Tanpa terasa, tujuan kami Pantai
Benteng Portugis pun mulai terlihat. Sebuah gerbang berwarna kuning kokoh
berdiri bertuliskan Benteng Portugis. Luasnya halaman yang sudah di paving di
antara beberapa pepohonan yang ditanam. Dari kejauhan juga tampak bendera Sang
Merah Putih berkibar terkena hembusan angin laut. Kami memarkirkan kendaraan di
samping pintu gerbang, tepatnya di bawah pohon Ketapang yang lumayan rindang.
Ya, inilah pantai Benteng Portugis yang terletak di Desa Banyumanis Kecamatan
Donorojo, Jepara.
Gerbang pantai Benteng Portugis Jepara |
“Loh, mas Riki ke sini juga?” Sapaan sekaligus pertanyaan terlontar dari seseorang cewek
yang kumpul dengan rombongannya.
“Eh, kamu. Iya, ini bareng kak Rullah,” Jawab Riki.
Sedikit pun aku tidak mengenal cewek
tersebut, setelah ngobrol agak lama, aku baru sadar kalau cewek ini juga
berasal dari Karimunjawa yang sedang kuliah. Perbincangan memang tidak lama,
aku melangkahkan kaki menuju pantai. Dari Gerbang, pantai masih sekitar 100
meter. Sebenarnya sepeda motor bisa parkir di dalam atau membawa kendaraan
sampai dekat pantai, namun kami sudah memutuskan untuk memarkir sepeda di luar.
Siang sudah sangat terik, tepat pukul 12.45 wib aku berada di pantai. Riki
memutuskan hanya menungguku di kursi-kursi yang ada di gerbang pantai.
Sudah ada banyak warung di sini, sisi
kiri juga terdapat bangunan yang mungkin bisa digunakan. Sementara tepat di
depan pantai, sebuah tanggul dipasang agar ombak tidak sampai ke atas. Selain
itu juga dibangun tanggul agar mencegah terjadinya abrasi. Landmark yang
bertuliskan Benteng Portugis tepat di depanku. Sebuah lingkaran pondasi kecil
berwarna biru menjadi warna yang kontras dengan tulisan yang mengkilap.
Sementara itu, tepat di seberang, sebuah pulau kecil yang bernama Pulau
Mandalika terlihat jelas. Hanya berjarak beberapa mil saja dari bibir pantai
Benteng Portugis. Pasir di pantai ini berwarna hitam, namum sangat lembut. Aku
mencoba menggenggam pasirnya.
Landmark Pantai Benteng Portugis Jepara |
Puas mengabadikan di landmark tulisan
Benteng Portugis, kulangkahkan kaki mengikuti jalan cor setapak yang ada di
sisi kananku. Jalan ini cukup sepi, walau banyak pengunjung; mereka hampir
semuanya berteduh di bawah pohon. Aku sendiri mengabaikan panasnya matahari,
kususuri jalan setapak tersebut sambil mengabadikan gambar. Seraya berjalan,
aku dapat melihat beberapa warung dekat pantai yang ramai pengunjung. Beralih
ke tengah laut, sepasang kapal kecil nelayan tertambat di laut. Dari berbagai
info yang kudapatkan, sebenarnya ada kapal warga setempat yang bisa disewa
menuju pulau Mandalika, namun ada batas minimal berapa orang yang ikut atau
bayar. Aku hanya menikmati pemandangan ini seraya terus melangkah.
Jalan cor dan kapal di pantai |
Jalan cor setapak ini masih
berlanjut, sepertinya memang dipergunakan bagi orang yang suka hiking. Aku tidak sampai mentok ke jalan
setapak, justru aku tertarik pada bebatuan
yang berwarna putih dan sedikit licin di pantai. batu pantai yang agak
tajam dan berwarna putih ini terlihat asyik untuk diduduki. Seraya duduk dibebatuan,
aku dapat memandang daratan Jepara. Barisan bukit hijau terlihat dari kejauhan,
tidak ketinggalan juga tempat di mana tadi aku mengabadikan landmark. Disela-sela bersantai, aku
mengabadikan diri diatas bebatuan putih. Dua orang yang sedang memancing pun
melihat tingkahku, mungkin mereka merasa lucu dengan tingkahku.
Bebatuan di salah satu sudut pantai Benteng Portugis |
Oya, sebelum aku meninggalkan Pantai
Benteng Portugis, kusempatkan mengabadikan diri tepat di landmark. Dua buah foto membuatku merasa sudah sah mengunjungi
pantai ini, namun masih ada misi mengunjungi pantai ini dengan sepeda. Pada
foto pertama, aku sengaja duduk di antara dua tulisan, sedangkan pose yang
kedua ini menurutku bagus. Semacam sapaan kepada Pulau Mandalika yang ada di
depan seraya berdoa semoga ada kesempatan menuju pulau tersebut di lain waktu.
Hai Pantai!!! |
Ya, tuntas sudah perjalananku hari
ini. Rencana tak terduga bisa mengunjungi Pantai Benteng Portugis pun berjalan
dengan lancar. Hembusan angin laut, teriknya mentari, genggaman pasir hitamnya,
dan sapaan ke pulau Mandalika sudah terlaksana. Waktunya kembali ke Jepara, dan
siap berkemas balik Jogja. Pada
dasarnya, Jepara mempunyai banyak pantai yang dapat kita susuri sewaktu-waktu.
Oya, daerah Donorojo ini tidak hanya terkenal dengan pantainya saja, ada banyak
destinasi wisata alam seperti goa yang bisa kita eksplore. Ada keinginan untuk
kembali mengeksplore daerah Jepara yang berbatasan dengan Pati ini. *Perjalanan ini pada hari Minggu, 22
November 2015.
Baca juga perjalanan lainnya
Wah pantainya keren mas :D
BalasHapusviewnya juga mantappp...
sip dah..
Makasih, mas. Seru lagi kalo ke sini pas sore, mas. Bisa dapat sunset :-D
HapusYaaa elah benteng nya gitu doang ??? hahaha #kabur
BalasHapusItu pun udah bagus, om. Daripada luluh-lantah kena gempuran PHP kakakkakakak
Hapuswuoooohhh..... O_O yang ini keren banget pantainya, bang.... eh tapi tetep pantai yang dulu itu yang jadi pujaan. apa itu nama pantainya dulu, ya. yang sepi teduh sejuk itu... xD
BalasHapusBanyak kok pantai yag sejuk di Jepara, mas :-D
Hapusdi pulau mandalika ada apa kak ?
BalasHapusTap berpenghuni, tapi biasa sebagai tempat teman-teman yang hobi mancing,
HapusWaaaaa lagi-lagi postingan disini bikin merana huhu:((( mau kesitu bagus bangetttt:((((
BalasHapusHaaaaa, ayooo kalau mau ikutan. Akhir pekan depan ke pulau loh aku. main air laut ahahhahha
Hapusbuset benteng nya bundar.... sekali serang langsung hancur itu... heuheuheuheu
BalasHapusbtw nama "mandalika" apa ada hubungannya dengan cerita "Putri Mandalika" dari Lombok ya?
Haaaa, kalo sesuai dengan dongengnya sih ini kaitannya dengan suronggoto. Aku dulu pernah baca di cerita rakyat :-D
HapusEh itu yg ada tulisannya di sebelah mana mas? Setahun lalu ke sana kok ga nemu ya :D
BalasHapusEmang ke Benteng Portugis paling bagus pas air lautnya surut. Bagus banget karangnya.
Depan mbak, baru kali ya :-D, Tapi catnya udah agak kusam kok :-D
HapusFoto-fotonya kerren Om. Thanks Ya informasinya lengkap banget. :)
BalasHapusTerima kasih kembali sudah membaca tulian di sini om :-)
Hapus