Agenda libur panjang hari kedua (Jum’at 26 Desember 2014)
mulai aku laksanakan. Berbekal sebuah kertas yang penuh dengan catatan objek
wisata yang akan aku kunjungi. Hari kedua ini aku fokuskan menuju daerah
Plajan, Pakis Aji, Jepara. Salah satu desa yang untuk kali pertamanya akan akan
aku kunjungi. Walaupun aku orang Jepara dan pernah sekolah tiga tahun di
Jepara, tapi belum sekalipun aku pernah menginjakkan kaki di desa Plajan. Salah
satu desa yang cukup lumayan jauh untuk ditempuh dengan sepeda, dan jalanannya
pun lumayan berkelok. Namun dengan rute jalanan seperti ini sangat bagus untuk
dinikmati dengan bersepeda. Suasana memang masih asri dan pemandangan tentu
lebih indah.
Pedal sepeda aku kayuh menuju arah Kuwasen, kemudian menuju
pertigaan arah ke Plajan. Sesuai dengan tulisan yang terpampang kalau desa
Plajan masih berjarak antara 10km dari lokasiku saat ini. Mulailah aku mengayuh
sepeda, sayangnya sepeda yang aku naiki sedang tidak sehat. Jadi dari awal gir
belakang tidak bisa dioper, tetap saja di gir nomor tujuh. Selama perjalanan
nanti aku hanya bisa memainkan gir depan saja. Melewati desa Bulungan,
berlanjut menuju Lebak, melewati pasar Lebak belok kiri dan bertanya-tanya ke
warga untuk jalan sampai Plajan. Akhirnya diberi tahu warga melalui jalanan
kecil agak rusak ini aku bisa cepat sampai desa Plajan. Tambah semangat
bersepedanya, walau aspalnya benar-benar hancur.
Perjalanan menuju desa Plajan, Jepara |
Aku terus menyusuri jalanan yang menanjak, memang karena desa
Plajan agak dilereng bukit kali ya, dari tadi aku yang belum sarapan nasi sudah
diberi sarapan tanjakan. Untung untuk sementara tanjakannya tidak tinggi, jadi
walau dengan sepeda yang sedikit kurang sehat, aku masih bisa melahapnya. Jadi
kangen sama sepeda kesayangan (Si
Monarch 1.0) yang di Jogja. Kalau pakai sepeda itu pastinya lebih semangat
lagi. Jalan kali ini mengingatkanku saat menuju masuk jalan ke Embung Nglanggeran, Gunungkidul.
Sepertinya hanya bebatuan yang ditata tanpa ada aspalnya. Disela-sela
perjalanan menuju tempat wisata, aku melihat sebuah gapura kecil yang
bertuliskan “Pura Manggala Dharma”
yang berlokasi di Dukuh Kerok, Desa Plajan.
Gapura kecil yang bertuliskan “Pura Manggala Dharma” |
Sesekali aku tanya warga mengenai Gong Perdamaian Dunia ataupun Air Terjung Jurang Nganten, jawabannya sama semua. Masih jauh, dan masih lebih
jauh lagi Air Terjun Jurang Nganten karena berada di Desa Tanjung. Baiklah, aku
tetap mengikuti arahan warga untuk fokus menuju Gong Perdamaian. Namun aku
cukup bersyukur, selama perjalanan inia ku diperlihatkan pemandangan yang
sangat indah. Masih banyak rumah warga di Plajan ini yang mengidentitaskan
disini adalah suku Jawa. Rumah-rumah seperti Joglo dengan alas tanah masih
mudah kita temui. Rumah khas Jawa Tengah ini masih dilestarikan ditengah-tengah
modernisasi. Aku tidak melewatkan untuk mengabadikan pemandangan langka ini.
Masih banyak rumah Jogjo didaerah Plajan, Jepara |
Sepasang mata ini dari tadi diberikan pemandangan indah
rumah-rumah Jawa, kali ini aku harus melewati perkebunan. Kemudian juga
melewati bentangan sawah yang tidak terlalu luas. Dari posisi atas, aku dapat
melihat rimbunan hijau padi sedang tumbuh subur di Plajan. Inilah tanah air
Indonesia, bentangan sawah yang tidak terlalu luas ini membuktikan kalau
Indonesia itu benar-benar subur. Beberapa bapak petani sedang asyik membajak
sawah, dan ibu-ibu berjalan mundur untuk menanam padi. Untuk kesekian kalinya
perjalananku terhenti, melihat aktifitas mereka dan kemudian mengabadikannya.
Hamparan sawah terbentang dibeberapa sudut |
Ahhh, perjalanan sampai Plajan memang sudah sampai. Kau dapat
melihat aktifitas pagi di Plajan, dalam hati berdoa bertemu dengan sesama pesepeda, namun gagal. Aku kembali mengikuti satu-satunya jalan ini untuk
menuju tempat wisata yang ada di Plajan, salah satunya adalah Gong Perdamaian Dunia. Perjalanan kali
ini aku lanjutkan, “Selamat Pagi Desa
Plajan.”
Baca juga postingan yang lainnya
Jalan menanjak agak pegal juga kalau ngayuh sepeda. Kalau pas turun enak juga ya meluncur dengan sendirinya
BalasHapusPaling senang kalau ada rambu-rambu yang gambarnya turunan :-D
Hapuswah jepara masih banyak desa juga ya mas mantap dah....
BalasHapusSeru nyepedanya, rutenya mirip arah ke Dlingo, Bantul :-)
HapusWah asik juga tuh gan kawasannya untuk sepedaan.. apalagi pagi-pagi, seger pasti :D
BalasHapusBenar heee, rutenya pun tidak membosankan. Seru banget :-D
HapusSalam ...
BalasHapusI Like Perjalanannya
Terima kasih sudah membaca tulisa di blog saya ;)
HapusWeekend ini insyaallah nang jepara ....
BalasHapusIngin mencari nuansa Konkowers & bersenyap hheehhe
Selamat menyendiri di Jepara mas. Lagi musim ujan, jadi agak susah mau keluar-keluar.
HapusSudah 3hari di jepara ini hhehehe
HapusSelamat berlibur mas, meski hujan masih sering di Jepara :-)
HapusAda Kontak WhatsApp ???
HapusPosisi sekarang di teluk awur
BalasHapus