Menjelang pukul 15.00 WIB aku
terbangun, rasa capek di kedua kaki berangsur menghilang. Perjalanan lumayan
jauh kutempuh dengan jalan kaki tadi siang agaknya menguras tenaga. Dari Kanal
– Perpusda Jepara – Alun-alun kota Jepara – Sentra Ukir & Pantung
Mulyoharjo – berlanjut jalan kaki lagi ke rumah saudara di dekat pantai
Kartini. Aku mulai mempersiapkan kamera, untuk berburu sunset. Sore ini langit lumayan mendukung, seharian tadi sangat
cerah; jadi aku berharap sore harinya pun dapat mengabadikan sunset yang pertama di akhir pekan.
Tujuan sunset kali ini adalah pantai Teluk Awur. Pantai yang jaraknya tidak
lebih 5km dari Pantai Kartini,
Jepara.
“Kita pakai motor ini saja, kak. Motor matiknya aku pakai kalau sekolah
saja,” Kata adek
sepupu seraya mengeluarkan motor Ninja 250cc.
Kuambil helm yang tersimpan di rak
dekat TV. Tak berapa lama, aku dan Faris (nama adek sepupuku) sudah menunggangi
motor gahar tersebut membelah jalanan Jepara. Kami sengaja mengambil rute yang
sedikit lebih jauh, melewati Alun-alun Jepara, memutari jalan arah ke Saripan,
berlanjut arah ke Kanal dan melewati
perempatan Mantingan, baru ke Teluk Awur. Sampai di Teluk Awur masih pukul
16.15 WIB, masih lama waktu menunggu mentari terbenam sore ini.
Senja di sudut Pantai teluk Awur Jepara |
Sepanjang pesisir pantai Teluk Awur sebenarnya bisa digunakan untuk melihat sunset.
TapI tidak semua pesisir tersebut dikunjungi para pengunjung; spot yang paling
favorit dikunjungi pengunjung adalah yang dekat gerbang tulisan Teluk Awur.
Lokasinya beda dengan tempat yang waktu itu aku sambangi naik sepeda. Jika dari
gapura tulisan Teluk Awur (tikungan), ambil yang lurus. Jaraknya hanya beberapa
puluh meter saja sudah pantai. Tanah pasir lapang dihadapanku, tak hanya pasir
saja; setiap sisi kiri dan kanan juga sudah banyak pohon Waru yang membuat
teduh, di bawahnya ada bangku panjang terbuat dari bambu yang bisa digunakan
untuk duduk santai seraya menunggu sunset
Bulan Februari cuaca cenderung tak
menentu. Ombak dan angin pantai agak besar membuat air di sini tidak bersih, tampak
keruh. Selain itu juga banyak sampah/limbah kiriman dari laut yang terdampar di
sini. Maklum, namanya juga pantai tak bertuan, hanya sebagian kecil saja sampah
yang dibersihkan oleh warga setempat. Di pesisir pantai masih banyak sampah
yang terbengkalai. Walaupun seperti itu, animo pengunjung tak patah arang.
Banyak pengunjung yang sebagian besar adalah warga Jepara sendiri bermain air.
Di tengah juga ada anak-anak berenang. Tentunya pengunjung ini menarik para
warga setempat untuk menyewakan pelampung. Di sisi kiri yang tak jauh dari
tempatku duduk terdapat jembatan kecil. Di sana ada beberapa sampan yang tertambat.
Menunggu senja di Pantai Teluk Awur Jepara |
“Airnya keruh ya, kak. Nggak seperti di Karimunjawa,” Kata Faris padaku.
“Musimnya lagi kurang bagus, Ris,” Jawabku.
“Oya, enak di sini ombaknya tidak besar. Jadi anak kecil bisa bebas main
air laut. Kalau di Jogja (pantai selatan), kamu bakalan melihat ombak besar
yang menggulung-gulung, dan pasirnya berwarna hitam,” Tambahku seraya membidik anak-anak
yang bermain air.
Tetap semangat main air laut |
Arakan awan kecil mulai mengumpul,
sore yang tadinya cerah menjadi mendung. Tapi masih jauh dari tanda-tanda akan
turun hujan. Mentari yang ada di barat tak lagi terlihat sinarnya. Gumpalan
awan membuat wujudnya tak terlihat, hanya ada sinar samar-samar saja.
“Sepertinya gagal lihat sunset, Ris. Mendung,”Ujarku.
“Kita tunggu dulu, kak. Siapa tahu nanti bisa dapat walau sedikit.”
Tak ada salahnya mengikuti sarannya.
Aku pun kembali meraih kamera dan mengabadikan sudut lain Pantai Teluk Awur.
Jauh di sana terlihat mercusuar, lalu tepat di daratan yang menjorok ke laut
sebuah jembatan panjang tampak jelas. Ada semacam gazebo di sana, juga sebuah boat berdampingan dengan perahu-perahu
lain yang tertambat. Langit di sana terlihat cerah, kontras dengan langit yang
di barat. Gumpalan awan semakin tebal dan meyakinkanku bahwa sunset tidak terlihat dari sini.
Jam tangan sudah menunjukkan lebih
dari pukul 17.45 WIB, walau masih terang tapi sudah dipastikan kami tidak bisa
melihat sunset. Awalnya aku berniat ingin
memotret siluet, tapi juga gagal karena kurang cahaya. Aku beralih mengabadikan
orang-orang yang menikmati waktu senggang bermain air pantai. Bidikanku tertuju
pada dua orang remaja yang sedang sibuk berfoto. Aku mengabadikan salah satu di
antaranya yang berpose karena dipotret temannya. Semakinsore, semakin gelap.
Aku melangkah ke sisi kanan menuju bongkahan kayu yang dijadikan sebagai kursi.
Di sana ada empat remaja cewek yang bersantai.
Halo merah... |
“Boleh kufoto?”
Tanyaku seraya tersenyum.
“Boleh, mas,”
Jawab mereka seraya tertawa.
“Siapp terima kasih, tapi aku pengennya kalian menghadap ke pantai. terus
aku foto dari belakang,” Pintaku kembali.
Sontak mereka tertawa beriringan. “Kirain dari depan,” Seloroh salah satu
di antara mereka yang kemudian duduk berjejer menghadap ke pantai.
Punggung para penunggu senja |
Sunset berlalu
tanpa ingin kami lihat, atau kami abadikan keindahannya. Rona merah tersirat di
antara gumpalan awan. Langit pun tak lagi terlihat biru, yang ada hanya cahaya
gelap saja. Aku mengabadikan gumpalan awan tipis yang terpantulkan cahaya
mentari. Hanya kemerahan sedikit, tak luas dan tak terang seperti saat sedang
cerah. Ahhh, sayang sekali mentari tidak terlihat. Jika cuaca sedang cerah,
dapat dibayangkan keindahan senja ini bakalan mengagumkan.
Segaris cahaya senja di ufuk barat |
Senja berlalu dengan sendirinya.
Kumandang magrib sudah terdengar sedari tadi, aku dan Faris memutuskan untuk
pulang dengan harapan dapat sholat magrib di rumah. Laju kencang motor membuat
kami hanya beberapa menit saja dari Teluk Awur sampai rumah. Bergegas aku
mengambil wudhu dan sholat magrib. Ya, walau gagal; setidaknya hari ini aku
dapat melihat segores rona merah di sudut barat dari pantai Teluk Awur. Siapa
tahu ke depannya aku bisa ke sini lagi disaat yang tepat. Saat cuaca
mendukungku untuk melihat panorama senja yang mengagumkan. *Kunjungan ke Pantai Teluk Awur pada hari Sabtu, 06 Februari 2016.
Baca juga tulisan pantai lainnya
Yah mas
BalasHapusOrang mah poto 4 cewek remajanya pas di mukanya
Kan saya penasaran mas
Samperin kalo penasaran mas, tungguin dipantai
HapusHahaha,,,, mas Nasir Modus itu,,, sampean minta no.hp nya nggak mas? hayo ngaku. Eh dimana - mana namanya pantai apalagi kalau tidak bertuan ya tetap saja banyak sampahnya ya mas... terus kalau musim hujan pasti keruh airnya,,, Kalau Karimunjawa tetap bening po mas airnya? :-)
BalasHapusCuma aku minta aku foto aja kok, toh malah dia nyuruh motret banyak pake hpnya. Kalo di Karimunjawa nggak keruh airnya
Hapusbagus hasil jepretanya
BalasHapusTerima kasih, gan :-D
Hapuskok gak difoto aja mas dari depan? Udah ada request loh dari mereka :)
BalasHapusNggak mbak, sepertinya lebih indah dari belakang hehehheheh.
Hapuswah punggung punggung penunggu senjanya cantik yaah ^^ *eh salah fokus
BalasHapusBtw Semaki sore, semakin gelap. Itu ada yang kurang mas :D kurang n.
Iya akhir akhir ini emang sering banget mendung, inget waktu pas di candi ratu boko. Ngga dapet sunset huhu
Haaaa, mereka membuat senja yang biasa menjadi luar biasa *eh :-D
HapusMakasih atas koreksinya :-D
tumben pake motor mas gak pake sepeda :D
BalasHapusHahahahah ada capeknya juga kok, gan :-D
Hapusmungkin si sunset masih malu-malu untuk diabadikan, coba lagi bro.. :-)
BalasHapusIya bro, mungkin tahu kalo aku mau modusin *eh :-D
HapusWahh, pantai teluk awur,.. aku jadi pengen kesana lagi, kayanya resort baru di sana yah?
BalasHapushttp://blog.benyricardo.com/
Resortnyas udah lama mas, makasih sudah mampir, mohon tidak mengirimkan link :-)
HapusKalau gadis yang berbaju merah itu siapa namanya mas ?
BalasHapusItu temannya gadis berkerudung merah *hahahahahah
Hapuslumayan lah pantainya kalo dibandingin sama an*col heheh
BalasHapusbtw itu wanita 4 orang g ada tampak depannya :p
Ya ya ya hahahhaha, oh cukup dari eblakangs aja biar penasaran :-P
HapusKamu modusin ce2 tp kamu gagalin juga. Gmn kamu ngak jomblo mulu hehe
BalasHapusAku nggak modusin, om. Aku cuma ingin kenal lebih dekat akkakakakakka
Hapusga apa2 ga dapet sunset .. yang penting dapet cewe ... wiwww langsung dapet banyak lagi :)
BalasHapusHuahuahua, hanya asaja aku nggak modusin, kang :-D
Hapuskalau boleh saran, mending liat BMKG dl sebelum ngerencanain untuk wisata.
BalasHapusapalagi wisata alam
Bener banget di bmkg bisa ngecheck prakiraan cuaca s/d satu bulan kedepan kan ya
HapusSebenarnya ke sini itu dadakan, hehehhe. Jadi daripada sante di kamar; kan emmanfaatkan waktu liat sunset bisa jadi pilihan :-D
HapusIndah bener pemandangan alamnya, setiap mata memandang semuanya indah...
BalasHapusexcellent photos gan :D
Makasih gan hehehhehe.
Hapus