Siang semakin terik, aku lantas
mengayuh pedalku lebih kuat. Sudah cukup lama aku berburu foto di Padang Ilalang dekat pantai Pantura, dan sebelumnya menyempatkan diri untuk ngobrol
santai dengan warga setempat mengenai pembuatan kapal. Tujuanku kali ini adalah
balik ke rumah untuk melepas lelah, kususuri jalanan yang tadi pagi kulewati.
Sampai akhirnya, aku bertemu dengan beberapa warga yang sedang duduk di balai
bambu, menikmati buah jeruk. Aku pun menyapa beliau.
“Mampir, mas!!”
Teriak lelaki tanggung yang mengenaliku.
“Eh, kamu,”
Aku pun menghentikan laju sepeda lalu menyalaminya.
Aku lupa namanya, tapi aku tidak
asing dengan wajahnya. Dia adalah salah satu orang yang jaga Trekking Mangrove,
tempat yang beberapa waktu lalu pernah aku kunjungi saat naik sepeda. Aku pun
ikut nimbrung dengan mereka, sesekali kami menggunakan bahasa Bugis untuk
berbicara, namun apa daya; bahasa Bugisku terlalu lama tidak kugunakan, jadi
agak kaku rasanya. Dari sekian banyak orang yang berkumpul, aku hanya kenal
satu orang saja. Namun, mereka semua kenal keluargaku; hanya saja tidak
mengenalku *nasib jarang di rumah.
“Lemo, kak? (Jeruk, kak?)” Seorang gadis kecil mungking berumur 15 tahun menawariku
sebuah Jeruk khas Karimunjawa.
Jeruk Bokor yang ada di Karimunjawa |
Aku pun mengiyakan, dan mengambil
satu. Jeruk Bokor adalah Jeruk khas yang ada di Karimunjawa. Besar jeruk ini
sama seperti Jeruk Pontianak, namun yang membedakan adalah kulitnya yang tebal.
Selain itu, Jeruk Bokor harus dikupas dengan menggunakan pisau. Jika kita
paksakan untuk mengupas dengan tangan, alhasil Jeruk tersebut pasti pahit
akibat kulit yang mengeluarkan air.
Uniknya lagi, menikmati Jeruk Bokor
ini tidak seperti kita menikmati Jeruk Pontianak ataupun Jeruk yang manis
lainnya. Di Karimunjawa, menikmati Jeruk Bokor itu dengan garam dan cabai saja.
Jadi, taburan garan diberi potongan beberapa cabai. Kemudian kita cocolkan
irisan Jeruk tersebut, baru dimakan. Unik, kan? Untuk rasanya, Jeruk Bokor ini
cenderung segar, rasa manis bercampur dengan asam. Jadi kalian bisa
membayangkan bagaimana jika rasa manis, asam, asin (garam), serta pedas
(cabai) menjadi satu dilidah. Malah seperti salah satu iklan permen haaa, tapi
memang seperti itu kenyataannya. Sebenarnya, kita juga bisa langsung menikmati
Jeruk tersebut tanpa dengan menggunakan garam untuk merasakan rasa aslinya.
Cocolan untuk Jeruk Bokor (Cabai dan Garam). |
Menikmati setiap irisan Jeruk Bokor
seraya berbincang dengan warga setempat yang berkumpul, itulah yang aku
lakukan. Obrolan sekitar bertanya tentang aktifitasku (apakah masih kuliah atau
sudah kerja), sampai membahas juga tentang bersepeda. Mereka pun agak
terperangah saat pemuda yang kukunali tersebut menceritakan kalau pernah
melihatku bersepeda ke arah Karimunjawa. Sebenarnya jarak tidak terlalu jauh
sih, hanya saja mereka heran saja dengan kegemaranku. Oya lupa, salah satu
balita yang dari tadi asyik melihat helm sepedaku pun tertarik untuk memakai.
Dipasangkan helm tersebut dikepalanya, ekspresi dia menggunakan helm sepeda
mengundang gelak tawa tersendiri bagi kami.
Tingkah lucu anak kecil memakai helm sepedaku |
Terima kasih sudah mengajakku untuk
singgah sejenak, menikmati Jeruk Bokor yang sudah amat lama tidak pernah aku
cicipi. Sampai aku menulis ini, aku benar-benar lupa nama pemuda yang
mengundangku untuk singgah. Seperti inilah rasanya ingat wajah, namun lupa
nama. Pokoknya dia itu salah satu alumni sekolah di MA Safinatul Huda II
Karimunjawa (sekolah dekat rumah), dan dia juga merupakan muridnya kakakku di
sana.
Baca juga tulisan lainnya
aku malah kayanya belum pernah makan jerum bokor mas hehe
BalasHapusaku lg ngerencanain ke karimun jawa nih,soalnya td malem liat liat gambar karimun jawa eh makin kebelet pengen kesana, homestay disana ada gak yg 50 rb an permalam?
Wah semoga bisa terlaksana ke Karimunjawa. Rata-rata 75an mbak, tapi kemungkinan ada sih yang segitu :-)
HapusKelebihan dari jeruk bokor itu apa aja mas rula? :D
BalasHapusAku kurang paham, mbak. Tapi rasanya segar banget loh :-D
Hapuskulit jeruk bokor memang tidak semulus jeruk jenis lainnya yang ada di Indonesia, tetapi rasa manisnya jeruk bokor justru yang terbaik dari yang baik, belum lagi keramah tamahan warga Karimun jawa, mirip sedikit dengan keramahan saya...hehe
BalasHapusHeee, pada dasarnya orang Indonesia itu ramah-ramah :-D
HapusWahh blogger karjaw nanti kalo saya ke sana meet up yaa kakkk
BalasHapusNtar saya kok ngeces yaa bacanya past I segerrr lemonya
Salam kenal haaaa, untuk sementara aku stay di Jogja. Tapi kadang juga balik Karimunjawa :-D
HapusSemoga bisa diagendakan :-D
penampakan daging jeruknya kaya gmana mas?
BalasHapusbaru liat saya jeruk bokor ini
Hampir seperti jeruk bali, tapi kecil dan putih.
Hapusenak ga kalo di jus? :v salam kenal mas
BalasHapusPasti enak, aku dulu pernah coba ngejus heee
HapusKalo versi besarnya jeruk bali yah mas
BalasHapusYa hampir sama, :-D
HapusPerasaan dirumahku juga ada jeruk kayak gituaan,,, tapi menurtku sih rasanya lebih banyak asemnya deh, yah mungkin karena belum mateng kali yah...
BalasHapusWah enak tuh, jeruk ini memang dimakan saat masih hijau kulitnya. Yang membedakan tua atau muda adalah tekstur kulitnya yang agak mengkilap berarti sudah siap dimakan. Kalau kuning nanti tidak enak dimakan karena dalamnya kering.
Hapusbaru tahu kalau ada nama jeruk bokor :D
BalasHapusMungkin di tempat lain namanya beda :-D
HapusJadi kamu ama lelaki tanggung itu akhirnya jadian gitu ???? hahahaha
BalasHapusAhhh, kalau sama adeknya (yang cewek) mau aku, om *eh
Hapusngiler lihat jeruknya -___-
BalasHapusSeger loh gan :-D
Hapuswidih.. sejenis kearifan lokal kah?
BalasHapusBisa jadi seperti itu :-D
HapusWew... wah lihat jeruk bibirnya gimana gitu rasanya.. wwkwkw
BalasHapusHeee, seger banget loh, mas :-D
Hapuswah kayaknya asemnya mantap ms hehehe....
BalasHapusPokoknya segernya nendang, mas :-D
HapusRasanya belum pernah makan jeruk bokor itu deh, jadi kemecer :) .. itu jeruknya Organik ya mas? atau?
BalasHapusIya mbak :-)
HapusKayanya enak nih jeruk bokor, duh jadi penasaran.. thanks ya mba infonya sangat bermanfaat
BalasHapusMakasih :-)
Hapus*Duh dipanggil mbak :-(
Penasaran sama Jeruk ini.
BalasHapusRasanya seger-seger gimana gitu, mas :-D
Hapusaku baca sambil "mouthwatering" aka "ngiler" rasa asam, segar dan sedikit manis di tambah campuran garam dan sedikit cabe rawit "thnk's mas bikin sukses" ngidam wkwkw
BalasHapusHaaa, bahaya kalau lagi ngidam :-D
Hapusakunya malah jadi netesin liur gara gara liat jeruknya. enak banget itu kalo dicampur ama es. slurupssss
BalasHapusHaaa, ati-ati kalo ngidam ya :-D
HapusKemarin pas mudik pingn mampirin karimun, sayang waktunya gak pas :|
BalasHapusPernah nyobain naik susi air nya?
Wah harusnya mampir hehhehe, sudah mbak. Waktu dari Karimunjawa - Semarang saya naik Susi Air :-D
HapusSekali ini dan berkat baca postingan ini mas, saya tau kalau jenis jeruk itu ada yang namanya jeruk Bokor... Oh ya mas, mungkin rasa jeruk ini kalau kita cocol pakai garam, mirip dengan rasa permen Nan* yang manis, asam, asin.. HaHa
BalasHapusHeeee, pokoknya kalo lagi Sariawan, langsung bisa merasakan nikmatnya dalam kepedihan hahahhaha
HapusJeruk bokor kalau untuk kremabath rambut enak mas, pernah nyoba ? lumayan kalu buat terpi ini mah.
BalasHapusBelum kang, wah baru dengar malahan hehhehheh
HapusJeruk bokor istimewa, media penyambung keramahtamahan yang Mas Rullah alami yaa :)
BalasHapusHeeee, Jeruknya memang membuatku terkenang masa selama di Karimunjawa, mas :-D
Hapusbentuknya mirip jeruk yang sering digunakan untuk campuran sambal (jeruk purut), tapi kok kayaknya bisa dimakan atau buat minuman ya?
BalasHapusIni sebesar jeruk pontianak, hehehhehe. Kalo Jeruk Purut dia kecil :-D
Hapus