“Aku berkumpul dengan orang-orang yang mempunyai ambisi untuk
menjelajah Negara tetangga, apa aku harus tetap diam seperti ini?” Batinku
bergolak.
Setiap orang pasti mempunyai cita-cita untuk melakukan
perjalanan keliling dunia. Kalaupun tidak sampai, keliling Negara tetangga
adalah salah satu cara melampiaskan hasrat untuk keliling dunia. Sore ini (Jum’at,
11 April 2015) aku merasa terjebak diantara kelompok orang-orang muda yang
ingin berkeliling ke Negara tetangga. Sebuah diskusi santai yang bertajuk #ForumKopral diselenggarakan oleh Penerbit Bentang Pustaka kali ini berlangsung. Lokasinya cukup nyaman,
berada ditaman yang dinamakan “Saung Bentang”. Tentu yang paling menarik adalah
pembicaranya, beliau bernama Claudia Kaunang;
seorang penulis banyak buku yang bisa dijadikan penduan saat mengunjungi Negara
tetangga.
Obrolan santai dibuka oleh CEO Bentang Pustaka;
Pak Salman Faridi. Ini bukan kali
pertamanya aku melihat beliau. Dibeberapa event aku pernah bertemu beliau. Pengantar
yang cukup menggeletik adalah pertanyaan beliau “Ada yang sudah punya paspor?” Ahhh, tamparan keras bagi orang
macam aku yang tidak pernah main-main keluar negeri. Walau aku tidak sendirian,
tapi tetap saja melongo dan sedikit malu karena tidak ikut angkat tangan. Baiklah,
dalam waktu secepatnya aku harus mempunyai paspor. Kata beliau dengan benda itu
(paspor) kita pasti termotivasi untuk berkunjung ke Negara tetangga.
Pak Salman Faridi membuka acara sore obrolan santai di Saung Bentang |
Akhirnya sampai juga pada acara inti. Pembicara mbak Claudia Kaunang sudah berada di depan kami. Tidak perlu sesi perkenalan,
karena hampir semua sudah tahu siapa beliau. Obrolan santai ini membuat aku
semakin bersemangat untuk mempunyai paspor. Pada obrolan santai ini, mbak Kaunang menceritakan pengalamannya saat
berkunjung di ASEAN, ASIA, dan Eropa. Ada banyak hal yang menarik bagiku,
beliau memaparkan dengan mudah dan tidak bertele-tele. Para peserta pun merasa
puas; apalagi diantara peserta ada yang ngebet
ingin ke Jepang. Bahkan beberapa peserta juga membagikan tips saat main ke
Singapura dan Korsel. Weh, seru banget.
Pembicara mbak Claudia Kaunang (berbaju biru) |
Diantara banyak obrolan yang terlewatkan; ada dua hal yang
paling aku ingat saat mbak Kaunang
memberi nasehat. Dua hal itu adalah tentang kejujuran. Kejujuran dalam hal
keuangan (tabungan), dan kejujuran dalam hal tenaga. Itu yang paling penting. Selain
itu aku juga dapat informasi dari beliau kalau mengurus visa itu awalnya susah,
namun beberapa akhir kali ini agak mudah. Beliau menceritakan bagaimana
langkah-langkah awal yang harus kita lakukan dalam proses untuk mendapatkan
visa. *catatanku semakin banyak dan berdoa bisa mendapatkan visa [amin].
Sediki catatan yang aku sempat abadikan dari obrolan bersama
mbak Claudia Kaunang. Ketika ditanya tentang masalah bagaimana cara menabung dan
menghitung dengan rinci untuk menuju suatu tempat, ini jawaban beliau. “Yang mengajari aku menghitung dengan detail
itu ibu, saat aku masih kecil (SMP),”
“Jangan pernah modal
nekat saat ingin berpergian. Kalian harus memperhitungkan secara detail seluruh
anggarannya. Itu hukumnya wajib.”
Kemudian beliau bertanya pada kami; “Sebelum ke luar Negeri, coba sudah keliling Indonesia daerah mana
saja?” Ada lebih dari empat orang mewakili kami untuk menjawabnya. Rata-rata
belum satupun pernah menginjakkan kaki di Indonesia Timur (tanah Papua).
Ada seorang cewek yang curhat kalau uang tabungan yang
rencana akan digunakan untuk main-main selalu habis untuk keperluan lainnya
yang lebih penting. Mbak Claudia Kaunang tersenyum dan menjawab dengan
mantap; “Travelling itu penting, namun
jangan pernah ragu untuk mengeluarkan uang tabungan untuk keperluan yang lebih
penting.”
Sama juga ketika seorang cewek yang hobi belanja merasa susah
untuk menabung, beliau juga meberikan tips agar dapat menahan rasa untuk
belanjannya dengan iming-iming uang segitu bisa untuk menginap di hotel A selama
dua malam. Oya, lupakan slogan “Lebih
baik menyesal membeli daripada menyesal tidak membeli,” Itu sangat-sangat
tidak benar kata beliau seraya tertawa.
Menjelang selesai acara, mbak Claudia Kaunang
memberikan masukan pada kami agar tidak mengunjungi suatu tempat yang sama
dalam waktu dekat. Karena tidak ada perubahan yang mecolok, lebih baik
digunakan untuk mengunjungi tempat-tempat lainnya. Selain itu beliau juga
berkata “Kalian pasti bisa menuju tempat
yang kalian idamkan. Waktu itu pasti akan datang, selama kita berusaha dan
pastinya menabung.”
Baiklah masih banyak kutipan-kutipan yang terlewatkan olehku.
Namun ada banyak ilmu yang bisa aku dapatkan sore ini. Pada akhirnya kami
berfoto bersama, dilanjutkan sholat bagi yang muslim. Setelah itu kami
menikmati suguhan Angkringan yang sedari tadi sudah menggoda mata. *pokoknya
gratis.
Foto bareng dulu (sumber: Twitter Bentang Pustaka) |
Menu makan bersama ala Angkringan |
Terima kasih untuk ilmunya mbak Claudia Kaunang, terima kasih atas acaranya yang seru serta menu
angkringannya yang menggugah selera. Terima kasih Bentang Pustaka. Berharap semoga pada #ForumKopral mendatang aku bisa hadir lagi (siap-siap liat timeline
Bentang Pustaka). Semoga dengan
motivasi serta tips dari mbak Claudia
Kaunang, kami bisa menikmati
menjejakkan kaki di Negara yang kami ingin kunjungi. Kalau aku tentunya ingin
ke Liverpool dan Praha *amin.
Baca juga postingan yang lainnya
wah acara yang seru dan ramai ya mas mantap dah.... oke tuh poto barengnya hehe pizz...
BalasHapusHaaaa, narsis pakai tongsis haaa
Hapusseru banget ya, pesan yang di dapat juga sangat bermanfaat, terima kasih share nya
BalasHapusSama-sama mas :-)
Hapusseru banget kayanya, apalagi ada acara foto barengnya juga,hehe
BalasHapusjadi pengen saya juga foto bareng claudia kaunang..
Heeee, emang seru mas kalau bisa kumpul bareng kayak gini
HapusKak, materi ini bagus skali, sama2 nge fans sama mba CK :)
BalasHapusIya hehhehhhe
Hapus