Bersama atau Berpisah? Kita Tetap Sama - Nasirullah Sitam

Bersama atau Berpisah? Kita Tetap Sama

Share This
Banyak dari kita selalu berkata “Kita selalu bersama” namun pada kenyataannya kita tidak selalu bersama. Hanya dengan beberapa waktu kita bersama, tapi diantara waktu itu kita tidak selamanya bersama. Lebih baik kita berkata “Semoga kita lebih lama bersama”. Ya seperti itulah kebersamaan. Layaknya perjalanan “Siklus Hidrologi” dengan seperti apapun air selalu ada.

Bayangan kita tentang ketakutan berpisah kadang terlalu besar. Kita takut jika masa-masa bersama itu langsung lenyap dalam beberapa hari. Kita gundah kalau nantinya kita tidak bersama. Kita tidak bisa tidur nyenyak karena berpikiran besok kita sudah berpisah. Ya, pikiran itu kadang masih selalu bergentayangan dibenakku. Tidak hanya kamu, aku juga merasa ketakutan seperti itu.

Layaknya seorang anak kecil yang takut dengan jauh dari ibunya. Dia akan menangis sekuat-kuatnya. Meneteskan airmata lebih banyak daripada hari biasanya. Menangis tersedu-sedu dan berusaha memeluk sang ibu sekuat tenaga agar tidak terlepaskan. Harapannya adalah agar si anak kecil itu bisa tetap bersama dan tetap nyaman didekapan sang ibu. Kita pernah merasakan saat-saat seperti itu pada waktu kecil. Tangisan itu bermakna “Jangan pernah tinggalkan aku, Ibu.
Tangisan anak ingin tetap dalam dekapan ibu
Ilustrasi: Tangisan anak ingin tetap dalam dekapan ibu (Sumber gambar dailymail)
Jika kita mengatakan “Kita selalu bersama” pada pasangan kita. Apa kita benar-benar bersamanya selamanya? Kita tidak pernah bersamanya selamanya. Kita hanya menyempatkan waktu untuk lebih lama dengannya. Membuat dia menjadi lebih nyaman saat berada disamping kita. Dan kita bisa mendengarkan celotehan-celotehannya dengan senyuman. Kita pasti pernah merasakannya. Dengan semua rasa bercampur menjadi satu, kita merasakan betapa sakitnya saat-saat berpisah itu. Seperti halnya anak kecil tadi, tetesan airmata kembali terjatuh dan kita hanya berusaha untuk mengusapnya.
Berpisah dengan orang dekat saat muda
Ilustrasi: Berpisah dengan seseorang asat muda (Sumber gambar wikihow)
Jika kita pernah menangis saat takut berpisah dengan teman SMA kita, teman kampung kita, atau malah teman kuliah kita. Atau malah dengan saudara kita sendiri. Kita sadar, saat itu juga kita tidak selamanya bersama mereka. Kita selalu merindukan candaan mereka, kita merindukan cacian khas mereka. Dan kita pasti rindu dengan segalanya tentang mereka. “Kita tidak selalu bersama, karena perpisahan itu ada.”
Berpisah dengan orang yang kita sayangi
Ilustrasi: Berpisah dengan orang yang kita sayangi (sumber gambar nwasianweekly)
Suatu hari aku merasakan ketakutan ini sangat besar. Hari-hari itu pikiran hanya terfokus pada kamu, tapi dihari berikutnya rasa takut itu mulai memudar. Aku merasa itu adalah hal yang biasa dan tidak perlu aku risaukan. Apakah ketakutanku itu hanya sebuah kiasan saja? Bagiku ketika kita bersama atau berpisah itu sama saja, tidak ada bedanya sedikitpun. Hal yang harus kita lakukan adalah bagaimana proses kita bersama atau berpisah. Secara baik kah? Atau dengan cara buruk. Dan percayalah, ketika kita berpisah, aku pasti berkata kepadamu “Aku akan bersamamu ditempat yang lain, tempat yang semuanya pasti bahagia untuk kita bersama.”
Baca juga postingan yang lainnya 

6 komentar:

  1. Pencerahan yang indah lagi. Memang takdir biasanya demikian. TIdak selama nya kita selalu dan harus bersama sama. Ada kalanya kita "berpisah" sejenak untuk mendahului apa yang seharusnya kita kerjakan atau di takdirkan untuk kita. Andai tidak bertemu lagi dengan kawan kawan dahulu, Insya Allah akan menemukan sahabat yang baru

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya pak, TUHAN punya rencana indah kedepannya :-D

      Hapus
  2. Ah, postingannya mellow sekali :')
    Tapi bener juga sih, kenyataannya perpisahan adalah bagian dalam hidup kita, kita harus berani menghadapinya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siapkan tisu :-)
      Benar, perpisahan itu pasti selalu ada. Terima kasih udah berkunjung :-)

      Hapus
  3. Sesuatu yang silih berganti...

    BalasHapus

Pages