Bersepeda pagi ini selanjutnya aku arahkan menuju Punthuk Setumbu. Tujuan ini sebenarnya tidak terencanakan olehku, tapi mumpung tempatnya tidak begitu jauh dari area Borobudur, akhirnya aku putuskan ke sana. Aku pernah mendengar dari beberapa teman maupun membaca blog tentang Punthuk Setumbu.
Tempat ini adalah salah satu tempat paling indah untuk melihat sunrise dan memandang Candi Borobudur dari kejauhan. Aku tidak mengharapkan dapat melihat sunrise karena sekarang sudah lebih dari pukul 07,00 WIB tapi untuk melihat Candi Borobudur dari kejauhan sepertinya menyenangkan.
Arah rute kembali menjadi perempatan setelah jembatan kecil, dan mengambil belok kiri dari arah Rumah Kamera. Aku berangkat dari Rumah Kamera pukul 07.15 WIB, mengikuti arah jalan menuju Punthuk Setumbu. Begitu sampai di perempatan aku langsung membelokkan arak ke kiri. Lalu mengikuti jalanan yang agak nanjak sedikit menuju arah bukit.
Ikuti terus jalan ini, disetiap perempatan maupun pertigaan kecil selalu ada papan penunjuk arah menuju Punthuk Setumbu. Jadi jangan khawatir kalau sampai nyasar kearah yang lain. Dibeberapa tempat aku sempat berhenti untuk Candi Borobudur yang terlihat puncaknya. Selain itu aku juga mengabadikan beberapa tempat yang merupakan papan petunjuk arah menuju Punthuk Setumbu.
Tepat pukul 07.39 WIB akhirnya aku sampai juga di parkiran tempat loket. Jalan masuknya tidak aspal tapi blok (cor semen) dua tapak. Tetapi ketika sudah hampir sampai suah semuanya di cor dengan semen. Benar kata pemandu di Rumah Kamera, tanjakan itu ada tepat sebelum sampai di tempat loket.
Tanjakannya juga sedikit tajam naiknya, karena aku kecapekan akhirnya kuputuskan untuk menuntun sepedaku sampai atas. Aku langsung memarkirkan sepeda dan membeli tiket masuk, tiket ini untuk domestik 15.000 rupiah dan untuk manca 30.000 rupiah. Untung walau tidak bawa dompet, aku membawa uang lebih.
Memasuki area parkir dan loket di Punthuk Setumbu |
Punthuk Setumbu ini berada di dusun Kurahan, desa Karangrejo, kecamatan Borobudur. Tempat ini dikenal dengan Wisata Alam serta Sunrise. Sunrise yang diandalkan adalah saat mentari muncul dan dipadukan dengan Candi Borobudur dari kejauhan.
Kususuri jalan setapak untuk menuju tempat memandang sunrise. Aku tahu sekarang sudah terlambat untuk memandang sunrise, tapi aku masih bisa memandang Candi Borobudur dari kejauhan. Jarak 300 meter dari tempat parkir harus dilalui dengan jalan kaki.
Ada beberap gubuk/gazebo untuk beristirahat. Sesampai diatas ternyata ada beberapa orang yang sudah disana, dan ada banyak tempat duduk yang disediakan. Termasuk ada juga toilet dan musola. Di beberapa sudut juga ada yang berjualan cinderamata, saat aku lewat baru ada sekitar dua penjual yang sudah membuka lapak.
Jalan menuju atas Punthuk Setumbu |
Sayang sekali hari ini cuaca mendung dan sekitaran masih ditutupi kabut pagi. Jadi aku hanya bisa melihat Candi Borobudur samar saja. Kucoba abadikan dengan kamera gawai, namun apa daya tetap saja mempunyai keterbatasan untuk mengabadikan pemandangan indah.
Benar-benar tidak telihat di gawai puncak Candi Borobudur. Tapi aku tidak perlu menyesal, karena kedua mataku sudah bisa melihat pemandangan itu walau samar. Benar-benar menakjubkan sekali seandainya melihat sunrise berpadu dengan puncak Candi Borobudur dilihat dari tempat ini.
Biar nggak bernasib seperti aku, kalian kalau ke sini harus saat cuaca mendukung agar terlihat semuanya dengan jelas. Selain cuaca, aku juga anjurkan kalian membawa kamera yang bagus sekalian, biar hasilnya maksimal. Kalau punya DSLR dengan lensa yang bagus, kalian akan melihat keindahan alam ini dengan sempurna.
Pendopo di puncak Punthuk Setumbu |
Pagar pembatas melihat mentari terbit di Punthuk Setumbu |
Banyak orang/pengunjung yang berdatangan menuju tempat ini untuk sekadar menikmati alam. Memang bagi para pencari sunrise, lokasi ini adalah salah satu tempat yang aku anjurkan untuk dikunjungi pada saat-saat tertentu. Di sini kalian bisa berkemah dan memanfaatkan fasilitas yang tersedia untuk malam hari seraya menunggu subuh datang.
Oya, kalau di sini ataupun di manapun kalian berada, tetaplah jaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan. Akupun kembali mengabadikan diri sebelum pulang ke Jogja. Walau kali ini tidak berpose bareng sepeda, tapi tetap saja menyenangkan.
Seperti biasa setelan kamera 10 detik aku pasang dan berlari ke area yang sedang aku potret. Mumpung hanya ada beberapa orang, jadi nggak malu-malu banget saat berlari agar bisa terdokumentasi dipotret. Niatnya ingin meminta bantuan orang lain, tapi nggak enak kalau mengganggu pasangan sejoli yang sedang duduk mesra menikmati suasana alam disini *jleb.
Mengabadikan di Punthuk Setumbu dengan pose yang berbeda |
Cukup puas rasanya menuju Punthuk Setumbu, walau tidak direncanakan tapi mengesankan. Aku turun ke tempat parkir mengambil sepeda, oya parkir sepeda gratis. Yang kena tarif parkir adalah kendaraan bermesin. Terima kasih untuk petugas parkirnya dan salah satu pedagang cinderamata yang mengambilkan handuk kecilku saat terjauh dan ketinggalan di jalanan saat turun ke tempat parkir.
Tepat pukul 08.30 WIB aku turun dan pulang menuju Jogja. Sepertinya perjalanan pulang akan lebih mudah karena jalanan lebih banyak turunan daripada naik. Kukayuh sepeda melalui jalanan tadi ketika aku berangkat untuk menuju rumah. Perjalanan bersepeda pulang sengaja aku kayuh dengan santai.*Punthuk Setumbu Minggu 9 November 2014
Wah .. andai aku dan suami tinggal di sana pasti ikut deh gowes keren Puthuk Setumbu, pasti bakalan ratusan foto yang bakalan kujepret :D
BalasHapus:-D
HapusDimanapun tempatnya tetap indah kok mbak. Yang penting kita bisa menikmati tempat tersebut :-D
Iya bener mas, makanya bisa dikatakan hampir tiap hariaku gowes terus sama suami mengelilingi desa dongeng, dulu sebelum lengan sakit bisa 3 kali deh gowesnya dalam sehari :)
HapusEnak mbak ada barengannya, aku malah sendirian bareng sepeda saja heeee
HapusGowes paling enak dengan bojo mas, 26 KM nggak terasa deh hihihi
Hapussemoga segera ada yang setia menemani bersepeda ya
Huahuahua... Makjleb mbak :-D. Aminnnn, semoga ada yang nemani nanti :-D. Semoga mbak dan suami juga tetap harmonis dan bisa nggowes bareng terus :-)
HapusSaya juga suka Gowes. Sayang sekali sepeda BMX kesayangan saya lenyap karena ulang orang yg tidak bertanggung jawab alias pencuri. Kali ini bukan pencuri teriak pencuri tapi sudah pencuri sungguhan. Heihiehiehihee. Sekarang kalau ada FUN BIKE atau lomba bersepeda santai berhadiah saya suka bingung. Mau pinjam sepeda kemana lagi
BalasHapusWahh sekarang sudah banyak yg murah-murah loh pak :-D
HapusAlhamdulillah jalan naiknya sudah bagus. Tinggal apa ya masih minim penerangan di jalan sana? Soalnya ke puncak naik habis subuh itu satu perjuangan tersendiri...
BalasHapusWah benar juga mas. Penerangan mungkin yang kurang.
Hapuswah spot legendaris idola para pengejar sunrise mas mantap ^-^.9....
BalasHapusIni salah satu tempat yang sering dibuat untuk melihat sunrise selain Sikunir :-D
HapusHunting di punthuk setumbu itu memang enak banget, apalagi bila moment pas. Hm,,,,,,
BalasHapusSayang momentnya kali ini nggak pas mas :-(
HapusTapi tetap menyenangkan kok :-D
sayang mendung mas,,, hehe,, lumayan itu kalau cerah,, bisa liat Merapi Merbabu juga,,
BalasHapusIya e mas, semoga bisa bersepeda ke sana lagi saat cerah :-D
Hapus