“Jika setiap orang berkata tentang Semarang, pikiran kita hampir semua tertuju pada Simpang Lima, Lumpia, Wingko, Tugu Muda, Kota Lama, atau malahan sampai ke Lawang Sewu. Ya, nama-nama tersebut memang identik dengan kata “Semarang”. Walau masih banyak hal yang berkaitan dengan Semarang, tapi Simpang Lima adalah tempat di mana tiap wisatawan ingin sekedar duduk dan bersantai di sana. Termasuk aku!”
Sehari sebelumnya, aku mendapatkan telpon dari Airfast jika pesawat Semarang – Karimunjawa yang seharusnya berangkat pukul 06.00 WIB diundur menjadi pukul 11.00 WIB karena pada paginya, pesawat disewa oleh orang Dirjen yang sedang ada keperluan di Karimunjawa.
Aku pun mengubah rencana yang sudah tersusun dengan rapi. Berangkat dari Jogja pukul 02.30WIB dan paginya sudah sampai sampai di Semarang. Di Terboyo Semarang, kusempatkan salat subuh (walau sudah agak terang), lantas rehat merenggangkan otot-otot yang tegang karena duduk selama perjalanan.
Kurasa sudah cukup rehat serta mengumpulkan tenaga, aku menggendong ransel seraya jalan keluar Terminal Terboyo. Pagi ini aku sengaja ingin jalan kaki ke Simpang Lima Semarang. Sebenarnya ada opsi naik angkutan atau taksi, tapi aku sengaja ingin menikmati jalanan Semarang sambil jalan kaki.
Hari masih pagi, jadi cukup menyenangkan untuk berjalan. Cukup lama aku mengikuti jalan raya, akhirnya Simpang Lima Semarang sudah di depan mata. Aku berjalan mengelilingi Simpang Lima, dan mengabadikan beberapa sudutnya.
Tampak dua bangunan menjulang tinggi di sekitar ruas jalan lainnya, dan berjejer kursi diduduki oleh pengunjung yang bersantai. Ada banyak kursi yang bisa diduduki seraya melepas lelah.
Suasana di Simpang Lima Semarang kala pagi |
Pagi ini rutinitas pengunjung berolahraga (jogging) mengelilingi Simpang Lima sangat banyak. Berkali-kali aku melihat orang berlari kecil, bermandikan keringat, dan raut wajah yang sumringah. Tak hanya berlari mengelilingi Simpang Lima saja, di sudut dalam lapangan juga terdapat lapangan Basket.
Di sana ada sekelompok remaja yang asyik bermain Basket. Terlihat jelas dari sini mereka asyik mencoba berbagai trik untuk memasukkan bola. Berkali-kali gagal dan sempat juga berhasil. Pemandangan ini mengingatkanku di area Stadion Mandala Krida Yogyakarta.
Layaknya tempat tongkrongan yang menyenangkan, Simpang Lima pagi pun tak kalah ramai dibanding malam hari. Ya, jika malam banyak orang duduk santai berbincang-bincang; sekedar berkumpul melepas penat, pagi ini pun banyak orang yang berkumpul.
Sekumpulan pesepeda yang asyik bersenda-gurau. Mereka menyempatkan berfoto ditulisan Simpang Lima sebelum melanjutkan perjalanan bersepeda. Dan di tengah jalan juga hilir mudik para pesepeda yang mengelilingi Simpang Lima.
Aktivitas masyarakat di Simpang Lima Semarang |
Aku duduk santai di kursi seraya menghadap ke arah lapangan. Mataku tertarik mengamati segerombolan anak-anak kecil yang bermain sepeda di dalam lapangan. Lahan lumayan luas ini memang menjadi daya tarik anak kecil.
Di sini mereka bisa bebas beraksi tanpa takut mengganggu pengunjung lain. Gelak tawa panjang mereka terdengar sampai telingaku. Mereka seperti tak mempunyai beban, yang ada hanya kesenangan semata.
Berkali-kali mereka memutari lapangan, saling tukar sepeda, mengayuh dengan kencang, tentunya yang tak ketinggalan adalah beraksi layaknya sang “Freestyle Sepeda”. Tak perlu memikirkan spesifikasi sepeda yang mumpuni, yang penting bisa jumping sudah sangat bahagia.
Tak hanya satu anak, tapi semua mencoba beraksi. Aku tertawa melihat tingkah mereka, sesekali aku mengabadikannya. Tentunya, waktu kita masih kecil pasti pernah melakukan hal yang sama. Hasilnya, kalau tidak terjerembab jatuh, ya sukses beraksi. Dan pastinya mencoba lagi sampai puas.
Liburan itu untuk bersenang-senang |
Puas rasanya melihat kegembiraan para anak kecil yang bersepeda di tengah lapangan. Aku beranjak pergi dan menyusuri sudut lainnya. Tepat di tepian Simpang Lima yang tak jauh dari Lapangan Basket, terdapat fasilitas ruang bermain untuk anak anak-anak.
Wahana kecil yang berwarna cerah ini menjadi magnet tersendiri bagi keluarga yang mempunyai anak kecil. Di sini mereka dapat menjaga anaknya yang sedang bermain perosotan. Asyik juga, menaiki tangga kecil lalu berselancar sampai ke bawah.
Atau bermain ayunan ditemani ibu. Walau hanya sedikit fasilitasnya, tapi cukup tepat rasanya ada tempat bermain bagi anak-anak di Simpang Lima. Sebagai masyarakat di kota besar, area lahan terbuka seperti ini menjadi kebutuhan yang mutlak harus disediakan.
Tempat bermain anak-anak di Simpang Lima Semarang |
Cukup sudah berkeliling Simpang Lima, waktunya aku kembali duduk dan beristirahat melepas lelah. Berkali-kali aku harus menyeka keringat, handuk kecil pun mulai lembab. Kulihat jam tangan, masih cukup pagi.
Kusempatkan berfoto ditulisan “Simpang Lima”, niatnya ingin di tengah-tengah, tapi kubatalkan. Karena di sana ada banyak pesepeda yang berkumpul, tidak enak rasanya memasang Tripod di tengah-tengah sana.
Setelah itu, aku duduk santai seraya membaca sebuah Novel yang beberapa bulan lalu kubeli. Novel yang berjudul “Penumpang Gelap - Alijullah Hasan Jusuf diterbitkan oleh Kompas. Novel ini menceritakan pengalaman menjadi penumpang gelap di pesawat.
Selamat Pagi Semarang |
Lama-kelamaan asyik membaca novel, tanpa sadar perut mulai bunyi. Ahhh, ini tandanya aku harus mengisi perut dulu pagi ini; sepertinya kalau sarapan Lumpia kayaknya asyik. Bergegas aku menyeberang jalan, menyusuri jalan Pandanaran untuk berburu Lumpia. *Kunjungan ke Simpang Lima Semarang pada hari Jum’at; 25 Maret 2016.
Hahahaa,,,, iya mas bener, Semarang tak lepas dari sebutan Simpang Limanya ya mas? :-)
BalasHapusAku pernah kesitu cuman hanya mengunjungi Lawang Sewunya saja, :-)
Wahh kayaknya kamu harus nongrkong di Simpang Lima, mas :-D
HapusJalan kaki dari Terboyo sampai Simpang Lima mas? Gilaa jauhnya.. lewat mana?
BalasHapusAku tiap hari ke Semarang. Eh kan tinggalnya di Semarang haha :D
Ambil jalan lurus aja hahahha, paling cuma 5-6 km kalau tidak salah. Udah biasa jalan kaki, mbak ahahhaha
HapusLumpiaaaaaa. Wenak!
BalasHapusNggak bakalan lupa kalau sama Lumpia hahahahh
Hapusbasket atau sepedaan? kalo aku sih dua duanya juga boleh haha :D, sik asik ada refrensi tempat nih klo ke semarang tapi simpang lima ama purwodadi jauh ga mas?
BalasHapusSekitar nambah dua jam lagi, mbak. Lumayan dekat kok hahahhaha
Hapusrame yah
BalasHapusDi sini memang selalu rame..
Hapuslebih milih sepeda deh mas
BalasHapusEmang seru kalo sepedaan kok hahahahhaa
HapusWah kalau lebih seru rame rame mas jalan kakinya.
BalasHapusAhi hi hi.
Hahahaah, kalau ini sendirian ceritanya :-D
HapusJalan jalan mulu mas, ga ngajak-ngajak
BalasHapusIni juga nggak terencanakan hahahah
Hapuswah sampeyan kie pulang saban minggu sekali ya mas?? kece dah hehe mantap
BalasHapusHaahahhaa, setahun 2x mas ahahhaa
HapusLengkap bangettt, bisa main bola gak mas tuh di sana :D hehe
BalasHapusBisa saja, tapi harus ebrbagi dengan yang lainnya :-D
Hapusbanyak sekali ya yang bermain sepeda disana, tempatnya enak sekali untuk berolahraga..
BalasHapusKalau buat santai pas pagi enak ke sini kok.
Hapus