Pagi ini (Kamis 25 Desember 2014) aku singgah di Demak,
tepatnya ke Masjid Agung Demak.
Berangkat dari Jogja pukul 03:00 wib menuju Kartosuro – Semarang – Demak.
Sebenarnya tujuan utama adalah mengisi waktu libur panjang di Jepara. Karena
searah, jadi aku putuskan untuk singgah sejenak di Demak. Mentari sudah mulai
terlihat diufuk timur, suasana Alun-alun Kota Demak mulai ramai para orang yang
jogging mengelilingi Alun-Alun. Ya, pemandangan
seperti ini bisa kita temukan disetiap Alun-alun kota. Misalnya Jogja maupun
Jepara. Aku pernah jogging seperti
itu.
Alun-alun Kota Demak, Jawa Tengah |
Berhubung masih pagi, aku mencoba mengabadikan Masjid Agung Demak yang penuh sejarah
ini. Masjid ini terlihat anggun dan gagah dari depan alun-alun. Tulisan besar “Masjid Agung Demak” terpampang jelas
disisi utara, sedangkan didepannya tampak menjulang lumayan tinggi menara
masjid. Sesuai dengan informasi yang dipasang disamping museum, aku dapat
membaca kalau awalnya Menara Adzan sudah
terabadikan sejak tahun 1932.
Masjid Agung Kota Demak |
Aku sudah menunaikan sholat subuh diterminal Terboyo
Semarang. Jadi saat memasuki kawasan Masjid
Agung Demak, aku hanya sholat sunnah 2 rakaat. Ini kali pertama aku sholat
di Masjid Agung Demak, padahal
masjid ini sering aku lewati kalau naik bis. Namun tidak pernah aku berhenti
disini. Selesai sholat, aku tertarik melihat sekumpulan orang-orang dari
Bojonegoro yang sedang ziarah. Mereka dipandu oleh seorang ustad dan juga
seorang takmir masjid untuk mengenal sejarah masjid ini. Aku berbaur diantara
rombongan itu, takmir masjid ini menjelaskan tentang ornamen-ornamen yang ada
dipintu gerbang masuk dalam masjid.
Motif pada pintu utama Masjid Agung Kota Demak |
Di masjid ini tentu kita tidak lupa melihat Soko Guru (penyanggah). Ada dua Soko Guru di Masjid Agung Demak yakni; Delapan
Soko Guru dan Empat Soko Guru. kedua Soko Guru ini berbeda tempat, Delapan Soko Guru terletak diteras masjid. Delapan Soko Guru ini terbuat dari kayu dan ukirannya bermotif Majapahit,
bertumpu pada Umpak yang terbuat
dari Batu Andesit (Sumber Tulisan di
Papan Informasi). Untuk yang Empat
Soko Guru ini terletak didalam
masjid, sayang masjid ini buka pukul 09:00 wib. Jadi aku tidak bisa melihat
langsung dari dalam. Aku hanya mengabadikan dari jendela saja. Untuk lebih
jelasnya informasi tentang Soko Guru
ini aku link-kan ke Masjid Agung Demak- Wikipedia.
Delapan Soko Guru dibagian luar Masjid Agung Demak |
Empat Soko Guru dibagian dalam Masjid Agung Demak |
Selesai itu aku melangkahkan kaki menuju Museum Masjid Agung Demak,
namun aku kembali tidak bisa masuk karena masih pagi. Aku hanya membaca
beberapa keterangan tempat maupun peninggalan-peninggalan dipapan informasi
yang terpampang samping pintu masuk museum. Ini aku sempat mengabadikannya
melalui jendela. Mungkin informasi dari Wikipedia - Museum Masjid Agung Demak dapat membantu mengenai isi didalamnya.
Museum Masjid Agung Demak |
Aku tertarik mengikuti para ziarah ini berjalan menuju Makam Kesultanan. Dengan menenteng
sandal dan kamera, serta menggendong ransel, aku mengikuti para penziarah
masuk. Aku bertemu dengan petugas keamanan dan meminta ijin untuk mengabadikan
gambar. Alhamdulillah diperbolehkan, aku langsung mengabadikan beberapa gambar
yang bagiku menarik. Salah satu yang menarik menurutku adalah ada sumber air
dan gentong, gentong ini bertuliskan Gentong
Kong Abad XIV. Dibawahnya ada keterangan kalau Gentong Kong berasal dari Dinasti Ming hadiah Putri Campa Abad XIV.
Beberapa kali penziarah mengambil air gentong ini dan memasukkannya pada botol
minuman.
Gentong Kong di Makam Kesultanan Demak |
Walau masih pagi tapi penziarah dimakam ini sudah banyak. Makam Raden Patah dan beberapa sosok
lainnya berjejeran. Setiap kelompok penziarah berkumpul menjadi satu dan diatur
oleh beberapa petugas agar bisa duduk dengan rapi. Aku hanya terpaku mendengar lantunan ayat-ayat Alquran yang
menggema pagi ini. Menggetarkan hati, tidak terhitung olehku berapa orang yang
ada disini.
Ziarah di Makam Kesultanan Demak |
Sejenak aku tertahan, namun kemudian melangkahkan kaki keluar
kawasan Makam Kesultanan. Aku
berjalan melewati banyak pedagang yang menjajakan pernak-pernik mulai dari
peci, sajadah, tasbih dan lainnya. Oya, kalau kalian sedang disini dan
kebingungan mencari tempat wisata, kalian bisa bertanya ke petugas yang ada di
kantor Gedung Pusat Informasi Wisata
tepat disamping Museum. Kalian pasti diberikan arahan oleh petugasnya. Aku
mengabadikan meminta seseorang yang sedang jogging
untuk mengabadikan diriku didekat Masjid
Agung Demak. Setelah itu aku melanjutkan perjalanan.
Pusat Informasi Wisata di Demak |
Mengabadikan diri diarea Masjid Agung Demak |
Menyempatkan berkeliling dikawasan Masjid Agung Demak – Makam
Kesultanan, dan sejenak mengintip Museum
Masjid Agung Demak membuat aku lebih
paham tentang sejarah tempat ini. Aku berharap beberapa waktu ke depan bisa
kembali singgah dan sholat di Masjid
Agung Demak. Tempat yang selalu ramai para penziarah dari seluruh pelosok
negeri ini.
Baca juga postingan yang lainnya
Kapan yo bisa ke Demak..... Belum pernah soale...
BalasHapusSalam hangat dari Balikpapan
Salam balik mas, aku malah pengen main ke Kalimantan :-)
Hapuswahhh kece abis mas rullah moga saya bisa sampe situ juga suatu hari nanti mantap mas rullah...
BalasHapusAminnn, pasti bisa sampai sini mas. Dari Jogja nggak sampe 5 jam kok :-)
Hapusfoto masjidnya keren-keren abis. salam kenal mas - bas-studio.com
BalasHapusTerima kasih mas, salam kenal juga :-)
HapusDemak termasuk wisata religi ya, karena kalau mau ziarah wali songo. Pasti mampir ke Demak :D
BalasHapusIya mbak, ini kemarin mampir karena searah jalan pulang :-)
HapusJadi kangen sama Demak, dan rasanya saya belm habis mengkesplore kawasan masjdi Demak ini. Kapan ya bisa ke sana lagi... ? :D
BalasHapusAyoo kang, heee. Abis keliling Jogja Klaten Solo lanjut demak dong :-D
Hapuswalah, historical sekali ya :)
BalasHapusBenar, cuma sayang aku nggak pantai nulis sejarahnya :-)
Hapus