Puas berdiam diri dipantai tak bernama dibelakang rumah [Juli
2014], perjalanan aku lanjutkan menuju arah selatan. Ya menyibak jejeran pohon
kelapa dengan jalan setapak. Bahkan jalan tersebut sudah tidak terurus lagi,
beberapa pelepah pohon kelapa melintang ditengah-tengah jalan setapak. Dengan
berhati-hati aku mengayuh sepedaku. Tujuanku sama seperti sebelumnya, semoga
tidak terjatuh lagi. Sebenarnya kalau lewat jalan besar sih bisa, jadi dijalan
yang ada hutan Mangrove-nya Kemujan – Jelamun, sebelum tanjakan yang ada kantor
BTN kalian belok kanan saja. Sekitar 100 meteran deh dari jalan utama.
Bersepeda melewati jalan setapak |
Sekitar lebih dari 5 menit aku sampai juga dipantai tujuanku.
Ups sampai disini malah ketemu om ku yang sedang membersihan kebunnya. Karena
merasa sebagai keponakan yang baik, aku ikut membantu membakar ilalang serta
pelepah Kelapa yang berjatuhan. Kemudian duduk santai dipantai. Seperti pantai
tadi, pantai ini pun tidak bernama. Dari informasi beberapa teman, ada yang
menyebut dengan nama pantai Pak Carik. Ya karena lahan sebelum pantai ini
adalah milik om ku yang juga sekdes desa kemujan. Ada juga yang menamakan
Pantai Pohon Cemara. Terang saja disini berjejer rapi pohon Cemara menjulang
tinggi.
Apapun nama pantai itu, aku lebih setuju dengan nama pantai
Pohon Cemara. Maaf ya om kalau keponakanmu ini membuat nama sendiri om. Pantai
ini digunakan beberapa warga untuk melabuhkan sampan dan kapal kayunya. Sebelah
selatan pantai ini terlihat jelas hutan mangrove, aku masih ingat waktu masih
SD ikut ayahku menanam bakau diselatan pantai ini. Hemm, kenangan masa kecil
yang mungkin tidak pernah aku lupakan.
Pantai ini cukup bagus untuk menyendiri lagi haaaa. Lihat
disebelah utara berjejer pohon Cemara yang membuat kawasan pantai tidak terjadi
abrasi. Sebelah selatan penuh tumbuhan bakau yang berguna bagi habitat laut
agar tetap berkembang. Dan pasir pantainya pun putih, hanya pada saat aku
kesini angin sedang kencang serta sampah-sampah laut terbengkalai ditepian
pantai. Ini murni sampah laut, bukan sampah buangan warga setempat.
Pantai disaat terkena angin timur, agak kotor karena sampah laut |
Kenapa pantai seperti ini tetap sepi? Iya benar haaaa, karena
pantai ini bukan salah satu destinasi tujuan untuk wisatawan berlibur. Banyak
pantai-pantai yang bagus tapi tidak menjadi tujuan wisata yang ikut paketan.
Tapi kalau kalian tidak ikut paketan dan bawa kendaraan sendiri atau menyewa
motor, kalian bisa sampai ke pantai-pantai seperti ini tanpa harus membayar.
Walau nggak bayar, tapi kalian harus menjaga kebersihan lingkungan pantai, dan
tidak membuang sampah sembarangan.
Jangan salah, pantai ini bisa sebagai alternatif untuk
melihat sunrise. Ini ada beberapa dokumentasi dari temanku mbak Aryani (ditulisannya) waktu main ke Karimunjawa dan menginap
dirumahku. Tuh kan sunrisenya kelihatan bagus. Hem, setiap sudut pantai
Karimunjawa itu tetap indah loh. Nggak hanya Karimunjawa deh, tapi seluruh
Indonesia J
Sunrise di pantai ini akhir tahun 2012 (dok. Mbak Aryani) |
Jadi kalau kalian merasa bingung menuju akses pantai ini,
yang harus kalian lakukan adalah menanyakannya kepada warga setempat. Jangan
sungkan-sungkan, warga Karimunjawa itu baik-baik kok. Lagian nggak bakalan
kalian nyasar kalau jalan di Karimunjawa
Baca juga postingan yang lainnya
namanya lucu juga ya, pak carik itu kan pak sekdes...hehe
BalasHapusIya mbak, namanya memang diambil dari nama sekdes :-D
HapusPantainya sepi, sebenarnya menarik nih, kalau saja tidak kotor :'(
BalasHapusBener, kalau lagi musim bagus disini nggak kotor :-)
HapusKemana-mana naik sepeda rasanya gmana mas? Gak cape?
BalasHapusMenyenangkan mas :-D
HapusPemandangan pantainya di sore hari bagus banget
BalasHapusIni pagi bro :-D
Hapus