“Lama tidak memposting
tentang Karimunjawa, kode untuk pulang dan mencari bahan tulisan,” Kuambil
ransel lalu mudik ke Karimunjawa.
Ada banyak cara yang bisa kita lakukan selama di Karimunjawa. Bagi pengunjung wisata
yang menggunakan paketan (biro), tentu waktu mereka habis di laut. Bermain-main
pasir seharian, di atas kapal menggunakan life
jacket, dan bercengkerama dengan teman-teman baru, dan masih banyak lagi
lainnya. Berbeda jika kita tidak ikut paketan. Kita dapat leluasa mengunjungi
tempat lain yang tidak ada dalam paketan, ya mungkin tidak bisa menikmati
indahnya bawah laut bersama orang-orang lain, tapi bisa keliling Karimunjawa sendirian tanpa terbatas
oleh waktu. Semua itu pilihan, ada plus dan minusnya.
Aku yang niatnya ke Karimunjawa
(mudik) untuk menikmati waktu liburan dengan bersepeda. Berangkat dari rumah
(ini rumah asliku) pukul 05:50 wib, menyusuri jalanan pagi yang lengang dan
sedikit masih basah karena subuh tadi hujan. Heemm, perkiraanku kemungkinan
sampai Karimunjawa lebih dari satu
jam. Dan membutuhkan waktu dua jam untuk sampai di Legon Lele. Sebuah dusun yang dibalik bukit, rutenya harus melalui Kapuran, Karimunjawa. Sepanjang perjalanan, hanya sedikit orang yang
berpapasan denganku. Pemandangan kanan dan kiri cukup membuat perjalanan ini
tidak bosan. Dimulai dari Mangrove, jalanan lengang dan rusak,
ataupun pemandangan lainnya. Aku abadikan sedikit sudut lain dari perjalanan di
Dusun Cikmas.
Jalanan di hutan Mangrove Karimunjawa |
Laju sepeda mengikuti ritme kaki yang mengayuh. Memasuki dusun Nyamplungan, jalanan semakin
terjal dan rusak. Beberapa tanjakan juga dapat aku nikmati. Mungkin ini sebuah
sapaan bagi roda-roda kecil. Atau aspal rusak yang sudah mirip dengan batu kali
tercecar tanpa ada aturan berguman “Jarang
ada roda sepeda yang melalui jalanan ini.” Setelah berhasil sukses melalui
tanjakan di Nyamplungan, aku dapat
melalui jalanan rata walau usak ketika masuk dusun Alang-alang. Menatap sisi kanan jalan yang tepat berdekatan
dengan bibir pantai. cukup indah, walau ini hanya sesaat. Selepas melewati
tikungan sekolah SD, aku harus merasakan tanjakan yang terjal karena hanya ada
bongkahan batu saja.
Dijalanan dusun Alang-alang, Karimunjawa |
Melewati dusun Alang-alang
– Legon Boyo – Jati Kerep – Karimunjawa – Kapuran, akhirnya sampai di arah dusun Legon Lele. Jalanan bervariasi,
mulai dari rata aspal bagus sampai berlubang. Dan kali ini roda-roda kecil
sepedaku menapaki jalanan terbuat dari paving. Lumayan rapi walau tidak
sepenuhnya rata, lebih baik jalan seperti ini daripada aspal namun terlihat
seperti bongkahan batu yang tidak tertata. Aku menikmati segarnya udara di
sepanjang Karimunjawa. Yah, dengan
cuaca mendung dan alam masih asri seperti ini; tidak ada kata yang pantas
bagiku selain bersyukur kepada Sang Maha Pencipta Alam Semesta. Lihatlah
sekeliling ini, rumput masih terlihat hijau dan segar.
Sepanjang jalan paving ke arah Legon Lele, Karimunjawa |
Selain melihat rimbunnya pepohonan yang hijau. Sepanjang
jalan paving ke Legon Lele, aku
dapat melihat lautan yang tenang dan sebuah bukit lumayan tinggi. Jika aku
pandang sejenak, maka mata ini tentu langsung takjub. Inilah Karimunjawa, Ini di Jawa Tengah, Ini Indonesia. Agak lebay
juga mungkin tulisanku, tapi memang seperti inilah kenyataannya. Jika aku tidak
mengatakan dan memberikan judul ini Karimunjawa,
tentu saat aku tampilkan gambar tanpa ada keterangan, kalian mesti akan mengira
ini ada diluar pulau Jawa. Lautan yang tenang membuat kita ingin berlama-lama
untuk menatapnya. Aku yakin kalian tidak akan menyia-nyiakan pemandangan indah
seperti ini terlewatkan begitu saja.
Selamat Pagi Karimunjawa |
Pada akhirnya, kita mencari sebuah tujuan untuk dicapai.
Seperti itulah perjalanan sepeda kali ini. sengaja mengayuh pedal menuju tempat
terjauh, untuk kemudian menyusuri setiap pantai dengan arah jalan pulang. Di
depanku nanti akan ada pantai Legon Lele,
sebuah pantai yang tak kalah indah namun tidak begitu terkenal. Aku akan
mengabadikannya, namun untuk kali ini; cukup perjalanan dan pemandangan menuju
ke sana yang aku abadikan. Kugeletakkan sepedaku ditengah-tengah jalanan yang
sepi, kemudian aku ikut berbaring disampingnya seraya menatap lautan. Boleh kan
aku bilang kalau ini indah? Aku lama bermalas-malasan, berbaringan ditengah
jalanan tanpa takut ada kendaraan yang akan lewat. Aku menikmati pagi ini di
setiap sudut jalanan sepanjang Karimunjawa.
Menyapa pagi di Karimunjawa |
“Dimanapun tempatnya,
keindahan itu pasti selalu ada. Tinggal bagaimana kita melihatnya,” Ah
kalimat ini aku buat tanpa terencana; tiba-tiba menyeruak dalam pikiranku dan
langsung aku catat. Sedikit dokumentasi ini mungkin bisa dijadikan sebuah
referensi kalau Karimunjawa itu
memang indah. Pada akhirnya, aku melanjutkan perjalanan menuju pantai; dan aku
akan tuangkan semuanya dalam tulisan. Sementara ini hanya sebuah pengantar
untuk membuat kalian penasaran, bagaimana keindahan Karimunjawa jika pantainya kita susuri menggunakan sepeda.
Baca juga postingan yang lainnya
Yaelahhh, gila, kerenn bangett Karimunjawa. Akkk, keren, Kak, kerenn!!
BalasHapusSukses!
Ayoo main ke Karimunjawa haaaaaa
HapusEnak juga ya Kang kalau ke Karimun Jawa naik sepeda, bisa trekking di tempat alam terbuka dengan menikmati panorama keindahan pulau ini.
BalasHapusHaaa, bener kang. Tapi ada juga penyewaan motor. Jadi kalo nggak kuat nyepeda ada motor :-D
Hapustempatnya masih alami nie mas, masih hijau..
BalasHapusIya mas, masih seru buat bersantai sambil nikmati udara :-)
Hapushmm..jalanan yang asri..meskipun agak berlobang..selalu menyenangkan untuk dilintasi....
BalasHapusbtw- yang motret siapa ya.....keren banget gambarnya...
keep happy blogging always...salam dari Makassar - Banjarbaru :-)
Salam kenal...
HapusIni pakai tripod mas, jadi kasih setelan 10 detik haaaa. Foto sendirian :-)
Keindahan alam itu bisa berada dimana aja. Kadang ditempat yg bukan tempat wisata pun memiliki keindahannya masing2. Mungkin tergantung kita yg melihatnya..
BalasHapusBenar mas, bagaimana cara kita untuk menikmatinya :-)
Hapus