Aktivitas memandikan sapi di sekitaran Candi Ijo |
Aku kira akan ada rasa penasaran yang menggelayuti pikiranku kalau hari ini rencana bersepeda ke Tebing Breksi dan Candi Ijo kubatalkan. Obrolan dengan teman baru di sekitaran Candi Barong atau dengan ibu penjaga parkir di Candi Barong yang mengatakan masih jauh dan jalan menanjak membuatku sedikit ciut.
Tak apalah, kalaupun nantinya tanjakannya tinggi, toh aku masih bisa nuntun sampai atas. Lagipula aku sudah terbiasa nuntun sepeda tiap berpergian jauh. Tak perlu malu, toh memang kenyataannya seperti itu. Jalan aspal (alternatif) dari Candi Barong ke Candi Ijo yang kulalui sedikit bagus, tapi di beberapa titik juga berlubang.
Tak ada teman, aku mengayuh pedal sepeda santai. Rerimbunan pohon tiap sudut jalan membuatku tak merasa kepanasan walau sudah menjelang siang. Aku berhenti rehat beberapa menit di tepian jalan, menyantap bekal yang kubawa. Sesekali juga meneguk air mineral untuk melepas dahaga. Tanpa kusadari, aku melewati semacam sendang/bendungan yang airnya keruh.
Di sana ada dua jalur, satu belok kanan (jalan lebih besar), satunya lurus tapi jalan lebih kecil. Kuhentikan sepeda di tepi jalan, lantas aku menuruni jalan kecil dan menghampiri salah satu orang yang sedang asyik mancing.
Sendang antara Candi Barong ke Candi Ijo |
“Mas mau tanya, kalau ke Candi Ijo lewat mana ya?” Tanyaku seraya menyalami orang tersebut.
“Belok ini, mas. Nanti naik terus ketemu pertigaan belok kanan. Nanti ada pertigaan lagi ambil kiri, terus ketemu pertigaan lagi ambil kanan.” Terangnya seraya menunjuk jalan yang besar.
“Pokoknya ambil kanan – kiri – kanan,” Jawabnya mantap.
“Terima kasih, mas.”
Aku naik ke atas dan mengarah ke sepeda. Tak jauh dariku ada seseorang fotografer yang tadi bertemu denganku di Spot Riyadi. Dia terlihat sibuk memotret ke arah seberang. Dari kejauhan kulihat ada tiga ekor sapi yang dimandikan. Aku jadi tertarik mengabadikannya.
Dua ekor Sapi sedang dimandikan |
“Orang bilang ini sendang/bendungan Barong, mas,” Itulah jawaban dari mas-mas yang mancing kala kubertanya mengenai nama bendungan/sendang ini.
Tak banyak informasi yang kudapat mengenai nama/penamaan sendang ini. Bahkan waktu ada teman memposting foto di media sosial pun aku tanya mengenai nama sendang/bendungan, mereka tak bisa menjawab. Lokasi sendang ini memang tak luas, tapi setiap sudutnya hampir sebagian besar adalah rerimbunan pohon.
Kontras sekali warna coklat air dengan hijaunya pepohonan. Tak hanya ada satu orang yang mancing, di sudut lain ada orang-orang yang menyalurkan hobi mancing di sini. Kuhitung, tak kurang dari tujuh orang yang mancing. Pokoknya lokasinya antara Candi Barong ke Candi Ijo.
“Sendang ini digunakan warga setempat untuk mancing dan juga memandikan Sapi, mas,” Ujar salah satu fotografer padaku.
“Tiap hari, mas?” Tanyaku dengan tetap membidik.
“Tidak mas, hanya pada hari minggu pagi. Warga di sini biasanya memandikan tiap minggu pagi jam delapan pagi. Biasanya jam segini banyak yang memandikan, mas.”
“Wah semacam ritual tiap akhir pekan,” Celetukku.
Aktivitas memandikan Sapi di sendang |
Sengaja aku zoom lensa kameraku, tak hanya orang tua. Di sana juga terlihat anak kecil yang serius mengamati salah satu Sapi yang dimandikan. Tampaknya dia tertarik dengan aktivitas yang dilakukan seorang bapak yang menggosok punggung Sapi.
Sapinya juga tampak tenang, seakan-akan paham kalau dirinya sedang dimandikan. Satu demi satu kutu yang menempel dibulu Sapi tentu diambil pemiliknya, kemudian dengan kedua tangannya si pemilik Sapi mengguyur badan Sapi.
Selang beberapa menit, kembali ada dua warga yang datang seraya menari sapinya. Kedua sapi tersebut menuruni jalan menuju sendang. Agaknya Sapi ingin berontak saat melihat air, sang pemilik langsung turun terlebih dulu dan menarik Sapi agar menurut. Tak dalam, hanya sedalam pinggang orang dewasa yang ditepian.
Tiga warga mulai mengguyur badan Sapi dan menggosok punggungnya. Sebuah pemandangan yang menurutku sangat langka di Jogja. Di sini, aku dapat menyaksikan secara langsung bagaimana tiap warga sangat perhatian dengan hewan peliharaannya.
Sapi-sapi lain pun berdatangan ke sendang |
“Jangan lama-lama gosok kulitnya, nanti kulit Sapi-nya lecet,” Sayup-sayup obrolan warga setempat dengan bahasa Jawa kudengar. Mereka tak merasa terganggu oleh kami bertiga yang mengabadikan tiap kegiatannya.
“Kamu tadi yang di Spot Riyadi, kan?” Tanya fotografer lain yang dari Kalasan.
“Benar mas, tadi mas yang ngopi di teras kan?” Timpalku seraya berjabat tangan.
Kami ngobrol santai dengan tetap membidik tingkah Sapi yang dimandikan. Mas-mas ini bercerita mengenai Spot Riyadi serta sendang ini. Begitu aku bilang kalau aku suka nulis di blog, beliau pun antusias.
“Aku harap kamu mau menulis kegiatan memandikan Sapi ini di blog, agar tempat ini bisa jadi alternatif main bagi anak-anak yang ingin melihat Sapi dimandikan. Jarang loh mas lihat yang seperti ini,” Kata mas yang dari Kalasan tersenyum.
Memandikan sapi merupakan aktivitas tiap hari minggu |
Benar juga kata mas ini, sekarang di mana kita bisa melihat aktivitas warga memandikan Sapi-nya? Kalau di kota sudah tentu cukup mustahil. Kalaupun ada Sapi biasanya di pedesaan, itupun belum tentu dimandikan. Kalau di sendang ini, tiap akhir pekan (hari minggu) selalu ada ritual memandikan Sapi.
Tempat ini bisa dijadikan sebagai tujuan wisata bagi keluarga yang sudah mempunyai anak kecil. Tak ada salahnya mereka dikenalkan dengan hewan peliharaan seperti Sapi. Bahkan siapa tahu malah anak-anak antusias ingin ikut memandikan Sapi-sapi tersebut.
Terima kasih khusus untuk dua fotografer yang sudah memberikan banyak informasi tentang Spot Riyadi sekaligus informasi tentang ritual memandikan Sapi di sendang Barong ini. *Dokumentasi memandikan Sapi di Sendang pada hari Minggu, 14 Februari 2016.
wah sapi sapi nya bersih dong ya mas. Kalau di kota iya sih, mau di mandikan dimana. Paling cuma di bersihin pake air mancur, yang biasanya buat gelondong sapi itu kayak di insert investigasi *eh kok salah fokus
BalasHapusHaaa janga-jangan kamu salah satu pelakunya :-D
HapusAduh mas mas
BalasHapusSapi mandi j kayaknya seneng banget sampe di foto2
Ih sapinya telanjang
Anu mas, mau donatur buat pakaian sapinya? aku terima kok..
HapusPerjalanan yang sangat seru pastinya.
BalasHapusIya mas, apalagi kalau naik sepeda :-D
Hapusmoso mas nasrul belom pernah ke candi ijo? :O
BalasHapusHemmmm *sudah kuduga hahahahahah
HapusTrus siapa yg mandiin kamu ????
BalasHapusRahasia, nanti om tahu hahhahahaha
HapusKeren ya masih bisa mandiin sapi ditabun 2016. Sendang itu di mana? pengin deh ke sana
BalasHapusHeee masih banyak loh, mas di sini
HapusKeren ya masih bisa mandiin sapi ditabun 2016. Sendang itu di mana? pengin deh ke sana
BalasHapusDesember 2013 lalu, aku dan Ranz juga ngepit dari Sumberwatu Heritage, ke Candi Barong, kemudian lanjut ke Candi Ijo ... waktu itu jalannya super buruk LOL ... tapi karena kita lewat siang hari, di sendang tidak ada peristiwa pemandian sapi :)
BalasHapushttp://mybikingdiary.blogspot.co.id/2014/01/gowes-susur-candi-day-3.html
Ahhh mungkin sudah selesai, mbak. Wah jalannya emang mantap kayak sungai ahahhah
HapusBagus banget gan foto2nya, jadi kangen suasana pedesaan hheee...
BalasHapusBener gan, bikin pengen balik kampung :-D
Hapuswah wah wah, aktifitas yang unik. jadi kearifan lokal tersendiri..
BalasHapusIya hhhahahhaa, biasanya liat motor dicuci, ini liat mandiin sapi :-D
Hapusmandiin sapi begini .. dikemas aja jadi wisata ... wisatawan bayar untuk mandiin sapi ... enak tho .. peternak-nya diem aja, sapi dimandiin dan malah dapat duit :D
BalasHapusSemoga bisa kang, seru juga kalai bisa dikemas seperti itu
Hapuswaaah aktivitas yang harus didatangi di jogja.
BalasHapussyukur bisa mandi bareng sama sapi.. *eh..
Lumayan toh mas, minimal bisa mandiin sapi hahahhahaha
HapusLumayan seru kayaknya, itung-itung belajar menyayangi makhluk Tuhan...
BalasHapusSekalian mengingat masa kecil :-D
Hapuswuuhhh kayaknya seru mandiinnya yah hehehe
BalasHapusMau ikutan memandikan, mas? hahahahah
Hapus