Masih
edisi gowes minggu pagi yang bertajuk “nyusur
candi”. Ini edisi jadi beberapa cerita deh dari aku. Selepas capek-capek gowes
dari Candi Sambisari, Liat Rusa Tutul gratis, sarapan di warung Trunojoyo
(pasar prambanan), ternyata wisata kami masih berlanjut. Tujuan akhir nanti
adalah menuju Candi Kalasan.
Setelah
sedikit kepanasan pulang menuju Jogja kembali, kami para goweser yang
seluruhnya adalah goweser dadakan akhirnya mengambil rute untuk pulang dan
mampir di Candi Kalasan. Itu adalah tempat terakhir sebelum kami pulang ke
rumah masing-masing (aku sih ngekos) sesuai rencana sebelumnya. Ketika kami
melewati jalanan Kalasan yang rimbun karena banyak pohon Mahoni (Swietenia mahagoni), pandangan kami
tidak bisa lepas dari berjejeran orang berjualan es Dawet.
Salah satu penjual es Dawet |
Memang
kawasan sepanjang jalanan ini adalah tempat para penjual Es Dawet untuk
berjualan, kalau siang hari kawasan ini sangat ramai orang singgah sejenak
untuk menikmati segarnya Es Dawet. Tanpa komando ternyata teman yang paling
depan langsung membelokkan sepeda untuk singgah disalah satu penjual Es Dawet,
ini artinya kami semua harus menikmati kulineran Es Dawet disiang hari ini.
Kami menikmati Es Dawet siang hari |
Sepeda terparkir disamping tempat es dawet |
Es Dawet itu kalau ditempatku dinamakan Es Cendol, entah kalau didaearah kalian
namanya apa. Pokoknya kalau kalian kesini pasti bakalan tahu apa itu Es Dawet.
Benar saja, rasa dahaga kami setelah gowes agaknya mulai berkurang. Kami
memesan Es Dawet dan langsung meminumnya. Tentu segar banget, siang-siang
setelah kepanasan langsung nyruput Es Dawet. Serasa tenggorokan ini dialiri ribuan kubik air es
Es Dawet |
Nyruput Es Dawet Kalasan
Untuk
menikmati Es Dawet ini kita tidak merogoh kocek dalam-dalam kok. Hanya 3k
pergelas, keculai kita tambahi tape, mungkin nambah 500 perak atau 1k lagi.
Kalau kalian tidak percaya, silakan singgah sendiri kesini, oya bocoran. Kalau
kesini lebih enak itu siang-siang yang panasnya nggak ketulungan. Bisa
dipastikan kalian akan meminum Es Dawet ini lebih dari satu gelas.
Baca juga postingan yang terkait
Sampah itu Nama Soto
Kulineran! Mencicipi Kue Khas “Bugis” di Karimunjawa
Baca juga postingan yang terkait
Sampah itu Nama Soto
Es Dawet itu memang enak banget, dan menyegarkan badan. Tapi kalau es dawet yang dari kalasan saya belum pernah nyoba. Sama kali ya dengan es ddawet dari daerah lainnya.
BalasHapusSalam,
Sama aja bang, hanya disini berjejer-jejer penjualnya :-) Selain di Kalasan di Jogja ada juga tempatnya, dipengok. dekat stasiun lempuyangan :-)
HapusSalam