Puas melihat-lihat kawasan Gua Sakti, Plajan. Perjalanan aku lanjutkan menuju tujuan utama, Gong Perdamaian Dunia. Aku balik menuju pertigaan yang ditengahnya ada tugu dan mengarahkan sepeda lurus. Kalau belok kanan, berarti aku balik menuju tempat asal aku bersepeda.
Berjarak sekitar 500 meter dari tugu ada sebuah tanjakan lumayan tinggi. Ini kali pertama aku melewati tanjakan lumayan tinggi di Plajan. Tepat di atas tanjakan adalah pertigaan, dan pertigaan tersebut adalah sebuah pasar.
Aku tidak tahu ini pasar apa namanya, mungkin pasar desa Plajan. Aku mengikuti jalan yang lurus (ada jalan belok kiri tepat di pasar), lalu ada pertigaan kecil lagi arah lurus turunan dan belok kanan. Karena aku bingung tidak menemukan plang petunjuk arah, aku tanya warga setempat. Beliau mengarahkan aku untuk lurus nanti ketemu pertigaan belok kanan.
Sesuai arahan bapak-bapak yang tadi aku tanyai, aku melalui jalan yang menurun. Lumayan tinggi juga, tapi tidak setinggi tanjakan yang sebelum pasar. Baru terasa turun bentar, depan sudah sebuah tanjakan lagi. Wealah kok ya naik turun ya?
Kembali kukayuh sepeda. Sampai melewati tanjakan memang ada sebuah pertigaan. Aman, papan petunjuk arah terpampang jelas. Ada tiga papan petunjuk arah. Salah satunya adalah “Jalan Gong Perdamaian Dunia”. Aku belok kanan mengikuti jalanan tersebut.
Pertigaan dekat Gong Perdamaian, Plajan, Jepara |
Berjarak 150 meter dari pertigaan tadi akhirnya aku sampai di depan gerbang Gong Perdamaian Dunia, Plajan. Sebuah gerbang melengkung, serta tepat di atasnya digantungi replika gong kecil. Aku masuk untuk memarkirkan sepeda dan mencari penjaganya.
Seorang bapak yang menjaga, aku tanya tarif masuk, beliau mengatakan 4000 rupiah serta memberikan kertas karcis masuknya. Aku membayar dengan uang pas, lalu meminta izin mengabadikan beberapa tempat di kawasan Gong Perdamaian Dunia.
Untuk kedua kalinya, aku mendapatkan izin. Bapaknya heran kok naik sepedanya sendirian, kata beliau biasanya kalau yang bersepeda ke sini itu rombongan. Berarti tempat ini menjadi salah satu destinasi tujuan pesepeda di Jepara.
Pintu Gerbang Gong Perdamaian, Plajan, Jepara |
Memasuki kawasan Gong Perdamain Dunia ini ada sebuah musola kecil, sumur dan replika Kendi. Setiap benda/bangunan mempunyai nama sendiri-sendiri. Aku melangkahkan kaki meniti anak tangga sedikit berwarna hijau karena ditumbuhi lumut.
Setiap sisi terdapat jejeran bendera negara-negara di dunia. Mulai dari Aljazair sampai negara pecahan Uni Soviet. Tiang berwarna putih menjadi sokongan bendera-bendera tersebut. Menarik untuk diabadikan, meski beberapa bendera tidak terawat.
Bangunan dan kibaran bendera dari berbagai benua |
Kembali melihat Gong Perdamaian Dunia. Ternyata tidak hanya ada satu gong saja, di sini ada tiga gong yang letaknya berdekatan. Setiap gong diletakkan pada satu gazebo. Gong yang pertama adalah “Gong Perdamaian Nusantara”. Pesan dari gong ini adalah, perdamaian bagi setiap pemeluk agama di Indonesia.
Selanjutnya gong kedua adalah Gong Perdamaian Dunia (World Peace Gong). Sebuah gong yang pusatnya berbentuk bulat dan bergambarkan peta dunia, dan setiap sisi dilingkari bendera-bendera Negara yang ada dibelahan dunia.
Untuk gong ketiga adalah “Gong Perdamaian Asia – Afrika (Asian African Peace Gong). Gong yang menggambarkaan bendera-bendera peserta Konferensi Asia – Afrika 1955.
Replika tiga gong perdamaian (perdamaian Nusantara, Dunia, dan Asia - Afrika) |
Selain Gong Perdamaian Dunia, di sini juga ada tempat yang dinamakan “Kumpulan Tanah Sedunia”. Tanah-tanah ini dimasukkan ke dalam stoples kecil dan diselipi bendera negara asal tanah tersebut. Unik juga kalau dilihat, semacam koleksi tanah.
Ada juga tempat hasil dokumentasi pengunjung ataupun saat peresmian Gong Perdamaian Dunia ini dibuat. Ternyata tidak hanya di Indonesia saja, dinegara-negara lain juga ada Gong Perdamaian Dunianya. Kita dapat belajar dan tahu banyak dari informasi hasil dokumentasi yang terpampang.
Kumpulan tanah dunia dan galeri foto dokumentasi |
Karena aku sendirian, jadi untuk mengabadikan beberapa momen harus menggunakan gawai dengan setelan 10 detik. Aku pun beraksi di setiap gong dan sebuah pelataran yang bertuliskan “Kawasan Gong Perdamaian Dunia”.
Cukup puas juga, akhirnya salah satu tujuan utama menuju Gong Perdamaian Dunia sudah terealisasi. Satu misi sudah terlaksana dengan baik, selanjutnya menuju misi yang lainya. Ambil kertas yang sudah dipenuhi target-target tempat yang ingin dikunjungi, lalu dicentang yang sudah dikunjungi.
Foto dulu, dokumentasi kalau pernah ke tempat ini |
Aku meninggalkan lokasi Gong Perdamaian Dunia, Plajan. Menuju arah jalan ketika aku datang dan ingin berkunjung ke tempat wisata lainnya. Sesuai dengan jalur berangkat tadi, aku putuskan untuk menuju tempat wisata Akar Seribu terlebih dahulu.
Tempat ini sepertinya lebih dekat, karena ada plang petunjuk arahnya. Tempat seperti apa Akar Seribu? Entahlah aku juga belum tahu, mumpung sedang di Plajan, jadi aku sempatkan dulu mampir sebelum ke Air Terjun Jurang Nganten, Tanjung, Pakis Aji. Bukannya lebih baik mengunjungi daripada penasaran, benar kan? Semoga rutenya tidak melewati tanjakan yang tajam seperti saat ke Gong Perdamaian Dunia. *Gong Perdamaian di Jepara, Jum’at 26 Desember 2014.
wah keren mas...kira" dipikul bsia bunyi gk ya ms hehhee
BalasHapusKalau dipukul sih bunyi, tapi alat pemukulnya nggak ada :-D
HapusWaktu saya ke Bandung di Museum Asia Afrika juga ada mas Gong yang seperti itu, mungkin di sana replikanya ya, kalau yang ini kelihatannya yang asli. Tapi saya sendiri belum mencoba memukul gong tersebut sih, entalhlah bunyi suara yang keluar seperti apa. Coba nanti di test mas.... he,, he, he,,
BalasHapusHeee, aku lupa nggak mukul waktu itu kang :-D
Hapuskeren mas, semua bendera ada yang ada di gong cocok sama namanya
BalasHapusIya heeee, jadi bisa belajar Geografi *eh :-D
Hapusbaru baca profilmu, ternyata dirimu aseli karimunjawa, yo mas...
BalasHapuswuihh, nanti kalau ke sana lagi aku mampir deh. aku suka banget dengan laut-laut di sana.
Heeee, dengan senang hati kalau disinggahi mbak :-D
HapusJadi semacam taman desa gitu ya. Sayange kok pake bayar tiket masuk hahaha. Menarik juga ada tanah-tanah dari berbagai negara. Catet sik tempate hahaha.
BalasHapusLokasiny mirip di Kaliurang mas, karena berada di lereng Muria hahahahah. Asyik pokoknya lokasinya.
Hapus