Banyak
dari kita selalu berkata “Kita selalu bersama” namun pada kenyataannya kita
tidak selalu bersama. Hanya dengan beberapa waktu kita bersama, tapi diantara
waktu itu kita tidak selamanya bersama. Lebih baik kita berkata “Semoga kita
lebih lama bersama”. Ya seperti itulah kebersamaan. Layaknya perjalanan “Siklus
Hidrologi” dengan seperti apapun air selalu ada.
Bayangan
kita tentang ketakutan berpisah kadang terlalu besar. Kita takut jika masa-masa
bersama itu langsung lenyap dalam beberapa hari. Kita gundah kalau nantinya
kita tidak bersama. Kita tidak bisa tidur nyenyak karena berpikiran besok kita
sudah berpisah. Ya, pikiran itu kadang masih selalu bergentayangan dibenakku.
Tidak hanya kamu, aku juga merasa ketakutan seperti itu.
Layaknya
seorang anak kecil yang takut dengan jauh dari ibunya. Dia akan menangis
sekuat-kuatnya. Meneteskan airmata lebih banyak daripada hari biasanya.
Menangis tersedu-sedu dan berusaha memeluk sang ibu sekuat tenaga agar tidak terlepaskan.
Harapannya adalah agar si anak kecil itu bisa tetap bersama dan tetap nyaman
didekapan sang ibu. Kita pernah merasakan saat-saat seperti itu pada waktu
kecil. Tangisan itu bermakna “Jangan pernah tinggalkan aku, Ibu.”
Ilustrasi: Tangisan anak ingin tetap dalam dekapan ibu (Sumber gambar dailymail) |
Jika
kita mengatakan “Kita selalu bersama” pada pasangan kita. Apa kita benar-benar
bersamanya selamanya? Kita tidak pernah bersamanya selamanya. Kita hanya
menyempatkan waktu untuk lebih lama dengannya. Membuat dia menjadi lebih nyaman
saat berada disamping kita. Dan kita bisa mendengarkan celotehan-celotehannya
dengan senyuman. Kita pasti pernah merasakannya. Dengan semua rasa bercampur
menjadi satu, kita merasakan betapa sakitnya saat-saat berpisah itu. Seperti
halnya anak kecil tadi, tetesan airmata kembali terjatuh dan kita hanya
berusaha untuk mengusapnya.
Ilustrasi: Berpisah dengan seseorang asat muda (Sumber gambar wikihow) |
Jika
kita pernah menangis saat takut berpisah dengan teman SMA kita, teman kampung
kita, atau malah teman kuliah kita. Atau malah dengan saudara kita sendiri.
Kita sadar, saat itu juga kita tidak selamanya bersama mereka. Kita selalu
merindukan candaan mereka, kita merindukan cacian khas mereka. Dan kita pasti
rindu dengan segalanya tentang mereka. “Kita tidak selalu bersama, karena
perpisahan itu ada.”
Ilustrasi: Berpisah dengan orang yang kita sayangi (sumber gambar nwasianweekly) |
Suatu
hari aku merasakan ketakutan ini sangat besar. Hari-hari itu pikiran hanya
terfokus pada kamu, tapi dihari berikutnya rasa takut itu mulai memudar. Aku
merasa itu adalah hal yang biasa dan tidak perlu aku risaukan. Apakah
ketakutanku itu hanya sebuah kiasan saja? Bagiku ketika kita bersama atau
berpisah itu sama saja, tidak ada bedanya sedikitpun. Hal yang harus kita
lakukan adalah bagaimana proses kita bersama atau berpisah. Secara baik kah?
Atau dengan cara buruk. Dan percayalah, ketika kita berpisah, aku pasti berkata
kepadamu “Aku akan bersamamu ditempat yang lain, tempat yang semuanya pasti
bahagia untuk kita bersama.”
Baca
juga postingan yang lainnya
Pencerahan yang indah lagi. Memang takdir biasanya demikian. TIdak selama nya kita selalu dan harus bersama sama. Ada kalanya kita "berpisah" sejenak untuk mendahului apa yang seharusnya kita kerjakan atau di takdirkan untuk kita. Andai tidak bertemu lagi dengan kawan kawan dahulu, Insya Allah akan menemukan sahabat yang baru
BalasHapusIya pak, TUHAN punya rencana indah kedepannya :-D
HapusAh, postingannya mellow sekali :')
BalasHapusTapi bener juga sih, kenyataannya perpisahan adalah bagian dalam hidup kita, kita harus berani menghadapinya.
Siapkan tisu :-)
HapusBenar, perpisahan itu pasti selalu ada. Terima kasih udah berkunjung :-)
Sesuatu yang silih berganti...
BalasHapusIya mas :-)
Hapus