Belum lama ini, aku mengikuti
kegiatan fieldtrip mahasiswa
Kedokteran Tropis UGM (Tropmed) di Salatiga. Lokasinya tepat di B2P2VRP
Salatiga, ada yang tahu kepanjangan B2P2VRP? Baiklah, kepanjangannya adalah
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit. Agendaku
kali ini sebagai staf yang menemani mahasiswa untuk terjun ke lapangan langsung
sekaligus sebagai fotografer setiap kegiatan mereka. Aku pun membawa dua
kamera, satu dari kantor dan kamera satu tentu pocket milikku pribadi.
Untuk apa menangkap Tikus? Ya, karena
mahasiswa ini berasal dari Minat Entomologi, mereka tentu belajar berkaitan
dengan penyakit yang ada hubungannya dengan Tikus. Salah satunya tentu adalah Leptospirosis, penyakit yang ditularkan
karena terkena urine tikus. Tapi sebenarnya untuk kali ini, mahasiswa lebih
pada untuk mengetahui tentang Ektoparasit Tikus (Parasit Tikus). Heeeemm, aku ini ngomong apa ya?
Perangkap Tikus siap dipasang |
Sore hari (Senin 27 Juli 2015),
setelah materi selesai. Sekelompok mahasiswa pun langsung terjun ke lapangan
untuk menangkap Tikus di area perkampungan. Kami membawa 22 perangkap Tikus
yang sudah siap, lalu berjalan ke area perkampungan dan meletakkan seluruh
perangkap Tikus tersebut. Peletakannya pun terserah mahasiswa, ada yang menaruh
di dalam rumah, ada juga yang di luar rumah. Seraya berbincang dengan warga
setempat, seluruh mahasiswa yang ikut langsung menaruh perangkap dengan harapan
esok akan mendapatkan hasil.
Salah satu mahasiswa sedang memasang perangkap Tikus di luar rumah |
Selesai meletakkan perangkap,
kegiatan lainnya adalah mencari Jentik Nyamuk (tulisannya nanti ya). Pagi
harinya (Selasa, 28 Juli 2015) pagi kami langsung melihat perangkap yang
kemarin sore kami pasang. Alhasil, ada empat perangkap yang membawa hasil. Dua
tikus, dan dua Curut. (Ingat Curut tidak dikategorikan sebagai Tikus, karena
mereka pemakan Serangga dan Semut.
Kalaupun dilihat secara fisik, juga terdapat perbedaan pada mulutnya).
Tikus hasil tangkapan |
Dua Tikus tersebut kami bawa ke Lab,
di sana mulailah praktek dengan Tikus. Tikus tersebut diukur panjang
keseluruhan tubuhnya, kemudian diukur hanya ekornya, tengkoraknya, dan juga
panjang telinganya. Setelah itu Tikus dibersikah dengan Sikat dan ditimbang
beratnya. Kegiatan di Lab ini tidak sampai membedah Tikus untuk mengambil
Ginjalnya, namun hanya mengidentifikasi Parasit-paraist apa yang ada pada
Tikus.
Parasit Tikus pada dasarnya dibagi menjadi dua; Ektoparasit dan Endoparasit. Ektoparasit adalah jenis Arthropoda (Insekta + Arachnida). Insekta itu seperti; Pinjal dan Kutu. Sedangkan Arachnida itu seperti; Tungau dan Caplak. Sedangkan Endoparasit sendiri seperti (Virus/Bakteri/ & Protozoa & Helmint).
Di sini mahasiswa hanya mengidentifikasi Ektoparasitnya saja. Jadi dengan menyikat bulu Tikus, diharapkan parasit-parasit yang ada di bulu Tikus bisa keluar dan diambil oleh mahasiswa. Letak parasitnya pun tidak pada satu tempat yang sama ditubuh Tikus. Ada dibagian telinga, leher, perut, maupun punggung Tikus.
Praktek berlangsung di dalam lab |
Sepertinya aku pun ikut belajar
banyak dengan mengikuti agenda mahasiswa ini. Aku pun ikut masuk ke lab,
mendokumentasikan dan juga sedikit-sedikit ikut mencatat apa yang dosen
terangkan ke mahasiswa. Baiklah, ini aku abadikan beberapa jenis Tikus yang
sudah diawetkan. Ada yang besar banget Tikusnya. Selain itu, aku juga
mengabadikan saat penangkap kami mendapatkan Tikus.
Dari sini aku tahu banyak penyakit
bersumber dari Tikus. Mulai dari penyakit yang sudah sering aku dengan namanya,
sampai nama penyakit yang baru kali pertama aku dengar. Total penyakit yang
dituliskan pada materi ada 35 jenis penyakit, diantara penyakit tersebut adalah
Tuberculosis, Leptospirosis,
Salmonellosis, Plague, Lymphocytic Chroriometingitis, Fleas, Capillariasis,
dll (sumber tulisan jenis penyakit dari materi B2P2VRP Salatiga). Sebuah ilmu
baru dan sangat menyenangkan bisa mendapat materi yang tidak sama dengan apa
yang aku kerjakan. Aku yakin, dalam tiga hari ini pasti mendapatkan ilmu dan
pengalaman sangat luar biasa selama di B2P2VRP Salatiga. *Seluruh kegiatan ini dilakukan oleh mahasiswa S2 Ilmu Kedokteran
Tropis UGM beserta B2P2VRP Salatiga.
Baca juga tulisan yang lainnya
wah serem juga itu mas tikus hehehe...
BalasHapusHaaaa, seru mas nggak serem :-D
Hapusya ampun mas, gede banget tikusnya... hebat bisa nangkep tikus kayak gitu :D
BalasHapusMasih gedean yang udah diawetkan :-D
Hapuskalo tikusnya gede kayanya kucing juga malah takut yamas..
Hapuswah itu tikusnya setelah diperiksa diapakan lagi selanjutnya pak? dikasih makan kucing tetangga ?
BalasHapusSebenarnya harus dibedah sih, tapi kalo ini ditaruh di Lab dulu
Hapusanjir gede amat itu tikusnya.
BalasHapustikusnya dalam kondisi mati?
Belum mati, masih pingsan :-D
Hapusih aku sebel banget sama clurut loh, soalnya bau...tikus apalagi, geliiii ama buntutnya
BalasHapusektoparasit...ngeri ya mas
Padahal mereka lucu loh *eh haaaa
Hapusharusnya tikus-tikus dikota juga dijebak gitu biar ga nambah banyak.masa saya tiap ke kota liat tikus gede nyelonong tanpa takut manusia.berani banget kan.huhu
BalasHapusTikus Werok? haaaaa
HapusGede banget njir. Tapi emang tikus itu jorok banget hidupnya, ga heran banyak penyakit di dalamnya. Apalagi tikus got :D
BalasHapusBetul :-)
HapusTikusnya besar banget mas yang terakhir :o
BalasHapuswaaa..tikus pun ada yang parasit....mau dong tikus di kosan ku ditangkepin..plus curut yang suka masuk dari celah pintu....:D
BalasHapusHaaa, sepertinya ini bakal jadi bisnis yang menggiurkan :-D
Hapustakut sama tikus -___-
BalasHapusKalau tikus, angkat tangan aku mas. Paling takut sama tikus
BalasHapusHaaa, aku malah takut sama tokek :-D
HapusKalau sama hewan yang namanya tikus saya akui sangat benci dan takut sekali wkwkwkw.
BalasHapusHahahahaha, ngeri sih sebenarnya :-)
Hapus