Sebulan yang lalu, aku dan
teman-teman main merencanakan untuk kuliner Ingkung Ayam di salah satu tempat.
Ingkung Ayam adalah sajian ayam penuh yang tinggal dihidangkan. Akhirnya akhir
pekan kemarin, rencana yang sudah kami rencanakan terlaksana. Minggu pagi, aku
dan rombongan menuju Dusun Plumbungan, Desa Putat, Patuk, Gunung Kidul. Dusun
ini terletak tidak jauh dari Embung Nglanggeran, atau malah lebih dekat lagi
dari tempat wisata yang sempat ngehits
tahun lalu, Kedung Kandang. Mengendarai motor, rombonganku menyusuri jalanan
Patuk, dan sedikit tersendat di area Bunga Amarilis yang sedang booming dan rusak.
Perjalanan sampai pada pertigaan yang
belok kiri menuju Gedangsari, Nglipar, dll. Aku dan rombongan membelokkan motor
ke kiri, dan sekitar 20 meter kembali belok kiri. Di sisi kiri terdapat SMA 1
Patuk, aku dan rombongan menyusuri jalanan lebih kecil. Sampai akhirnya
perjalana berhenti di sebuah hamparan sawah yang bertuliskan “Kampung Emas
Plumbungan”. Hamparan sawah di sisi kiri pun dihiasi dengan gubuk-gubuk di
tengah sawah. Sementara itu di tepian berjejeran orang-orangan sawah yang
berjejer rapi. Tepat di tengah sawah terdapat sebuah kincir buatan petani yang
berputar dan berbunyi ketika terkena hempasan angin.
Orang-orangan sawah dan hamparan sawah usai panen |
Sepeda motor kuparkir di tepi jalan,
sebelah kiri sebuah lapangan bola voli dikelilingi jaring-jaring. Sementara di
jalanan masuk sudah berkumpul bapak-bapak sedang kerja bakti.
“Selamat pagi, pak. Mau tanya, kalau pesan Ingkung Ayam di sini dengan
siapa ya?” Tanyaku
seraya menyalami bapak-bapak di sana.
“Di sini, mas. Sama pak Karanto,” Jawab salah satu bapak seraya menunjuk bapak lainnya
diujung.
Aku pun terlarut obrolan ringan
dengan pak Karanto membahas rencanaku esok siang ingin makan siang di tempat
ini. Tepatnya di tengah-tengah sawah. Untuk meyakinkan beliau, aku menitipkan
uang muka sebesar 50% dari harga yang sudah dipaparkan. Urusan selesai, aku
berpamitan dengan bapak-bapak di sana.
*****
Sudah kusepakati kemarin kalau
nantinya rombongan kami akan menikmati Ingkung Ayam di sebuah gubuk yang
berdiri di tengah sawah. Ada banyak gubuk-gubuk kecil, aku sudah memilih gubuk
yang di dekat jalan karena lebih besar. Aku dan rombongan berjalan menuju
pematang sawah, dan menunggu hidangan Ingkung Ayam yang sudah diolah, tinggal
dibawa ke gubuk untuk kami santap. Disela-sela menunggu hidangan makan siang,
aku pun mengabadikan momen kumpul bersama. Rombongan ini berjumlah Sembilan
orang.
Makan di tepian sawah |
Gelak tawa silih berganti terdengar
dari gubuk kami, candaan teman-teman main membuat suasana menjadi lebih santai.
Embusan angin digubuk sawah membuat suasana semakin cair. Ini adalah sensasi
tersendiri bagiku saat menyantap makan siang di tepian sawah. Sayangnya hujan
belum terlalu sering mengguyur area sini, dan sawah-sawah pun selesai dipanen,
sehingga tidak terdengar bisikan helai daun/batang padi yang terkena hembasan
angin.
Ingkung Ayam, Tempe Goreng, hemmm :-D |
Satu persatu hidangan sudah
disajikan, Satu Ingkung Ayam, Tempe Goreng, sedikit Gudangan (semacam urapan),
Dua Kendi Kecil Wedang Serei, Satu Kendi Besar Air Putih, Satu Teko Es Teh.
Tidak ketinggalan juga Sambel dan Rempeyek. Tidak perlu menunggu lama, aku dan
teman-teman pun melahap sajian kali ini serasa tetap bersenda gurau.
Untuk makan, sajian di sini tidak
menggunakan piring. Namun membuat anyaman dari dauh pohon Kelapa yang dianyam
seperti sebuah piring. Di bagian atasnya pun dilapisi daun Pisang, sehingga
suasana desanya pun sangat kental. Ingkung Ayam ini kami makan sebanyak
Sembilan orang, namun kami tidak habis. Nikmat rasanya bisa menikmati sajian
dengan suasana perkampungan. Oya hampir lupa, nasinya bukan nasi liwet, namun
nasi yang gurih. Hemmm, jadi pengen menyantap kan?
Mari kita makan Ingkung Ayam |
Dari informasi yang aku gali selama
di sini, konsep desa wisata kuliner ini sedang dalam tahap pembangunan. Saat
aku ke sini, sebuah gazebo (rumah panggung) besar sedang dalam proses
pembangunan. Dari salah satu pelaku wisata desa, pembangunan desa wisata ini
memang akan dimulai awal tahun 2016. Nantinya tidak hanya untuk kuliner saja,
namum konsepnya akan seperti tempat outbond.
Gazebo panggung yang belum jadi |
Jika nantinya dibuat outbond
memang bagus, karena lokasinya di sawah dan ada aliran sungai kecil. Untuk
menikmati satu paket Ingkung Ayam (beserta Wedang Serei & Air Putih Kendi)
dan tambahan Es Teh, aku hanya merogok kocek sebesar Rp 220.000,- saja, dengan
rincian Paket Ingkung Ayam (porsi besar) Rp. 200.000,-. Terima kasih untuk
teman-teman yang menyempatkan waktu
untuk ikut kumpul, bulan depan kita cari lokasi lain lagi ya. *Kuliner ini di Dusun Plumbungan, Desa
Putat, Patuk, Gunung Kidul pada hari Minggu, 29 November 2015.
Baca juga kuliner lainnya
wuih mantebb ingkungny :)
BalasHapusBesar dan nikmat :-D
Hapuswah mantap mas enak lezat kayake hehe....
BalasHapusKalo diajak ke sini, aku mau kok mas :-D
Hapusbaca sama liat gambar siang2 gini godaan bgt :D
BalasHapusKode buat kembali eksplore Jogja :-D
HapusWuih kayanya asyik banget bisa makan bersama di tengah sawah bareng teman ya gan!
BalasHapusBenar gan, mumpung akhir pekan :-D
HapusWih mantep, makan bareng diatas gubuk
BalasHapusdulu sering makan diatas gubuk deket sawah, tapi sekarang udah gak ada gubuk'a
sawah'a juga udah mulai sempit gara-gara dibangun perumahan
Sawah di pinggiran kota memang seperti itu, mas. Lama-kelamaan tergerus oleh waktu dan hilang diganti bangunan kokoh
Hapusah jadi fokus sama makanan nih
BalasHapusSemoga tertarik agar membeli hahahahh
HapusCkcckckckckkc......nyammmmmmiiii
BalasHapusSini mbak hahhahhahha
HapusAAKKK! Murah banget itu 200 rebu ber-8! Langsung klik bookmark.
BalasHapusHeeee, pokoknya memuaskan deh :-D
Hapusmakan di saung .. ditengah2 sawah ... bener2 nikmat ...
BalasHapusidenya keren juga ya .. desa kuliner ... bakalan jadi destinasi wisata yang menarik ...
bisa diaplikasikan di desa2 lain ... sekalian menaikkan taraf perekonomian warga disana ...
Benar kang, jadi masyarakat setempat bisa memberdayakan karang taruna untuk ikut andil untuk kegiatan di Desa Wisata
Hapus