Keluar dari Museum Sonobudoyo, aku termangu di tepian jalan. Jam tangan
menunjukkan sekitar pukul 14.00wib. Aku memutuskan untuk kembali atau
melanjutkan ke tempat lain. Sesaat kuteringat dengan sebuah museum yang tidak
jauh dari lokasiku berdiri sekarang. Ya, Museum Kareta, sebuah museum yang
berisikan koleksi kereta-kereta sang Sultan hanya berjarak sekitar 300 meter
dari sini. Bergegas aku berjalan sedikit cepat menuju Museum Kareta.
Museum Kareta Yogyakarta |
Sesampai di depan museum, aku menuju
ke pintu masuk yang dijaga dua orang petugas. Disodorkan aku tiket yang
bertuliskan Rp.5000 rupiah.
“Sama motret nggak, mas?”
“Iya, pak,”
Jawabku seraya memperlihatkan kamera pocket.
“Jadinya Rp.6000, mas.”
Selesai membayar tiket masuk, aku
diarahkan untuk menuju kanan jalan. Setiap lorong berjejeran kereta kuda.
Kuamati satu-persatu, dan tidak lupa juga kuabadikan beberapa gambar.
Satu-persatu kubaca tulisan nama-nama kereta yang terpajang. Kareta Kyai
Jongwiyat, Kareta Kyai Jolodoro, Kareta Kyai Roto Biru, Kareta Kyai Rejo
Pawoko, Kareta Landower Ngabean, Kareta Premili, dan masih banyak lagi kereta
lainnya yang tidak dapat kusebutkan. Aku mengamati lebih detail lagi di ruangan
dalam yang terdapat beberapa kereta. Setiap kereta yang ada di sini cukup
terawat dengan baik. di samping tulisan nama kereta, di sini juga terdapat
tulisan himbauan agar tidak menaiki kereta. Aku sendiri masih asyik mengamati
koleksi keretanya.
Koleksi Kereta di Museum Kareta Yogyakarta |
Kususuri ruangan yang ada di tengah,
di sini aku bertemu dengan pengunjung lainnya. Pengunjung (turis) ini secara
seksama mendengarkan cerita dari pemandu. Sesekali pemandu tersebut menerangkan
dengan gaya lebih simpel, sehingga mereka paham apa yangs edang dikatakan sang
pemandu. Tidak lupa sang pemandu juga dengan sigap mengabadikan pengunjung
tersebut di salah satu kereta yang besar dan megah.
Aku duduk di samping seorang abdi
dalem yang menjaga. Sejenak kami berbincang-bincang. Aku berbincang dengan pak
Suhardi, beliau menceritakan bahwa menjadi seorang abdi dalem sejak tahun 1979.
Dari sini aku dapat sedikit informasi, jika museum ini didirikan berbarengan
dengan keratin pada tahun 1756.
Koleksi Kereta di Museum Kareta Yogyakarta |
“Di sini ada 23 kereta, yang dapat digunakan sejumlah 18,” Terang pak Suhardi.
Menurut keterangan dari beliau,
kereta tertua di sini adalah Kareta Kanjeng Nyai Jimat; kereta buatan Belanda
pada tahun 1750. Kereta ini ditarik delapan ekor kuda, kereta ini dipergunakan
oleh Sultan Hamengkubuwono I – III. Berlanjut dengan paparan beliau, di sini
juga ada Kareta Kyai Mondro Juwono. Kereta yang dipergunakan oleh Sultan HB
III, juga digunakan oleh Pangeran Diponegoro. Kereta ini buatan Belanda pada
tahun 1800an, ditarik dengan empat ekor kuda. Dan ada juga sebuah kereta
kencana yang bernama Garuda Yekso. Kereta yang dipergunakan oleh Sultan HB VI sampai
sekarang. Kereta ini ditarik dengan delapan ekor kuda.
Kereta Kanjeng Nyai Jimat |
Kereta Kyai Mondro Juwono |
Kereta Garuda Yeksa |
Keterangan dari pak Suhardi membuatku
sedikit lebih tahu mengenai museum kereta. Aku pun meminta ijin untuk menyusuri
dan melihat koleksi kereta lainnya. Seperti yang aku lakukan di tempat lain,
kunjungan ke museum ini pun kuabadikan. Aku mengabadikan saat berada dideretan
kereta waktu masuk pertama, kemudian mengabadikan di kereta kencana yang ada di
dalam ruangan lainnya.
Mengabadikan diri dulu |
Akhir pekan yang cukup menyenangkan,
secara tidak langsung, aku sudah mengunjungi dua museum. Menikmati akhir pekan
yang tidak panjang ini dengan bermain sambil belajar mengetahui sedikit hal
yang berkaitan dengan museum. Museum Kareta menjadikan aku paham mengenai
sejarah, terutama tentang jenis-jenis kereta yang dimiliki oleh Sultan HB. Jika
waktumu mengunjungi Jogja tidak terlalu lama, ada baiknya kamu menjadikan
Museum Kareta sebagai tujuan berakhir pekan. Ada banyak hal yang kamu dapatkan
di sini. Semoga museum-museum di Indonesia semakin terjaga dan banyak
dikunjungi para wisatawan. *Kunjungan ke
Museum Kareta ini pada hari Sabtu, 17 Oktober tahun 2015.
Baca juga perjalanan lainnya
cakep banget dah
BalasHapuskeretanya antik~antik
itu siapa ya yang buat kereta? tau g mas?
Wah itu yang nggak paham, hanya disebutkan buata dari negara Belanda saja :-D
HapusKereta kyai kangjeng nyai jimat sudah tua banget ya. tapi masih keren, Mas Rullah. kirain kereta itu buatan orang Indonesia, ternyata orang Belanda juga yang buat.
BalasHapusRata-rata keretanya emang buatan Belanda, mas
HapusMusium Kareta yaw kak Sitam? bukan kereta. Namanya bisa menipu kalau dilihat sekilas itu. Hehehe. Aku dulu kesitu, triknya membututi turis asing yang sedang diterangkan oleh pemandunya. Kan secara nggak langsung dapat ilmu dari pemandunya, cuman nggak bisa bertanya aja. Ew keren yaw, tak hanya manusia kereta pun punya nama ternyata. Walaupun produk dari luar,,,,
BalasHapusHaaaa, benar. padahal lokasinya dekat banget sama keraton. :-D
Hapuskareta : aku kira kereta (spor: jawa), kereta sinter class ada gak, mas nasrul :D, nice info - bisa dicoba destinasi museumnya
BalasHapusSering dilewati loh mas kalo ke alkid :-D
Hapuslucu jug mas tiketnya. beda ya kalo plus motret. kalo vidio brapa ya jadinya
BalasHapusPaling sama dengan bawa kamera, mas :-D
Hapuskeren dan classy ini keretanya.
BalasHapusyang jadi pertanyaan, kenapa benda yang keren dan cantik begitu kebanyakan dimuseumkan, ya? padahal secara fisik masih layak pake banget. o_o
Beberapa kereta di sini memang masih dipakai, tapi pada acara-acara tertentu. Misalnya pas kirab dll :-D
HapusSeperti kereta di film-film sidney yahh :D
BalasHapusHeeeee, ini asli milik keraton semua loh :-)
Hapuswah .. banyak jga kleksi keretanya ... sampai 23 buah. Sayang waktu ke jogja tidak mampir kesini
BalasHapusminggu lalu saya baru mengunjungi museum kereta di keraton kasepuhan cirebon ... hanya ada 1 kereta asli dan 1 replikanya ..
Besok-besok kalo ke Jogja mampir sini, kang :-)
HapusPertama kali denger museum ini yg di pikiran kayak museum kereta api Ambarawa, ga taunya kereta kuda. Haha.
BalasHapusHari Minggu / libur buka gak mas? Kemarin pas sekaten mampir sini tutup terus.
Setahu saya hari libur tetap buka, mbak. Monggo berkunjung ke sini :-D
Hapuswahh berbagai macam kereta ada disana, mulai dari yang sederhana hingga kereta kerajaan..
BalasHapusSemua kereta ini milik keraton.
Hapus