Beberapa menit yang lalu
aku sudah mengelilingi Museum RA. Kartini,
dan sempat berbincang dengan salah satu petugas disana. Akhirnya aku memutuskan
lanjut berjalan kaki menuju sebuah benteng peninggalan masa penjajahan di
Jepara. Ini bukan Benteng Portugis
yang ada di Desa Banyumanis, Donorojo yang jaraknya kurang lebih 40an km dari
pusat kota. Kaki ini mantap melangkah ke benteng lainnya, yang ada didekat
pusat kota Jepara.
Pikiran kalian tentu
sedikit bingung apakah didekat pusat kota Jepara ada sebuah benteng? Aku
sengaja iseng bertanya-tanya kepada beberapa penduduk setempat (anak-anak,
pemuda, dan orang tua) disekitar Alun-alun
kota Jepara. Ternyata hampir semua mereka tidak pernah tahu nama Benteng VOC. Lalu aku pancing dengan
kata Taman Makam Pahlawan, mereka
baru tahu tempatnya, tetapi tetap saja tidak paham dengan Benteng VOC. Sudahlah kakiku langsung kulangkahkan ke Benteng VOC yang jaraknya hanya 500
meteran dari pusat kota.
Pintu gerbang benteng VOC Jepara |
Ternyata dari dahulu
Jepara begitu dikenal oleh para penjajah, dan mungkin salah satu tempat yang
cukup strategis untuk pendaratan transportasi laut. Kita tahu adanya benteng VOC dan Benteng Portugis adalah salah satu bukti kalau Jepara merukapan
salah satu tempat yang begitu penting pada masa-masa penjajahan.
Fort Japara XVI atau Benteng VOC
lebih dikenal oleh masyarakat Jepara sebagai Lodji Gunung diperkirakan dibangun pada abad XVI Masehi oleh
Belanda yang mengatasnamakan kepentingan penguasa Jepara pada masa itu. Benteng
ini terletak di sebuah bukit dengan ketinggian 85 meter dari permukaan laut
(mdpl). Di sebelah timur terdapat kompleks makam kuno yang berisi makam
orang-orang Cina dan Belanda. Terdapat pula
Taman Makam Pahlawan Giri Dharma. Gerbang masuk lokasi benteng dibuat cukup
megah bertuliskan "Fort Japara XVI".
(sumber)
Diperkirakan dibangun
pada abad XVII Masehi oleh Kolonial Belanda dengan mengatasnamakan kepentingan
penguasaan Jepara pada masa itu. Benteng VOC terdapat makam tua Belanda yang konon ada makam Kapten Francois Tack
(perwira VOC senior yang ikut berjasa dalam penumpasan Trunajaya dan Sultan
Ageng Tirtayasa. Benteng VOC di
Jepara pada waktu meninggalnya sang Kapten termasuk relatif baru, sehingga
apabila ada perwira Belanda yang dimakamkan di sana akan menjadi kebanggan
pihak Belanda sekaligus untuk menghargai jasa-jasanya (sumber)
Suasana didalam Benteng VOC, Jepara |
Aku mengelilingi Benteng VOC ini, setiap sisinya masih
terlihat jelas bangunan bata yang tersusun. Hanya saja tinggal setinggi 1
meter, ada juga yang lebih tinggi sedikit. Di dalam Benteng VOC terdapat berbagai tamanan, seperti jejeran pohon Palem,
dan sepintas malah seperti sebuah taman. Ternyata ada beberapa muda-mudi
ataupun keluarga yang menjadikan tempat ini sebagai salah satu alternatif untun
berwisata (bersantai). Ya walau masuknya gratis, dan tidak ada yang menjaga,
tetapi sudah selayaknya kita tetap menjaga kebersihan kawasan benteng ini.
Sisa-sisa banguan tembok yang mengelilingi area Benteng VOC |
Dari benteng, kita dapat
melihat laut lepas, terlihat pula pusat kota, stadion Gelora Bumi Kartini, dan beberapa
spot lainnya. Jadi cukup strategis jika di atas ini dulunya
dibangun sebuah benteng yang mempunyai banyak fungsi. Benteng VOC adalah salah satu benteng bersejarah, namun
keberadaannya tidak terlalu diperhatikan orang-orang sekarang. Terkesan benteng
ini sedikit terlupakan, sudah selayaknya saat ini dan seterusnya kita mulai
menjaga dan tidak merusak (mencoret-coret, membuang sampah sembarangan, dll)
dikawasan benteng ini. reruntuhan bangunan ini merupakan sebuah sejarah yang
sangat penting ceritanya bagi Jepara dan Indonesia.
woh ternyata peninggalan kayak gini merata di seluruh negeri ... tanda apakah ini?
BalasHapusDi Jepara juga ada benteng portugis, dan hampir sama nasibnya
Hapuswah mantap asm rullah....
BalasHapussama-sama mas :-)
Hapussepertinya memang benar keberadaannya tidak terlalu di perhatikan toh hanya sedikit orang yang mengetahuinya, padahal peninggalan bersejarah harus di lestarikan..
BalasHapusBenar banget, kadang terbengkalai.
Hapus