Sore ini kami sedang getol-getolnya jogging. Kata Sariman, jogging
itu tidak hanya menyehatkan badan, namun juga menyehatkan mata dan pikiran.
Kami sudah sepakat jogging kali ini
tidak di GSP UGM, tapi di Embung Tambakboyo. Salah satu Embung yang tidak jauh
dari kota.
Ritual jogging kami
tidak berubah. Tiga kali keliling Embung, selebihnya nongkrong di tepian Embung
seraya menghisap rokok. Anak kos emang keren kok, katanya rokok ini ibarat
oksigen. Jadi wajib merokok selepas jogging.
Ilustrasi: Anjing dan pemiliknya (sumber: jasminarethna.blogspot.com) |
Obrolan mulai dari ngalor
– ngidul tidak jelas pun tersaji. Kami dengan khidmat mendengarkan ocehan
Sariman. Pasti sudah bisa kalian tebak, obrolannya tidak pernah keluar dari
topik gebetan. Walau banyak gagal,
tapi perjuangannya tidak pernah lelah. Tema tersebut mendadak berubah tatkala
Sariman melihat orang yang berlalu-lalang di depannya.
“Lucu ya orang itu. Orangnya kecil, tapi Anjingnya besar. Wah
anjing itu mesti galak,” Kata Sariman menunjuk seekor Anjing yang lewat depan
kami.
Seekor Anjing Herder tengah melintasi depan kami. Pemuda yang
mempunyai Anjing itu agak kewalahan memegang rantai. Anjing tersebut sepertinya
kurang nyaman dengan keramaian.
“Ati-ati, Man. Itu Anjing lihat ke arahmu. Benci kayaknya
lihat kau, Man,” Pasaribu menanggapi dengan bercanda.
Sariman langsung diam. Sepertinya dia permah punya masalah
dengan Anjing. Namun tidak lama kemudian, dia kembali nyerocos masalah Anjing.
“Itu malah aneh. Orangnya besar dan tatoan, malah bawa Anjing
kecil. Lebih kecil daripada kucing,” Celetuknya tanpa dosa.
“Nggak ada yang aneh, Man. Tergantung selera masing-masing,”
Potongku cepat.
“Heeeemm, ternyata abang-abang ini nggak ada yang peka,”
Ucapnya tersenyum mengejek.
Kami kompak melotot ke arah Sariman. Sempat ngomong aneh
lagi, aku pastikan dia akan berenang di Embung sore ini.
Tanpa melihat ekspresi kami, Sariman tetap saja mengoceh.
“Itu yang Anjingnya besar dan pemiliknya kecil sudah jelas
kalau Anjing tersebut yang jaga pemiliknya. Kalau yang Anjingnya kecil dan
pemiliknya besar, itu kebalikannya. Jadi pemiliknya yang jaga Anjing.”
“Bener kan, aku?” Sariman sumringah.
Pasaribu yang masih gondok pun menanggapi penjelasan Sariman.
“Sakkarepmu, Man.
Cangkem-cangkemmu de’we’,” Bahasa Jawa logat Batak pun terdengar keras sore
ini.
“Kalau kau jenis yang mana, Man?” Sahut Tobing sambil
tertawa.
Kedua kalinya Sariman tersedak diam. Dia hanya melongo
melihat ke arah kami.
“Gak tak kasih PIN
cewek koe, Bang,” Ancam Sariman.
Baca juga postingan yang lainnya
eh, masuk akal juga sih teorinya sariman, mantep. keren.
BalasHapus*udah aku puji tuh, Man. Bagi pin cewe dong* xD
Kamu harus ke Jogja, mas :-D
Hapuskeren ancaman sariman haha :D
BalasHapusHmm, kayaknya lucu deh kalau dateng kesana :D
BalasHapusHaha, ancamannya di kasih pin cewe tuh .. haha :D
kalo sariman Anjing peliharannya sesuai ama badannya
BalasHapuskan biar saling melengkapi hahaha :D
Sariman lagi bingung, mau nyari peliharaan yang wrana bulunya pink, biar didekati cewek katanya :-D
HapusHmm, gak tau lagi harus ngomen apa .. bingung nih ,, lagi gak konek -_- hehe
BalasHapusCukup dibaca saja haaa
Hapussariman selalu punya cerita ya mas...pahalanya banyak lho dia, karena banyak membuat orang lain tertawa :D
BalasHapusSelalu ada ceritanya mbak, haaaa..
Hapushmmm, cukup logis.
BalasHapushebat man!
Itu penemuan terbaru Sariman, mungkin akan di patenkan menjadi hasil karyanya :-D
HapusJadi kamu naksir pemilik anjing nya ???? hua hua
BalasHapusAku masih normal, kang :-( :-(
Hapus