Masih ingatkah kita
sewaktu masa kecil suka membaca buku cerita? Lalu apa ayang kalian baca untuk
kata pembukanya? Alkisah, Pada zaman dahulu, Dahulu kala, atau apa? Setidaknya
segelintir kata ataupul kalimat yang saya tulis ini pastinya begitu familiar
diotak kita pada saat awal kita bisa membaca cerita.
Saya tidak tahu kenapa
akhir-akhir ini cerita tantang anak-anak menjadi sangat “langka” untuk
ditemukan. Kalaupun ada itu hanya cerita lama yang dikemas seperti baru, saya
kadang berpikir apakah memang sudah tidak zamannya lagi menulis cerita
anak-anak. Yang saya takutkan lagi kalau
nasib cerita anak tidak jauh beda dengan basib lagu anak-anak yang sudah mulai
terkikis oleh banyak hal lainnya.
Pada zamanku, cerita anak
itu masih begitu banyak. Selain konsistennya salah satu majalah anak-anak, ada
juga banyak buku cerita yang menceritakan tentang hikayat atau cerita-cerita
rakyat di Indonesia. Dan semua itu menambah semangat saya untuk melahap setiap
cerita yang ada.
Pada dasarnya, anak kecil
lebih mudah belajar membaca itu ketika kita sodorkan buku bacaan yang menarik
bagi dia. Yang bisa membuat imajinasi mereka selalu berkembang dan bisa membuat
dia semakin bersemangat untuk membaca.
Cerita-cerita anak kecil
yang diawali dengan kata “Alkisah, Pada dahulu kala, Diceritakan, atau apapun
itu” membuat sang pembaca berimajinasi dia sedang berada dinegeri antah
berantah yang masih begitu kental dengan kerajaannya. Kumpulan cerita itu sering disebut dengan kata
“Dongeng”.
Setiap selesai membaca
dongeng, biasanya anak kecil langsung paham apa tujuan atau pelajaran yang
didapatkan dari cerita itu. Karena setiap dongeng selalu disisipkan dengan
pelajaran mengenai sifat, tingkah laku dan lainnya. Tujuannya agar anak
tersebut bisa mengikuti atau belajar dan berusaha menjadi lebih baik lagi.
Sisipan pelajaran yang
ada pada dongeng biasanya lebih cepat bisa dicerna oleh anak kecil, maka dari
itu jika kita menulis sebuah cerita anak cukuplah tidak bertele-tele ataupun
tidak terlalu panjang lebar ketika menulis. Selain itu juga diperhatikan
kata-kata yang digunakan jangan sesuatu hal yang sedikit tidak dipahami oleh
pembaca. Ini dikarenakan setiap anak lebih suka membaca cerita yang simpel dan
tidak menjemukan. Mulai dari nama tokoh, karate, dan dialognya.
Walau pada akhir-akhir
ini dongeng sudah mulai tergusur oleh novel remaja, atau lainnya. Harapan saya
tetaplah ada secuil orang yang tetap setia memberikan hasil karyanya untuk
dapat dikonsumsi pada anak kecil. Tentunya kita masih kangen cerita-cerita yang
seperti “Kancil dan Buaya, Cerita Panji Laras, dan cerita lainnya” yang masih
kita ingat lainnya.
Memang tidak mudah untuk
menulis cerita anak/dongeng yang bagus, tapi setiap usaha pasti ada hasilnya.
Dan karena itu terkadang saya menulis sebuah cerita anak yang suatu saat ingin
saya publikasikan. Entahlah melalui apa pubikasinya, yang penting bisa dibaca
oleh anak kecil pada saat mendatang.
Pada intinya saya menulis
ini karena saya merasa kangen dengan cerita anak/dongeng yang bisa say abaca
sebelum tidur, yang bisa saya nikmati ketika sedang ada waktu luang, yang bisa
membius saya ketika saya sedang tak tahu mau berbuat apa. Semoga rasa ini tidak
hanya terjadi pada saya, tetapi juga terjadi kepada setiap pembaca lainnya.
Baca juga postingan yang lain Nggak butuh dengan Hari Valentine
Baca juga postingan yang lain Nggak butuh dengan Hari Valentine
Tidak ada komentar:
Posting Komentar