Bersepeda/gowes kali ini
mengarahkan aku untuk menuju salah satu situs cagar budaya dikawasan
Sendangtirto, Berbah. Dari beberapa informasi yang aku dapatkan dari grup WhatsApp dan sedikit mem-browsing informasi di Google akhirnya aku tahu letak situs
cagar budayanya tersebut. Karena itu, pagi ini aku ingin sekali mencoba menelisik reruntuhan Candi Klodangan di Sendangtirto, Berbah, Sleman,
Yogyakarta.
Papan petunjuk arah Candi Klodangan, Berbah |
Melalui kos aku menuju
jalan Wonocatur (Blok O), menyusuri jalanan tersebut sampai tanjakan sebelum
lapangan Paskhas aku ambil jalan belok kanan. Sampai disana terus mengikuti
jalan dan sampai pertigaan aku ambil kanan (ini adalah informasi yang aku
dapatkan dari warga setempat). Setelah itu ada pertigaan lagi aku ambil kanan
menuju kearah sawah. Dan disana nanti terlihat papan petunjuk arah ke candi
ini. sebenarnya ada rute juga dari setelah lapangan Paskhas. Tapi aku sengaja
mengambil jalur yang beda.
Salah satu reruntuhan yang tertimbun di Candi Klodangan |
Candi Klodangan sulit
diidentifikasi sebagai candi budha atau candi hindu karena saat ini yang
tersisa dari candi tersebut hanya pondasinya saja. Candi tersebut berada di
kedalaman dua meter di bawah tanah di tengah sawah. Candi ini ditemukan pada
tanggal 3 Juni 1998. Bangunan Candi Klodangan terbuat dari batu putih dan
berdenah bujur sangkar. Candi ini diperkirakan berasal dari abad 9-10 M (gudeg.net).
Sisa-sisa reruntuhan Candi Klodangan, Berbah |
Papan informasi yang masih kosong |
Setelah sampai direruntuhan
situs cagar budaya Candi Klodangan, aku langsung menyusuri dan melihat-lihat
sisa-sisa reruntuhan candi tersebut. Walau sisa bangunannya tidak terlihat
besar dan tinggi, tapi setidaknya disini pernah ada bangunan yang bersejarah.
Hal ini dibuktikan dengan adanya peninggalan reruntuhan candinya. Sebelum sampai
direruntuhan candinya, ada semacam galian yang di dalamnya terdapat susunan
batu. Sepertinya ini adalah sisa peninggalan yang terkubur begitu lama. Dan
bagian inti bangunannya juga sudah runtuh. Tinggal puing-puing bangunan yang
tertata rapi membentuk seperti pondasi bangunan.
Menelisik Reruntuhan Candi Klodangan
Walau masuk kekawasan
situs cagar budaya ini tidak dipungut biaya, bukan berarti kita bisa
semena-mena. Kita harus ikut menjaga dan tidak merusak apapun yang ada disana.
Reruntuhan situs cagar budaya tersebut adalah salah satu dari ribuan bukti
bahwa dulu pernah ada bangunan penting dikawasan ini. Kita harus menjaganya,
agar situs tersebut tidak hilang dirusak oleh segelintir orang yang tidak
bertanggung-jawab
Baca juga postingan yang terkait
Bersepeda ke Kampung Hijau Gambiran: Gajah Wong Educational Park
Bersepeda Menuju Candi Sojiwan, Klaten
Keliling Kota Solo dengan Bersepeda
Baca juga postingan yang terkait
Bersepeda ke Kampung Hijau Gambiran: Gajah Wong Educational Park
Bersepeda Menuju Candi Sojiwan, Klaten
Keliling Kota Solo dengan Bersepeda
Saya baru pertama kali denger situs Candi Klodangan di sini. Suka sedih kalau lihat situs candi yang tinggal puing-puing gini. Mungkin dulunya hancur dan batu-batunya diambilin ya. Kalau masih ada runtuhannya kan sebenarnya masih bisa disusun kembali, istilahnya apa itu, restorasi ya?
BalasHapuswah candi yang tersembunyi ms hehe....
BalasHapusIya mas, walau hanya bongkahan saja :-)
Hapus