Musim hujan di Jogja sudah mulai
datang, sesekali hujan mengguyur sebagian wilayah Jogja. Pada musim seperti
ini, banyak orang-orang berencana untuk mencari curug-curug di sekitar Jogja.
Aku pun tidak luput dari rencana seperti itu. Minggu kemarin, aku sempat
berkumpul dengan teman kulineran Ingkung Ayam, dan tidak jauh di sana ada destinasi wisata alam yang tidak boleh
dilewatkan. Goa Watu Joglo namanya, sebuah goa yang dialiri sungai kecil
tersebut membuatku ingin mengunjunginya.
Bertempatkan di Desa Putat, Patuk,
Gunungkidul, Goa Watu Joglo ini dapat diakses dari tiga tempat. Dari dusun
Kepil, Plumbong, ataupun dari dusun Bubong. Selesai makan Ingkung Ayam,
perjalananku berlanjut bermain air di Goa Watu Joglo. Dari dusun Plumpong
kendaraan kami arahkan ke arah dusun Kepil, di sana ada pintu masuk dengan
jalan cor. Hari minggu ini tidak ada yang menjaga, kami langsung mengarahkan
kendaraan menuju area parkir. Di sana ada warga yang bertugas mengurusi parkir dan
mengantarkan kami menu jalan ke Goa Watu Joglo. Untuk masuk di area sini,
setiap orang dikenai biaya 5ribu, sudah termasuk parkir.
Sesuai dengan arahan warga setempat
yang mengantarkan rombongan kami sampai ke jalan setapak arah ke Gua Watu
Joglo, beliau pun meminta ijin kembali ke rumah.
Jalanan menuju Goa Watu Joglo melalui Dusun Kepil, Putat. |
“Saya antar sampai sini ya, mas. Itu jalannya,” Kata beliau seraya menunjuk anak
tangga yang menurun.
Kami pun mengucapkan terima kasih,
lalu melihat arah bawah. Sebuah tangga yang tepinya dibatasi pagar terlihat
menurun, tidak ketinggalan sebuah gubuk kecil tempat beristirahat ada di sisi
kiriku. Perjalanan pun dilanjutkan, aku dan teman-teman menuruni anak tangga
yang sedikit curam namun aman karena ada pegangan pagar. Di salah satu satu
sudut pagar, terdapat sebuah plang petunjuk arah jalan menuju Goa Watu Joglo.
Plang petunjuk jalan |
Saat jalan menapaki anak tangga
selesai, perjalanan kali ini berubah sebuah jalan tanah setapak. Seraya
berhati-hati aku menuruni jalan tesebut. Untungnya tidak musim hujan, jika
sedang musim hujan, jalanan seperti ini identik dengan licin. Rombonganku
langsung ke bawah menuju Goa, sementara aku malah tertarik dengan bongkahan
batu-batu besar yang ada di area sini. Aku pun mencoba menaiki salah satu batu
besar dan mengabadikan diri saat duduk bongkahan batu besar. Aku memandang
lepas bongkahan batu lainnya, sedikit hutan yang hijau, dan aliran sungai kecil
dipenuhi bebatuan.
Memandang bebatuan dan rimbunnya pohon |
Puas memandangi alam hijau, kaki-kaki
ini menapaki jalan bebatuan turun ke gua. Di sana sudah ada teman-temanku dan
orang lain. Masih sangat sepi siang ini, hanya ada kami berenam, ditambah satu
keluarga tiga orang, dan sepasang muda-mudi yang asyik memotret. Bongkahan batu
besar menjulang tinggi, inilah Goa Watu Joglo yang aku tuju. Sejenak aku
bersantai seraya menikmati suara aliran sungai yang menyusuri sampai ke dalam
goa, berunding sejenak dengan teman, akhirnya aku putuskan untuk
berbasah-basahan seraya memasuki goa. Sementara teman yang lain tidak ikut
basah-basahan, mereka hanya mengabadikan diri sejenak dan bersantai di depan
pintu goa.
Berhubung debit air belum melimpah,
aliran air pun tidak terlalu deras. Aku bermain air di depan pintu goa, tanah
di dalam air pun semacam lumpur yang lembut. Suara gemericik air terdengar
jelas saat di dalam goa, goa ini tidak gelap banget, karena di atasnya
bongkahan batu ada yang terbuka dan membuat cahanya menerobos ke dalamnya. Aku
mengabadikan diri saat di dalam goa dengan latar belakang pintu goa. Semacam
foto sileut di dalam goa, asyik kan?
Menyapa goa dengan gaya berfoto aneh lagi |
Masih di dalam goa, aku yang memang
memutuskan untuk main air pun mulai beraksi. Ada semacam kolam kecil yang ada
di dalam goad an berisi air penuh. Aku memasukkan diri dalam air, kedalamannya
sepinggang. Aku pun asyik bermain air dengan merendamkan kepala ke dalam air.
Seperti sedang di dalam goa sendirian, orang-orang yang berkunjung lainnya
asyik dibebatuan, sedangkan aku tanpa terganggu sedikit pun bermain air di
dalam Goa Watu Joglo. Asyik banget, walau debit air belum melimpah, namun sudah
membuat diri ini terlarut dalam kegembiraan bermain air. Cuaca yang panas di
atas pun hilang dalam waktu sesaat, resapan-resapan air membuat badan ini
menjadi lebih sejuk.
Mari bermain air dulu |
“Mas, masuk ke dalam saja. Itu tembus ke ujung sana kok,” Terang seornag bapak warga setempat
yang pulang dari mengambil rumput.
“Beneran, pak?”
Tanyaku antusias.
Beliau menganggukkan kepala seraya
menerangkan arah jalan. Dari beliau, aku tahu kalau goa in tidak panjang. Hanya
beberapa meter saja, dan mengikuti aliran air. Aku pun meminta ijin teman-teman
yang berfoto untuk menyusuri goa tersebut dan janjian ketemuan di atas.
Menyusuri goa ini memang tidak butuh waktu lama, namun terkadang aku salah
jalan. Salah satunya saat aku ingin keluar dari goa melalui jalur yang dipakai
untuk menyusuri goa, sampai akhirnya aku mentok di arah yang salah. Tawa
teman-teman melihat polahku salah jalan pun terdengar jelas, aku kembali menuju
tempat aliran air dan menyusuri aliran air. Di sini jalan pun benar, bongkahan
batu-batu dapat kulewati. Cukup seru juga walau harus berbasah-basahan sendiri
di dalam goa.
Menjelajah bagian dalam Goa Watu Joglo |
Selesai merangkak sedikit, kali ini
jalannya sedikit lebih sempit. Di tiap dinding lembab basah. Kulalui jalanan
tersebut. Jalan ini adalah jalan air, jika sednag melimpah, pastinya luapan air
di sini lebih besar. Jadi kalau nantinya musim hujan, aku sarankan saat berkunjung
dan menyusuri goa ini jangan sendirian. Kedalaman air hanya setinggi betis, kemungkinan
jika musim hujan kedalamannya bisa lebih dalam. Aku sejenak berdiam sendiri di
dalam jalanan goa. Menikmati ketenangan di dalam goa, di sini aku merasakan
bagaimana ketenangan sebuah goa (walau kecil), jauh dari hiruk-piyuk keramaian
pengunjung, dan tentunya masih asri.
Puas bersantai dibongkahan batu dan
mengabadikan sedikit gambar, aku berlanjut menyusuri sungai. Tepat sebelum
bongkahan batu yang terlihat gubuk di atas tadi, kali ini kedalaman air lebih
dalam sedikit. Setinggi pinggang orang dewasa, dan tentunya tanah-tanah lumpur
saat terinjak menjadikan air keruh. Asyik hampir selesai juga sungai ini aku
susuri, walau tidak panjang tapi lama. Lama karena aku sengaja menikmati waktu
rehat di dalam goa yang sunyi.
Menyusuri aliran air di dalam goa |
Perjalanan yang tidak lama ini pun
hampir berakhir, tepat selesai melewati rute yang airnya hampir sepinggang, di
atas sana sudah terlihat gubuk. Kali ini harus dengan sabar merangkak di antara
bebatuan agar bisa sampai di atas. Di atas sana, aku sudah ditunggu teman-teman
yang sudah terlebih dulu sampai di area parkir. Seorang warga pun memberikan
kami sebotol air mineral dingin dan dua buah gelas.
Merangkak naik di antara bebatuan |
“Terima kasih, pak,” Ujar kami hampir bersamaan.
Destinasi wisata Goa Watu Joglo ini
termasuk baru berkembang, sehingga belum banyak yang berkunjung ke sini. Pada
dasarnya, destinasi ini bagus untuk kita yang suka trekking, menyusuri goad an
bermainan air. Jika musim hujan, dan debit air melimpah, tempat ini bisa
dijadikan salah satu tujuan untuk bermain air. Selain bermain, di sini kita
juga bisa membeli Jambu Biji, dengar-dengar sekilonya seharga Rp15.000 (berisi
antara 4 biji). Jika memang terus bersolek, semoga akses jalan dari dusun Kepil
diperbaiki lagi, terlebih setelah anak tangga habis, bisa jadi diberi semacam
pagar/tambatan tali agar pengunjung bisa berpegangan pada saat berjalan.
Apalagi kalau musim hujan yang kemungkinan bisa licin, dengan adanya
tali/pagar; secara tidak langsung bisa dijadikan pegangan. Semoga Goa Watu
Joglo tetap indah, tetap bersih, dan pengunjung & warga bisa saling menjaga
keasrian tempat ini. Ada yang minat main air di sini? *Perjalanan ke Goa Watu Joglo pada hari Minggu, 30 November 2015.
Baca juga perjalanan lainnya
wuih mantab...gua watu joglo...sya yang orang jogja belum pernah kemari...pernahnya cuma lewat ja...hehehe :D
BalasHapusKayaknya ahrus mampir, kang :-D
HapusSalah fokus saya kira watu jomlo ternyata joglo :D
BalasHapuslumayan menantang nih jalan'a, apalagi harus manjat tebing-tebing batu
Wah bahaya kalau salah fokus nanti hahhahaha
Hapuspengen nyoba masuk goa tapi serem hihi
BalasHapusIni pendek kok goanya :-D
Hapusbatu2 gede dan lorong di antara himpitan batu2 se-gede2 gaban ... kerennnn benerrr
BalasHapuskayaknya bakalan jadi destinasi wisata yang bakalan rame ...
Iya, mas. Tapi jaraknya hanya dekat kok. Waktu masuk juga belum disediakan perlengkapan helm dll, :-)
HapusWAh keren mas :D di Kendal hanya ada 1 gua saja, Hehehe..
BalasHapusSemoga kedepan goa watu joglo bisa menjadi populer tak kalah dengan tempat tempat wisata lainya ya..
Amin, semoga warga setempat dapat memelihara keasrian Goa ini :-)
Hapuswah kece mas... hehe kemraina da sponshor ngajakin ke sini... tapi waktunya yg belum deal hehe... semoga segera deh sampe sini seep... mantap ms rullah....
BalasHapusWah ajak-ajak dong kalo ada sponsor hahahahhaha
Hapustempatnya menantang ya
BalasHapusSeru mbak, tidak jauh juga kok :-D
Hapusbusetdah koyone Jogja wis tamat dijelajahi kabeh iki yo mas? hehe
BalasHapusMasih banyak yang belum mas, Jogja selalu ada tempat yang enak untuk dikunjungi.
Hapus