Aku tidak serta-merta meninggalkan
pasar, walau kedua tanganku sudah membawa bungkusan Nasi Urap dan Cetot.
Mataku tertuju pada kesibukan simbah yang tadi membungkuskan Cetot. Beliau mengambil semacam
makanan yang terbungkus rapi daun Pisang. Dibukanya bungkusan tersebut, sebuah
makanan berwarna putih terlihat jelas olehku.
“Itu Horog-horog, mbah?” Tanyaku kembali dengan bahasa Jawa.
“Iya mas,”
Jawab simbah masih berusaha membuka bungkusannya.
“Aku bungkuskan dua porsi, mbah,” Pintaku antusias.
Simbah yang jualan Horog-horog berdampingan dengan yang jualan Nasi Urap |
Sejenak simbah berhenti membuka
bungkusan Horog-horog, beliau mendongakkan kepala ke arahku dengan raut agak
terkaget. Bisa jadi beliau kaget karena aku sudah membawa banyak bungkus
makanan, kali ini menambah lagi dua porsi Horog-horog. Setelah beliau yakin
melihatku, simbah pun cekatan mengiris Horog-horog dua porsi untukku.
Mungkin kalian yang berada di luar
Jepara agak bingung dengan kuliner satu ini. Horog-horog adalah kuliner khas
Jepara yang dari dulu aku cari-cari. Pernah beberapa kali aku ke Jepara, namun
baru kali ini aku bisa menemukannya di pasar. Karena itu juga aku sangat
antusias ketika simbah tersebut membuka bungkusnya. Bagi kalian yang kurang
paham, Horog-horog ini terbuat dari Pati Aren. Setelah diolah dan jadi seperti
ini, rasanya pun menjadi gurih. Terang saja tekstur makanannya tidak lembut,
semacam kita sedang makan pudding.
Kalau di Jepara, Horog-horog ini lebih nikmat jika dimakan dengan laut Sate
Kikil. Jadi kalau bisa beli sekalian satu paket, Horog-horog dan Kikil.
“Berapa, mbah?”
“Dua ribu, mas.”
Horog-horog kuliner khas Jepara |
Untuk kesekian kalinya aku harus
terkaget tidak percaya, Horog-horog yang seporsi ini hanya dijual dengan harga
Rp.1000,- saja. Aku pun menerima dua porsi Horog-horog yang dibungkus dengan
daun Jati. Kemudian membayarnya, dan menggabungkan dengan bungkusan makanan
lainnya. Pagi ini aku memborong 4 porsi Nasi Urap, masing-masing 2 porsi Horog-horog dan Cetot. Total pengeluaranku adalah Rp.12.000,- saja. Amat sangat
murah kan?
Jika kalian masih penasaran dengan
Horog-horog, ataupun ingin merasakan bagaimana rasanya Horog-horog yang sedikit
gurih ini. Kalian bisa berburu makanan khas Jepara ini di pasar-pasar sepanjang
di Jepara. Aku rekomendasikan jika sebaiknya pagi hari untuk mencarinya, kadang
sore sudah jarang ada yang jualan Horog-horog di Jepara. Selamat mencoba
berburu Horog-horog Jepara. *Kuliner ke
Jepara (Pasar Apung) ini pada hari Minggu, tanggal 22 November 2015.
Baca juga kuliner lainnya
namanya unik...horog horogg
BalasHapusHehehheheh, rasanya pun unik :-)
Hapushorog-horog, kok kayak kue ya..? :))
BalasHapusIni sebenarnya untuk makan pengganti nasi, mbak :-D
HapusHorog-horog blm prnah dnger. Dan pngen nyoba...
BalasHapusHanya ditemukan di Jepara, jika berkunjung ke Jepara bisa mencarinya :-D
Hapushorog horog cetot
BalasHapuskayak gmana tuh rasanya?
Heeeee, ayo berburu ke pasar tradisional, mas. Terutama di Jateng :-D
Hapuswah jadi pensaran aku mas... kayaknya renyah ya mas hehe
BalasHapusHeee, ayo dicoba, mas :-D
Hapusjepara gokil... harganya anak kos banget..
BalasHapusJajanan pasarnya memang murah banget :-D
Hapuspenasaran sama rasanya, pengen nyoba makan
BalasHapusrasanya agak gurih dikit :-D
HapusBaru tau ttg horog2, tapi aku lebih tertarik nasi urap nya saja dech :-)
BalasHapusEnak loh, om hehehheheheh
Hapusbentuknya kayak kristal Gula Pasir yooo
BalasHapusIya :-)
HapusTapi ini padat kok :-)
paling mantap kalau dimakan sama bakso... gerrr rasanya...
BalasHapusapa lagi pas ujan-ujan heheheh
Hapus