Sampah,
mungkin kalian tidak asing dengan kata ini. Kali ini aku ingin menulis
berkaitan dengan sampah. Mungkin tulisan ini tidak aku sertai dengan
gambar/picture, karena kejadiannya sangat cepat dan aku sendiri sedang tidak
membawa hp. Hanya melihat dengan indera penglihatanku sendiri, mungkin selain
aku masih ada yang melihat seperti ketiga temanku yang mengajak aku untuk ikut
bermain ke Goa Pindul, Pantai Pok Tunggal, Pantai Siung, serta Pantai Jogan
(Khusus Pantai Jogan selama 10 hari kelokasi ini 2 kali.).
Perjalanan
ini aku menuju Goa Pindul bersama ketiga sahabatku yang sedang galau (Lirik
Ardian, Widya, dan Wulan). Entahlah aku juga tidak tahu kenapa mendadak mereka
bertiga mengajakku untuk menuju Goa Pindul untuk sekedar menghilangkan
kepenatan. Disini aku tidak menulis agenda, denah lokasi Goa Pindul (Mungkin
akan aku tulis di postingan selanjutnya serambi menunggu hasil foto dari
teman).
Kenapa aku
menulis tentang SAMPAH? Adakah yang unik mengenai SAMPAH? Selain KOTOR, BAU,
JOROK ATAU LAINNYA? Silakan kaian pikir sendiri teman, tapi aku akan
menguraikan alasanku kenapa aku harus menulis kata SAMPAH dipostinganku
sekarang ini.
Perjalanan kami
mulai menuju Goa Pindul, Gunungkidul menaiki mobil teman. Sepanjang perjalanan
kami bercanda seraya tertawa bersama-sama. Mungkin ketiga temanku bisa
menghilangkan kegalauan ketika mereka tertawa, tapi aku malah kepikiran dengan “someone”
yang kemarin malam sudah menasehatiku untuk jangan sering-sering main dulu
(Nanti kalau ada waktu menulis, akan aku tulis episode tentang “someone”
tersebut).
Kami menyalip
beberapa mobil yang didepan, aku tidak menghitung berapa mobil yang telah kami
salib ataupun yang telah menyalip kami. Karena otakku sedang tidak perpikir
tentang itu. Ada kejadian unik ketika kami menyusuri jalanan menuju Goa Pindul.
Sebuah sedan (aku lupa namanya yag berplat AB-XXXX-XX) tepat berada didepan
kami. Kami sengaja menguntitnya seperti sedang membuntuti sekelompok perampok,
ups terlalu berlebihan mungkin ya. Hehhehe.
Awalnya tidak
ada yang istimewa dengan mobil itu, namun tanpa kami sadari TIBA-TIBA….. Weessttt
Prookkk…!! Sebuah benda mereka lembarkan dari jendela samping sopir, antara
kaget dan reflek aku berteriak “Wasss#$%^%%^!!!” itu orang asal ngelempar
sampah saja.
Mendengar teriakanku,
kedua temanku yang dibelakang terbangun dari alam mimpi. Mereka sedikit kaget
serta mengingatkanku untuk tidak mengumpat. Aku terdiam sesaat, namun senggang
15 menit untuk kedua kalinya mobil didepanku membuang sampah lagi (Kali ini
kulit jeruk, jiwa detektifku muncul untuk mengidentifikasi sampah yang
dibuang). Aku kembali “ngoceh” memarahi orang didepan (biarlah kalau dosa,
sudah terlanjur). Dan aku hitung mobil didepan telah melempar sampah itu
sebanyak 5 kali, setelah itu mereka mengambil arah yang berbeda dengan kami.
Aku berkata “Apa
dimobilnya itu tidak ada tempat sampah ya? Mobil inipun tidak ada tapi kita
masih setia menaruh sampah diplastik ini” kataku ke teman-teman.
Sampai di Goa
Pindul, kami melakukan aktifitas (baca nanti aktifitas di Goa Pindul pada
postingan selanjutnya). Selesai di Goa Pindul kami lanjutkan ke Pantai Pok
Tunggal. Sebelumnya aku ingin membuang sampah yang dimobil ke area parker Goa
Pindul, tapi saying disanapun tidak ada tempat untuk membuang sampah, aku
terpaksa menaruhnya kembali dimobil.
“Kok sama,
tidak ada tempat sampah di parkiran mobil ini…….”
Menuju pantai
Pok Tunggal, kali ini didepan kami sebuah mobil Xenia plat (B-XXXX-XXX) mobil
dari Jakarta, batinku. Aku hanya menikmati perjalananku dengan santai seraya
mengisi perut dengan amunisi makanan gratis yang dibeli teman-teman (nebeng
banget aku ya).
Kejadianpun berulang,
apakah ini namanya DEJAVU? Sopir mobil didepan membuang sebauh plastic tanggung
warna putih berisikan sampah dengan sembarangan. Prooakkk!!! Aku kembali
mengumpat (untuk kedua kalinya). Kali ini pikiranku, kok sopir ini tidak
memikirkan orang dibelakangnya, padahal bagian sisi kanan rawan dengan orang
lewat dari lawan arah ataupun motor yang akan menyalipnya.
Tiga kali
sopir mobil itu membuang sampah sembarangan, sehingga selama perjalanan itu aku
melihat 2 mobil dengan aktifitas 8 kali membuang sampah sembarangan. Akupun mulai
menggelengkan kepala.
“Apa tidak
ada kesadaran tentang peduli lingkungan mereka? Apakah ini adalah sedikit
cerminan kebiasaan kita tidak peduli dengan kebersihan?”
Aku tidak mau
membandingkan dengan kebiasaan orang manca dalam membuang sampah, karena
terlalu jauh perbedaan kita dengan mereka. Aku disini hanya bisa berguman “Jika
dalam satu hari ada 10 mobil yang membuang sampah sembarangan? Bagaimana dalam
setahun?” aku tidak bisa memikirkannya.
Aku hanya
berharap, mulai dari sekarang marilah kita sedikit mengerti dan peduli dengan
lingkungan. Mulai membiasakan untuk bertindak yang benar mengenai sampah. Buanglah
sampah pada tempatnya, kalaupun kita dalam perjalanan, kita harus bisa
mengetahui dimana seharusnya kita membuang sampah itu.
Kalau kita
tidak menemukan tempat sampah hal yang harus kita lakukan adalah “SIMPAN SAMPAH
ITU DIPLASTIK, DAN BAWA PULANG!!!!”
Baca juga postingan yang lain Rindu Membaca Dongeng dan Cerita Anak
Baca juga postingan yang lain Rindu Membaca Dongeng dan Cerita Anak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar