Batulawang salah satu dusun yang ada di desa Kemujan,
Karimunjawa. Di sinilah sebagian besar warganya adalah suku Bugis. Suku yang
sama seperti aku, kalau aku sendiri keturunan Mandar & Bugis, heeee. Mudik
kali ini aku sempatkan menuju Tracking
Ujung Batulawang bersama kakak sepupu. Berhubung aku warga Karimunjawa
asli, jadi aman tidak dipungut biaya. Kalau wisatawan kayaknya kena tarif, tapi
tidak tahu berapa kenanya, mungkin sekitar 10k. Aku ke Ujung Batulawang ini sengaja sore hari biar
nggak panas.
Setelah melewati tempat loket, kami beranjak menyusuri
jalanan setapak. Ada tulisan Pandan. Ini adalah menandakan kawasan tersebut
banyak pohon Pandan yang bisa dibuat menjadi tikar. Kami masih menyusuri
melewat beberapa jalan agak licin dan kecil. Sisi kanan jelas sebuah laut
terbentang, dan sisi kiri adalah hutan. Tapi tenang, tidak ada binatang buas
seperti harimau di sini heeee.
Tempat pembayaran Tracking Ujung Batulawang, Karimunjawa |
Akses jalan Tracking Ujung Batulawang, Karimunjawa |
Beberapa kali melewati jalanan bebatuan, sedikit menanjak dan
banyak pohon Pandan, jadi ingat waktu main ke Pantai Timang, Jogja yang banyak pohon Pandan Juga. Akhirnya aku
sampai titik tempat yang pertama. Lokasi ini terdapat dua palng yang
menyebutkan nama-nama tempat. Kapal Batu
dan Goa Jepang; kedua tempat ini
sangat berdekatan dan hanya berjarak 15 meter saja. Jadi aku abadikan beberapa
moment saat disini. Lumayan buat bahan tulisan haaaa.
Sepanjang menyusuri rute pertama di Tracking Ujung Batulawang, Karimunjawa |
Batu Kapal ini bukan lah sebuah kapal yang terbuat dari batu
loh. Tapi sebuah bongkahan batu besar menyerupai bagian depan kapal. Aku tidak
tahu siapa yang memberi nama ini, dan tidak tahu juga asal-usulnya. Mungkin
sesepuh orang sini paham, memang besar kok batunya. Mungkin kalau kita menaiki
batu tersebut dan berdiri didepannya malah kayak pasangan sejoli difilm Titanic (duh korban film).
Ini yang dinamakan Batu Kapal |
Sedangkan Goa Jepang
ini ada di depan Batu Kapal. Goa ini
terendam air dan terkena gempuran ombak. Waktu aku tanya sama bapak (yang
notabene-nya lumayan tahu kawasan sana), katanya itu dulu adalah liang yang
digunakan burung walet untuk bersarang. Jadi kurang tahu siapa yang memberi
nama dengan Goa Jepang. Tuh kan
kurang tahu lagi aku, biarlah pokoknya tulisan ini bakalan aku tulis juga
disempalan naskahku haaaa. Pokoknya kata Goa
Jepang ini beredar baru-baru saja, belum ada 10 tahunan deh.
Goa Jepang, Ujung Batulawang, Karimunjawa |
Sebelum menyusuri lokasi yang kedua, aku sempatkan berfoto
disalah satu bongkahan batu besar dilokasi ini. Yeahhh, berkat bantuan kakak
sepupu akhirnya aku bisa berfoto walau beberapa kali HP rada error karena
tiba-tiba mati. Mungki semalam lupa aku chass haaa. Nasib jarang ada listrik
hanya 6 jam haaaaa.
Melepas lelah di Ujung Batulawang, Karimunjawa |
Oke mengabadikan moment sudah, kali ini perjalanan kami lanjut
ke titik selanjutnya. Disepanjang jalan masih ada beberapa tempat yang cukup
unik loh. Jadi jangan bosan-bosan baca edisi selanjutnya di Tracking Ujung Batulawang ini ya heeee.
Baca juga postingan yang lainnya
ooooo di sini ada goa jepang juga? Kirain cuma ada di Bukittinggi, Bandung, Lombok, ama Gili Trawangan aja :D
BalasHapusDi Jogja juga ada :-D
Hapus