Jum’at malam, sebuah tas ransel kecil
sudah kupersiapkan sedari sore. Rencananya dinihari nanti aku pergi ke Kudus.
Di sana ada acara keluarga, jika waktunya memungkinkan, aku dapat menyempatkan
diri singgah di Menara Kudus ataupun Museum Kretek. Pukul 01.00 wib aku menuju
Janti, berlanjut naik bis arah Surabaya, dan turun di Kartosuro. Lebih dari
setengah jam menunggu bis arah Semarang, akhirnya aku sudah bersandar di salah
satu kursi bis Taruna menuju Semarang. Waktunya sepanjang perjalanan
bertemankan dingin dan mimpi yang tak teringat lagi.
Tepat pukul 05.00 wib, aku sudah
menginjakkan kaki di pertigaan arah masuk Terminal Terboyo, Semarang.
Perjalanan masih berlanjut menuju Kudus. Aku memilih deretan bus yang
berderetan di tepi jalan, satu demi satu kucari tulisan Kudus. Tepian jalan
yang tergenang air pun kuterabas demi masuk ke dalam bus.
“Kudus!! Kudus!! Pati!! Pati!!” Teriak seorang kondektur kencang.
Sekali loncat, aku sudah menaiki bus
walau kaki basah terkena genangan air. Kembali kurebahkan badan dikursi seraya
melanjutkan tidur yang tertunda. Dari jendela bus terlihat kilauan sinar
mentari yang terbit namun tertutup oleh awan menggumpal.
“Turun mana, mas?” Tanya kondektur ke arahku.
“Terminal Kudus, pak.” Jawabku seraya menyodorkan uang lima puluh ribuan.
Sepanjang perjalanan tidak ada yang
istimewa menuruku. Penumpang silih berganti naik turun, aku masih menatap
hambaran sawah yang terbentang antara jalan Demak – Kudus. Sampai akhirnya aku
turun di Terminal Kudus. Dengan sigap aku turun, dan mencari Angkot jurusan
Kaliwungu, lebih tepatnya arah ke Terminal Jetak.
Angkot menuju Terminal Jetak |
“Jetak, pak?”
Beliau menganggukkan kepala. Aku bergegas
naik angkot bertuliskan “Kudus Semarak – Terminal Bus – Sub Termpinal Jetak
PP”. Kumasuki angkot dan bergabung dengan penumpang lain. Seorang bapak dan
anak yang ingin menuju Menara Kudus, dua orang ibu menuju pasar, serta seorang
siswi SMA. Sementara aku masih duduk termangu di dekat jendela dengan adek
sepupuku Antok.
Suasana di dalam angkot |
Sepanjang perjalanan pagi, aku
sedikit mengabaikan gambar sebelum keiling Kudus. Sebuah taman yang ditengahnya
semacam patung Adipura kulewati disisi kananku. Berlanjut jalanan semakin ramai
dan banyak orang berlalu-lalang pagi hari. Suatu saat, waktu tepat menurutku
adalah mengabadikan sekelompok siswi yang bersepeda. Mereka menunggu jalan agak
luang agar dapat menyeberang jalan. Salut dengan siswa/siswi di Kudus. Masih
banyak di antara mereka yang menggunakan sepeda sebagai alat trasportasi ke
sekolah. Benar-benar pemandangan yang menyenangkankan menurutku.
Aktifitas pagi di salah satu sudut kota Kudus |
Perjalanan semakin panjang, kulewati
jantung kota, melewati kawasan Matahari Kudus, lanjut terus sampai bertemu
dengan pasar. Angkot pun berjalan lebih lambat, sang sopir sengaja memperlambat
laju angkot agar tahu jika ada penumpang yang ingin naik. Aku mengabadikan
sekali lagi satu momen kesibukan di pasar pagi ini.
Kesibukan di pasar |
Pagi yang cukup membuatku antusias
menghabiskan waktu, berharap urusan keluarga berjalan lancar, kemudian ada
banyak waktu untuk menyusuri sedikit lokasi wisata di Kudus. Kesibukan warga di
Kudus pun membuatku tanpa sengaja menyapa Kota Kretek ini “Selamat Pagi Kudus”.
Berikut pengeluaran yang aku
keluarkan selama perjalanan sampai lokasi di Kudus; Jogja – Kartosuro 10k,
Kartosuro – Semarang (Bus Taruna) 25k, Semarang – Kudus 10k, Terminal Kudus –
Lokasi tujuan (naik angkot) 6k. Total pengeluaran 51k. waktunya untuk menikmati
akhir pekan di Kota Kudus. *Catatan
perjalanan ini pada hari sabtu, 21 November 2015.
Baca juga cerita perjalanan lainnya
wah main ke kudus ya mas...saudara sy di dersalam, kudus...kalau ke kudus jangan lupa main ke menara...suasanya khas kalau di pagi hari...kalau dah siang panas... :D
BalasHapussalam hangat di subuh yg indah.... :)
HapusIya mas, makasih informasinya :-D
Hapus"Benar-benar pemandangan yang meenyenangkan"
BalasHapusBersepeda dg rok menjuntai...
Suasananya jd kyk kota santri.....
Salam malam dari Njerman
Seperti inilah Kudus, mbak. Ayo ke Kudus :-D
HapusKamu tumben naik bus, ngak naik sepeda aja hahahaha
BalasHapusJauh,, om. Pengennya naik Mobil, cuma belum bisa nyetir *eh :-D
HapusKenapa yang difoto bukan siswi SMA'a malah foto ibu-ibu -_-
BalasHapusSetuju saya sama mas Cum, tumben gak pake sepeda? kan biasa'a kemana-mana suka naik sepeda :D
Takut mereka salah pikiran. Kalo moto ibuk-ibuk kan lebih mudah dan beliau tahu kalau aku ini pengunjung yang baru datang ke Kudus karena bawa tas besar :-D
Hapuswah pengen ngerasain naik angkot juga nih mas hehe.... kayaknay seruuu hehe
BalasHapusHeeee, kalo dekat mah jalan kaki, mas :-D
Hapusdi Kudus masih asri yah :)
BalasHapusBenar, gan :-)
HapusPengen jalan-jalan lagi ke Semarang kudus dan sekitarnya hehehe
BalasHapusAku juga mengagendakan ke Kudus lagi, mas :-D
HapusLoh ada tow Kota Kretek?. tak kira nama kretek itu hanya ada dua: nama rokok dan salah satu kecamatan di Kota Bantul Jogja mas,,, hehehe
BalasHapusIya, mas. Karena di sini tempat pabrik rokok, bahkan ada landmark yang bertuliskan Kota Kretek (sayang tidak terabadikan)
Hapusoh kota kretek itu kudus to, baru tahu saya
BalasHapus>,<
Benar banget Agnes :-)
HapusWahaaa mengisi weekend dengan main ke kudus :D kereeeen mas :D penyuka jalan-jalan ya mas :D
BalasHapusSalam kenal mas Febri,
HapusHanya menyempatkan waktu luang untuk jalan-jalan, mumpung ada waktu mas :-)
Aku setelah tahun 2006, baru sekarang ke Kudus lagi :-)
BalasHapusgue pernah sekali ke kudus.. perjalanan gue ke kudus berakhir di ranca buaya..
BalasHapusHahahaahha, besok berakhir dipelaminan aja, bro :-D
Hapusternyata di kudus ada nama kota kretek ya, saya baru tahu, thanks infornya..
BalasHapus