayang jaraknya ratusan km dari sini :))
main-main ke Jogja nemuin sesepuh Blogfam yang ada di Jogja :-D
Hapushaha.. mba indah juli ya? apa ada yg lain juga?
HapusYang stay di Jogja cuma beliau hahahahhaha
HapusWah, keren betul ini tempatnya mas. Terlihat masih alami dan sejuk banget ya.
BalasHapusTapi itu di foto pertama ada coretan di batu gitu ya? Sayang bgt ada vandalisme. :(
Iya baru nyadar kalo ada coretannya..
HapusMas sitam suka berlama lama liat cowok cowok mandi yaa? Wkwk
BalasHapusItu dalem enggak mas? Kok g ada yang pake pelampung e
Aku lebih suka liat ada bidadari yang mandi. sayang pas ke sini nggak ada hahahah
HapusKelingan nek toko cat kui ngetan omahe konco kita kae sek metu kuliah aduh lali jenenge
BalasHapusWooo rek seng metu koyoke mung cah wedok-wedok hahahahahah
HapusFaizun halah, lali sakplengan aku.. aku tau neng omahe soale, gone mas e
HapusWoalah bank berjalan hahahhahahah
Hapuskalau di pangandaran ada wisata yang mirip seperti ini namanya green canyon, namanya juga mirip hihi.. cuman kalo habis hujan air sungainya jadi keruh dan kurang mendukung untuk berenang
BalasHapusGreen Canyon pangandaran emang udah terkenal, dan itu salah satu daftar yng aku list heehheheeh. Ada teman anak Ciamis, tapi belum sempat pulang :-D
Hapusmas, airnya emang gitu ya warnanya? :D
BalasHapusYappp, walau tak benar-benar biru karena dangkal :-D
Hapustoko cat wawawa ituhhh apaaa mas
BalasHapussapa tau aku mau ke grin kanyen ahahahah
Itu nama toko catnya, mbak hahahhahahha
Hapusowalah.. tadi kesana sama mas Anno tapi cuma yg bendungannya doang. Belum yg kubangan..
BalasHapusKudu diulangi nih.. :D
Aku malah nggak ketemu yang bendungannya ahhahahha
Hapusbukti kebesara Allah yang maha esa..... keren banget.... luar biasa..... ajakin kesana dong....#nebeng :D
BalasHapusKalo ke Jogja bisa ke sini, dekat banget dari kota :-D
Hapuskemarin nyasar di bendungannya..
BalasHapusyg kayak kolam itu sebelah nama toh?
Lapangan bola belok kanan, ketemu jembatan lurus; ketemu pertigaan seloka belok kiri, nanti ada jejeran rumah. Sampe sana ada pertigaan kiri lagi ke bawah.
Hapustoko cat wawawa ternyata ada di mana mana ya...
BalasHapusHahahahhaha, di Jogja ada banyak kang :-D
HapusSering ke Jogja, tapi belum pernah main ke sana :')
BalasHapusTempat ini baru bersolek tahun ini :-D
Hapushehehe singupnya kudu mulai dibuat gak singup mas hehe... Sleman nyumbangs ampah yg banyak ya mas
BalasHapusSemoga sampahnya bias dibuang dengan baik,..
Hapuskayen itu nama dusun toh... jadinya green kayen
BalasHapuskirain mau mirip miripin nama dengan Green Canyon, heuheuheu
sebagai tempat yg baru hits, semoga terhindar dari masalah sampah yaaa
Itu harus diperhatikan, mas. Karena sampah bakalan banyak kalau nggak ada yang mengelola.
HapusKalinya keren , hati2 biasanya da ularnya
BalasHapusMotivator Semarang
tempatnya masih sangat alami, memang bagus untuk para pecinta alam..
BalasHapus