Memasuki bulan November 2014, reboan kali ini lumayan banyak
anggota yang hadir. Suasana kali ini tidak terlalu panas seperti biasa, setelah
semalam diguyur hujan deras dan lama sehingga pagi sampai sore pun hawanya
tidak begitu panas. Akhirnya hujan mulai mengguyur tanah di Jogja.
Jam dinding menunjukkan pukul 16:10 wib, bergegas aku
mengayuh pedal sepeda menuju bunderan dari tempat kerja. Tidak sengaja di dekat
Perpustakaan Pusat UGM bertemu dengan Ega yang menunggangi sepeda barunya. Wah
keren juga sepedanya sekarang. Kami langsung menuju titik kumpul di bunderan.
Tidak lama kami berdua ngobrol, akhirnya tambah satu anggota lagi yang hadir
yakni bapak dari Komunitas Sepeda Bethesda. Kami ngobrol santai masalah sepeda
dan lingkungan sekitar.
Anggota reboan yang datang pertama kali |
Waktu tambah sore, anggota reboan pun menjadi lebih banyak.
Kami berkumpul Sembilan orang, ngobrol ngalor-ngidul
mulai dari rute sepeda setiap akhir pekan yang selalu dilewati anggota
untuk menikmati akhir pekan, sampai ke masalah-masalah sosial. Sore ini juga
menjadi ajang berbagi rute untuk bersepeda dan mengenal tipe-tipe sepeda. Enak
kan semacam kuliah 5 sks tentang sepeda tapi kami mendapatkan dengan gratis.
Itulah salah satu manfaat ikut kumpul reboan.
Bertukar cerita pengalaman saat kumpul reboan |
Waktu bergulir dengan cepat, adzan magrib berkumandang. Ini
artinya kami harus membubarkan diri lebih dahulu. Setelah sebagian pulang, aku,
Ega, Arzy, dan mas Bagus P sepakat untuk mencari makan malam. Kami pun
berlanjut menuju Le Waroenk untuk mengisi perut. Sebelumnya memilih-milih
makanan, kami memarkirkan sepeda di tempat parkir sepeda.
Makan malam di Le Waroenk |
Menikmati dua bungkus nasi sambal teri, tiga mendoan, satu
tahu bacem, satu tusuk telur puyuh, serta segelas es jeruk (tidak
terdokumentasi) aku melahap semuanya. Tapi sebelum ini kami sempatkan untuk
menunaikan sholat magrib di Gedung Muhammadiyah (seberang Le Waroenk). Makan
malam sekalian kembali berdiskusi tentang sepeda dan target ke depan ingin
pergi kemana.
Tidak terasa hampir pukul 19:20 wib kami berkumpul. Akhirnya
sepakat untuk bubar. Eits, tunggu dulu. Sebelum bubar kami sepakat untuk NR
lebih dulu. Karena tidak terencanakan, diantara kami langsung membuat rute
dadakan. Kemana saja nggak masalah, yang penting melewati Malioboro. Oke rute
sengaja kami ambil Le Waroenk – Kridasono – Jembatan Kleringan – Malioboro –
Altar; belok kiri – Wijilan – Alkid – Pasar Ngasem; belok kanan sampai mentok –
pertigaan arah ke kanan PKU – Lurus mentok sampai JEC – Janti – Jalan Solo arah
kota – Kos masing-masing. Lumayan kan rute malam ini, kami tunggu kehadirannya
pekan depan ya J
Baca juga postingan yang lainnya
Bersepeda memang mengasyikkan. Booming beberapa tahun lalu dengan kampanye "Bike To Work" kalau nda salah ya. Ngomongin soal SEPEDA seperti dalam gambar dalam artikel ini saya langsung ingat sama sepeda BMX saya dulu. Sayang sekali sepedanya hilang dicuri orang. *Mengharukan
BalasHapusBersepeda memang mengasyikan. Booming beberapa tahun yang lalu dengan kampanye "BIKE TO WORK" bersepda dengan santai menuju lokasi tugas (kantor) ya Kalau melihat gambar gambar sepeda dalam artikel ini ingatan saya langsung kepada sepeda BMX saya yang kini entah dimana. Raib dicuri orang. *Mengharukan
BalasHapusReboan ini memang dibentuk teman-teman Bike To Work Jogja pak, saya hanya generasi kesekian yg mengikutinya :-)
Hapus