Tujuan wisata selanjutnya adalah penuntasan misiku selama di Jepara (26 Desember 2014). Dari arah Plajan, aku mengarahkan sepeda menuju desa sebelahnya, Tanjung. Menurut kabar disanalah lokasi Air Terjun Jurang Nganten berada.
Aku mengikuti jalan yang lumayan berat, dari tempat bertanya dengan ibu penjaga warung, kususuri jalanan sampai mentok habis aspal. Kemudian menemukan plang petunjuk arah untuk belok kanan menuju Air Terjun Jurang Nganten. Jalan terbuat dari semen lebih dari 400 meter nanjak tinggi.
Aku sudah tidak kuat harus menuntun sepeda, sedikit yang berlalu-lalang, hanya ada bapak-bapak membawa rumput untuk ternak. Sampai akhirnya dipertigaan yang ada pos kampling (kiri jalan). Dipertigaan itu jalanan harus ambil kiri dengan jalan tanah.
Penyiksaan kembali berulang, jalan tanah dan menanjak, penuh bebatuan. Kata bapak yang aku tanyai, dari sini melewati ladang plus hutan sekitar 1.5 - 2km. Tentunya tidak ada rumah penduduk, benar-benar berkesan bagiku. Berhubung sudah niat banget, jadi apapun itu aku lakukan. Mumpung sekarang aku berada di Jepara.
Sebenarnya jika kita langsung dari Jepara ada jalan lebih mudah untuk ke Air Terjun Jurang Nganten, Tanjung. Yakni rute yang aku lewati saat pulang. Tidak melalui Plajan, tapi langsung ke Tanjung. Kalau dari Jepara, lewat SMIK (Taman Kerang), ambil lurus ke Kecapi, lanjut lurus ikuti jalan terus sampai perempatan masjid besar Lebak.
Dari sana ambil belok kanan ikuti jalan terus sampai desa Tanjung. Mulai dari desa Tanjung ini, jalannya akan naik dan tidak beraspal sampai ke Air Terjun Jurang Nganten. Wajib tanya warga setempat kalau ke Air Terjun Jurang Nganten-nya. Oya, kalau bisa naik kendaraan motor saja, mobil tidak bisa masuk sampai lokasi Air Terjun Jurang Nganten. Dan usahakan tidak sedang hujan, karena jalanan benar-benar licin.
Kombinasi jalan yang cukup menguras tenaga |
Aku melewati hutan ini karena dari arah Plajan, benar kata bapak tadi. Jalan yang tidak bagus. Hanya tanah liat dan bongkahan batu, nanjak dan licin membuat aku harus rela menuntun sepeda beberapa kali. Sempat juga terjungkal dari sepeda. Aku istirahat beberapa kali, benar-benar sepi. Ditengah hutan ini aku berbicara sendiri mengurangi rasa sepi.
Beruntunglah aku, ditengah-tengah kesepian malah ditemani kupu-kupu. Banyak kupu-kupu yang berterbangan, namun ada satu yang mau hinggap dilengan kiriku. Walau tanganku bergerak terus, dia tidak merasa terganggu. Perjalanan dari Plajan ke Tanjung melalui hutan ini memakan waktu lama, karena sebagian besar perjalanan aku harus menuntun sepeda.
Kupu-kupu kecil ini menjadi teman perjalananku |
Di tengah hutan dengan jalan setapak, aku menemukan pertigaan. Kata bapak tadi ada papan petunjuk arah besar, tapi aku tidak menemukannya. Aku mendengar suara motor, seorang bapak-bapak membawa rumput lewat.
Beliau menunjukkan arah belok kanan, aku berlanjut menaiki sepeda yang jalan setapaknya sedikit menurun. Rasa capek mulai menggelayutiku, apesnya lagi roti yang aku bawa tadi ketinggalan di Wisata Akar Seribu.
Hanya tinggal air mineral yang hanya beberapa tegukan saja. Aku istirahat seraya berharap ada warga yang lewat. Lama tidak ada warga, air minumku habis. Akhirnya aku putuskan mengambil dan meminum air di hutan. Aku mendengar gemericik air dari arah jalan setapak belok kiri turun ke bawah. Lalu menampung air dan meminumnya, anggaplah air ini bersih, daripada tidak minum sama sekali.
Sempat narsis juga disepanjang perjalanan dan mengambil air minum dari semak-semak |
Ternyata tidak ada plang petunjuk arah menuju Air Terjun Jurang Nganten. Aku melewati beberapa pertigaan disuruh belok kiri, tapi tidak tahu yang pertigaan mana. Aku mendengar suara motor, ternyata seorang bapak membawa rumput terpeleset dan meminta tolong. Selesai mengangkat tumpukan rumputnya, aku diberi arahan kalau sudah kebablasan jalannya. Harus balik nanjak sekitar pertigaan kecil setapak yang ketiga nanti belok kanan.
Beruntungnya di saat bersamaan ada dua pemuda yang naik motor ingin ketempat yang sama. Akhirnya aku membuntutinya, beberapa kali motor mereka terpeleset dan hampir jatuh. Akhirnya aku sampai juga ditempat masuk Air Terjun Jurang Nganten. Dengan membayar 5K aku akhirnya masuk. Sempat istirahat sebentar, lalu bertanya masjid.
Katanya masjid sekitar 3KM turun ke arah Plajan, begitupun ke Tanjung lebih jauh lagi. Aku putuskan nanti sholat saja di dekat Air Terjun Jurang Nganten karena memang aku membawa sarung dan pakaian lainnya. Saat aku tanya tentang papan petunjuk arah, ternyata papan itu memang pernah ada. Tapi entah kenapa sekarang tidak ada lagi.
Selain kecil, jalannya juga nggak ada plang petunjuk arah ke lokasi |
Setelah memarkir sepeda, aku menuruni jalanan menuju Air Terjun Jurang Nganten. Akses untuk sampai Air Terjun Jurang Nganten ini cukup ekstrim. Sisi kiri adalah tebing, sedangkan sisi kanan adalah tepian tebing yang hanya dibatasi dengan bambu.
Untuk menuruni ataupun nanti naik ke atas kita harus berpegangan pada akar-akar yang bergelantungan ataupun bebatuan sekitar. Seperti kalau kita sedang mendaki gunung. Jadi benar-benar harus ekstra hati-hati, jangan sampai saat hujan turun kalian main kesini, tanahnya licin.
Akses jalannya kecil, menuruni tebing, dan licin |
Melalui pengorbanan yang panjang, beberapa kali jatuh, kehabisan air minum, sampai nyasar. Akhirnya perjuanganku tidak sia-sia. Di depanku adalah air terjun menjulang tinggi dengan curahan air dari atas cukup deras. Inilah alam ciptaan Tuhan, keindahan Air Terjun Jurang Nganten tidak kalah dengan air terjun ditempat lainnya. Benar-benar masih asri dan tempatnya tersembunyi ditengah-tengah hutan.
Sudah ada beberapa pengunjung yang datang, dan saat aku tanya mereka hampir semua dari Tanjung, dan beberapa dari Bawu. Ketinggian Air Terjun Jurang Nganten, Tanjung ini lebih dari 30 meter. Kalau kita ingin mandi air terjun ini harus merangkak naik melalui bongkahan batu disisi kiri. Kemudian menikmati curahan air terjunnya.
Aku tidak pernah terpikirkan kalau di Jepara ada air terjun yang seasri ini. Kalau kita hanya mengenal dengan Air Terjun Songgolangit, aku rasa Air Terjun Jurang Nganten, Tanjung ini pun tak kalah indahnya. Dan yang pasti pengunjungnya masih sedikit, layaknya air terjun pribadi.
Inilah keindahan Air Terjun Jurang Nganten, Tanjung, Jepara |
Tanpa menunggu waktu lama, aku merangkak naik melalui bongkahan batu. Kemudian merasakan guyuran air terjun ini. Benar-benar menyenangkan, rasa capek tadi terasa hilang karena terpuaskan oleh keindahan Air Terjun Jurang Nganten yang masih asri.
Perjuangan yang setimpal, perjalanan menyelesaikan misi bersepeda ke Air Terjun Jurang Nganten, Tanjung terpenuhi. Ini kali pertamanya aku bersepeda ke Plajan, ke Tanjung, tersesat dan kehabisan air minum serta kelaparan. Terima kasih untuk teman-teman dari Tanjung dan Bawu yang memberikan roti untuk mengganjal perutku sampai akhirnya aku mampir makan di warung.
Dibawah guyuran Air Terjun Jurang Nganten, Jepara |
“Setiap tempat akan selalu indah saat kita bisa menikmatinya,” Air Terjun Jurang Nganten, Tanjung ini adalah potensi yang sangat besar bagi sektor wisata alam Jepara. Pada nantinya Jepara tidak hanya dikenal dengan pantainya saja, tapi wisata alam lain seperti Air Terjun yang ada beberapa titik di Jepara bisa dikelola dengan baik dan bisa mengundang wisatawan lebih banyak. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar Air Terjun Jurang Nganten, Tanjung ini bisa lebih dikenal.
Di antaranya adalah Akses jalan diperbaiki, plang petunjuk arah dipasang agar pengunjung tidak tersesat, diberikan tali tambang atau sejenisnya untuk pegangan tangan saat turun ke lokasi air terjun. Ketiga hal itu harus benar-benar diperhatikan.
Dan bagi Wisatawan, ayo jangan buang sampah sembarangan, di atas bongkahan batu kemarin ada sekitar empat bekas botol air mineral dan plastik yang berceceran. Mari sama-sama kita jaga kebersihan tempat wisata. Semoga suatu saat aku bisa mampir ke tempat ini lagi, dan pengunjungnya lebih banyak serta fasilitas dan akses jalannya sudah baik.
Medannya oke banget spertinya sangat menantang akan sebuah kisah menarik untuk bisa ditelusuri ya Kang.
BalasHapusJalannya benar-benar mengesankan kang. Dapat oleh-oleh goresan di kaki :-D
HapusWah semoga sukses ya. Menang Kontes Blog nya
BalasHapusSemoga bisa nular ilmunya bapak :-D
HapusHow lucky you are to be accompanied by butterfly, mas. Walau aku masih bingung gimana cara motonya sih, naik sepeda di jalan licin loh ini. Kupu-kupunya ndak dilem toh mas? Ahahah.
BalasHapusWaktu motretnya sambil nuntun sepeda, tiap aku naiki sepeda ini kupu-kupu pindah tempat tapi masih dilengan kiri :-)
Hapusjepara ada tempat keren ternyata ya. jadi pengen kesna
BalasHapusAyoo blusukan ke Jepara :-)
Hapusbaru denger Air Terjun Jurang Nganten
BalasHapusitu Jepara Bumi Karini ya sob...?
salam kenal n sekalian izin follow blognya ya
Iya mbak, ini di Jepara. Kalau lokasi air terjunnya di Tanjung, kec. Pakis Aji :-)
HapusSilakan mbak, makasih udah difollow :-)
wahhh, proses itu emang nggak akan menghianati hasilnya.
BalasHapussetelah memakan waktu, akhirnya perjalanan sampai di tempat tujuan
keren bro! :)
Heeee, jadi setelah kasus ini setiap jaan jauh aku bawa bekal dan minum lumayan dobel :-D
Hapuswouuuuuuihhhh kang sitam... lama aku tak berkunjung ke blog ini sejak pasca BN2013 dulu haha.. Wew patualanganmu kang,, seru banget,,,,,,, :D
BalasHapusHalooo kang Adib, kayaknya sekarang msih banyak agenda heee.. Weh makasih udah berkunjung lagi kang :-)
Hapusbaru tahu ada air terjun di jepara. tahunya cuma pantainya :)
BalasHapusSebenarnya masih ada bayak air terjun lagi tapi belum terekspos di Jepara :-)
Hapuswih,... pemandanganya mantab abis, apalagi pas lihatnya setelah menempuh perjuangan yang sangat melelahkan, tapi tetap semangat mas, semoga kontesnya sukses
BalasHapusSetara dengan hasilnya mas, air terjunnya indah :-)
HapusTerima kasih mas Zulham :-)
wuih keren mas air terjunnya, pemandangannya juga bagus,, alami dan mempesona..
BalasHapusNggak sia-sia harus bersusah payah dulu ke sini :-)
Hapusasyik banget sepedaan sampai jauh begini, ketemu air terjun pula!
BalasHapuspas untuk recovery sesudah perjalanan jauh yaa..
Langsung terapi dibawah terjunan air, kayak dipijat heee
Hapuskeren sekali ya..belum pernah ke sana, klopun ke jepara cuma lewat mau ke karimun jawa :)
BalasHapusWah malah udah ke Karimunjawa, itu rumahku di Karimunjawa :-D
Hapusair terjunya super keren...jadi pengen mandi disana
BalasHapusKalau musim seperti ini seru main ke air terjun, airnya melimpah :-)
Hapuswah petualangannya seruu keren mas Rullah mantap euuyy....
BalasHapusKayaknya masih kurang mas, kurang ada temannya :-)
Hapusaku pernah kesanana bang lihat juga blogku
BalasHapushttp://www.azwaraffrian.com/2016/06/menjelajah-air-terjun-jurang-manten.html
Wah saya akan mampir di blogmu bang :-D
HapusMohon share kordinat dipeta sekalian mas biar gampang kalau mau kesana.
BalasHapusIni kelemahan saya mas. Tiap ke TKP pasti nggak pernah mikir seperti ini. Sebenarnya curug ini sudah dikenal warga, kalau ke sana lebih baik bertanya ke warga dan jangan pas abis hujan.
Hapuskenapa di sebut curug manten mas
BalasHapusWaini pertanyaan yang sulit dijawab heheehhe
HapusAlhamdulillah kemaren mister berhasil kesini, karna kebetulan dekat sama rumah hehehe
BalasHapusWah debit airnya melimpah nggak mas?
HapusAsik dah jalan2..
BalasHapustapi yang tidak asik pas harus foto-foto untuk bahan posting.
pasti agak repot nih
Nulisnya bisa dicicil sedikit-sedikit :-)
Hapus