Fans Liverpool menyambut Gerrard dkk di Anfield. (sumber) |
Kekalahan Liverpool saat menjamu Chelsea di
Anfield membuat kompetisi Liga Inggris semakin sengit. Tiga tim masih
berpeluang untuk menjadi juara, Chelsea, Liverpool, dan Man. City saling
berlari untuk menjadi yang terdepan. Prosentase secara matematis City lebih
unggul karena mempunyai sisa pertandingan lebih banyak satu kali, dan lesakan
gol yang sangat bagus. Tapi apa semua itu lantas sudah dipastikan mudah bagi
City untuk juara? Tidak.
Sedikit ada peluang bagi Liverpool dan Chelsea
untuk menang, seperti yang saya tulis dipostingan pertama. Jika City
terlelincir satu kali, maka peluang menjadi juara kembali sama, bisa jadi
Liverpool di atas. Saya tidak membahas Chelsea disini, karena fokus saya lebih
untuk Liverpool. Tim yang saya dukung selama ini.
Ada hal yang menarik bagi pecinta sepakbola
khususnya pendukung Liverpool. Dalam satu dekade ini, Liverpool pernah beberapa
kali menjuarai beberapa tropi. Dan uniknya pencapaian untuk memenangi tropi
tersebut selalu disertai kisah heroic dan dramatis. Masih ingat tahun 2005? Keajaiban
sepakbola saat Liverpool mengalahkan secara dramatis AC. Milan setelah
tertinggal tiga gol, dan akhirnya Liverpool juara dengan adu pinalti. Semua menyebutnya
dengan kata “Miracle of Istanbul”. Semua fans Liverpool dibuat senam
jantung, hal yang sama dirasakan oleh Milanisti.
Selang satu tahun 2006 ketika final FA Cup,
ketika Liverpool mengangkat Tropi FA. Butuh perjuangan keras dan dramatis lagi
untuk memenangkan, detak jantung para fans kembali bergemuruh sampai saat akhir
pertandingan, kembali senam jantung para fans Liverpool. Tahun 2007 kembali
Liverpool melawan AC. Milan difinal Champions, detak jantung kita bergemuruh
saat tertinggal 2:0 walau akhirnya Liverpool kalah dengan skor 2:1. Fans
Liverpool terdiam merasakan detak jantungnya seraya mengucapkan selamat kepada
Milanisti.
Tidak berhenti disana detak jantung bergemuruh,
2012 ketika final Caring Cup. Semua fans Liverpool harus senam jantung untuk
kesekian kalinya. Dan kembali Liverpool dengan dramatis mengangkat tropi
Carling Cup dengan cara adu pinalti. Semua kembali bersorak, dan sudah terbiasa
senam jantung. Benar bukan?
Masih kurang? Ingat awal musim 2013-14 saat
melawan Stoke City? Ketika hampir akhir pertandingan Liverpool dihukum pinalti
karena Agger menyentuh bola dikotak pinalti. Para fans langsung mendadak senam
jantung seraya berdoa agar Mignolet bisa melakukan hal yang luar biasa, dan doa
para fans Liverpool terkabul. Pertandingan lain seperti saat mewalat ke kandang
Fulham, ke kandang West Ham, ke kandang Norwich, sampai saat meladeni City di
Anfiled semua fans dibuat Liverpool untuk senam jantung.
Dan kini, sisa dua pertandingan kedepan juga
akan membuat kita senam jantung. Seperti biasanya, sepakbola selalu menarik dan
mempunyai kisah-kisah yang sulit ditebak. Disaat sebuah tim digadang-gadang
akan mudah memenangi sebuah pertandingan, malah mereka terjungkal. Kita
berharap dua sisa pertandingan ini akan dimenangkan Liverpool, sekalian berdoa
ada “keberuntungan” bagi Liverpool dengan tim lawan (Chelsea dan City)
terpeleset satu kali disisa pertandingan. Harapan ini murni dari saya sebagai
Kopites, mungkin tidak bagus bagi para fans lain. Kalian (fans lain) mempunyai
harapan yang berbeda, jadikan perbedaan ini bukan sebagai permusuhan antar
fans.
“Detak jantungku kadang berdetak dengan cepat,
kadang berdetak lambat seberti biasa. Aku tahu selama masih hidup dan mendukung
Liverpool; detak jantung ini akan kembali berjalan dengan cepat (senam jantung)”.
You’ll Never Walk Alone.
Baca Juga postingan yang lainnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar